Isu Terkini

Dilantik Jokowi di Istana, Ini Kekayaan Empat Pejabat Baru Kabinet Indonesia Maju

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Biro Pers Setpres

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik empat pejabat baru di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/21). Proses pelantikan disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Mereka yang dilantik Kepala Negara, antara lain Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Bahlil Lahadalia ditunjuk sebagai Menteri Investasi dan Laksana Tri Handoko dipercaya sebagai Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Selain itu, Jokowi juga melantik Indrianto Seno Adji sebagai Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seperti apa profil mereka? 

1. Nadiem Makarim

Dari sejumlah nama menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM), pria yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada 23 Oktober 2019 ini paling menjadi sorotan publik pada momen jelang reshuffle kali ini. Beragam isu menghantamnya bertubi-tubi belakangan ini, mulai dari hilangnya frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan 2020-2035, menyegerakan sekolah tatap muka, kriteria kenaikan bantuan kuliah yang dikritik, hingga hilangnya Pancasila dan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan tinggi di Peratuan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. 

Terbaru, namanya juga disebut dalam polemik hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Hingga akhirnya terungkap bahwa kamus ini disusun sebelum Nadiem menjabat sebagai Mendikbud. 

Ia merupakan salah satu menteri muda di pemerintahan saat ini selain Sandiaga Uno yang menggantikan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebelum menjabat menteri, Nadiem dikenal sebagai pendiri sekaligus CEO Gojek pada tahun 2010.

Baca juga: Jokowi Reshuffle Hari Ini, Nadiem Disebut Jadi Mendikbud Ristek | Asumsi

Dirangkum dari situs tokoh dunia Biografiku, pria yang memiliki nama lengkap Nadiem Anwar Makariem ini lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Ia merupakan putra dari Nono Anwar Makarim yang merupakan pengacara dan praktisi hukum ternama, yang merupakan bekas bos dari pengacara Hotman Paris Hutapea. Ibu Nadiem bernama Atika Algadri, anak dari Hamid Algadri yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan.

Nadiem menikahi Franka Franklin di Bali pada tahun 2014 lalu dan dikaruniai putri bernama Solara Franklin Makarim.  Ia merupakan lulusan jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat dan meraih gelar Master Business Of Administration (MBA) di Harvard Business School, Harvard University.

Sebelum memimpin Gojek, Nadiem mengawali karirnya sebagai konsultan manajemen di perusahaan konsultan Mckinsey & Company di tahun 2006, kemudian menjabat sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia, hingga Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku.

Majalah Globe Asia melaporkan total kekayaan Nadiem pada tahun 2018 mencapai Rp1.4 trilyun. Latar belakangnya yang berpengalaman di bidang teknologi hingga terjun memimpin perusahaan rintisan (start up), bakal membawanya memikul tanggung jawab baru yang lebih besar, sebagai Mendikbud Ristek.  

2. Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia yang ditunjuk sebagai Menteri Investasi, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Mengutip dari Tribun News, pria kelahiran Banda, Maluku, pada 7 Agustus 1976 ini pernah berkarier sebagai karyawan salah satu bank selama enam bulan, mendirikan perusahaan konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI) dengan jabatan sebagai direktur wilayah Papua, hingga membangun perusahaan perdagangan (trading) kayu.

Baca juga: Reshuffle Kabinet Jokowi, Gimana Jatah Partai Oposisi? | Asumsi

Saat ini, Bahlil memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company. Meski kini dikenal sebagai pengusaha, ia besar dari keluarga yang sederhana. Ayahnya merupakan seorang kuli bangunan sedangkan sang ibunya merupakan buruh cuci.

Semasa kanak-kanak dan remaja, Bahlil mengaku pernah berjualan kue dan menjadi kondektur hingga part time menjadi sopir angkot. Ia menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.

