Internasional

Demo Besar-Besaran Mahasiswa AS Tuntut Hentikan Serangan Israel

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Texas Tribune/Julius Shieh/Para pengunjukrasa di UT-Austin

Mahasiswa di Amerika Serikat (AS) menggelar unjuk rasa besar-besaran di sejumlah kampus guna menuntut dihentikannya agresi Israel terhadap Palestina. France 24 melaporkan, demonstran berkumpul di kamp-kamp protes untuk menuntut perguruan tinggi mereka memutuskan hubungan keuangan dengan Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memicu konflik berbulan-bulan di Gaza.

Mahasiswa di Universitas Columbia kembali melanjutkan protes mereka berselang beberapa hari setelah mereka diusir oleh polisi. Sejumlah universitas bergengsi yang tergolong dalam Ivy League di Amerika telah terlibat dalam kontroversi sejak serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober dan pemboman Israel terhadap Gaza.

Meskipun beberapa pelajar memprotes perang dengan keras, sebagian pelajar lainnya mengecam aksi yang dinilai sebagai meningkatnya sentimen anti-Semitisme.

“Situasi tegang ini menempatkan para pemimpin lembaga-lembaga tersebut di kursi panas, dengan tekanan dari para politisi