Pada semester enam, ia menderita busung lapar. Sejak itu, dirinya bertekad untuk keluar dari kemiskinan, dengan bekerja keras hingga membawanya pada posisi seperti sekarang. 

Total kekayaannya saat ini, dilaporkan mencapai Rp300,4 miliar, berdasarkan hasil Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK pada 31 Desember lalu. 

3. Laksana Tri Handoko

Mengutip situs LIPI, Laksana Tri Handoko menjadi Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setelah dilantik oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI pada 31 Mei 2018. Sebelumnya, Handoko merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI sejak tahun 2014. 

Pria berkacamata ini lahir di Malang 7 Mei 1968. Pada tahun 1993, pria yang dikaruniai dua anak tersebut meraih gelar Strata 1 Fisika dari Universitas Kumamoto Jepang. Di tahun 1995, Handoko meraih gelar Master di Universitas Hiroshima Jepang bidang fisika teori. 

Kemudian pada tahun 1998, ia memperoleh gelar doktor pada universitas yang sama. Handoko memulai karir sebagai peneliti di Pusat Penelitian Fisika tahun 1987 dan menjadi Kepala Grup Fisika Teori dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika tahun 2002-2012. Selanjutnya tahun 2012-2014, menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI. 

Ia merupakan satu di antara sejumlah fisikawan teori Indonesia yang berfokus penelitian teori fisika partikel. Tak hanya itu, Handoko juga merupakan satu diantara penggagas Grup Fisikawan Teoritik Indonesia dan Masyarakat Komputasi Indonesia.

Baca juga: Swafoto Bareng Megawati, Isyarat Nadiem Aman dari Reshuffle? | Asumsi

Dikutip dari Tribun News, pada tahun 2020 jumlah kekayaannya mencapai Rp5,637 miliar. Hal ini diketahui dari LHKPN yang terakhir kali dilaporkan pada tahun 2020.

4. Indrianto Seno Adji 

Indriyanto ditunjuk Kepala Negara sebagai Dewan Pengawas KPK untuk menggantikan Artidjo Alkostar yang berpulang. Kiprahnya di dunia hukum diperhitungkan sebagai akademisi hingga Guru Besar Hukum Pidana di Universitas Krisnadwipayana. 

Mengutip Detik.com, pada tahun 2015 ia pernah ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai pelaksana tugas (Plt) Pimpinan KPK bersama dengan Taufiqurrahman Ruki dan Johan Budi. Ketiganya menggantikan Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Busyro Muqoddas.  

Hal ini menyusul kisruh antara KPK dan Polri usai lembaga antirasuah menetapkan calon tunggal Kapolri, Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka rekening gendut.

Selepas menjadi Plt Pimpinan KPK, pria kelahiran 11 november 1957 ini, menjadi salah satu anggota panitia seleksi (pansel) Pimpinan KPK. Kala itu, ia bekerja bersama Yenti Garnasih, Harkristuti Harkriswono, Hamdi Muluk, Marcus Priyo Gunarto, Hendardi, Al Araf, Diani Sadia Wati, dan Mualimin Abdi.

IDX Channel melaporkan, ia telah dua kali menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yakni pada 19 Maret 2015 dan 29 Desember 2015. Dalam laporan terakhirnya dia mencatat kekayaan sebanyak Rp10.704.759.957 dan USD200.000.

Harta tersebut terdiri dari aset tanah sebesar Rp7.223.183.000 yang berada di Jakarta dan Tangerang Selatan, Banten. Kemudian dua unit mobil senilai Rp1.650.000.000 yang terdiri dari Range Rover tahun pembuatan 2010 dan Mercedez Benz tahun pembuatan 2009.

Indrianto juga melaporkan kepemilikan harta bergerak lainnya seperti logam mulia dengan nilai Rp10 juta. Sementara dia tidak memasukkan utang dalam laporannya.

Share: Dilantik Jokowi di Istana, Ini Kekayaan Empat Pejabat Baru Kabinet Indonesia Maju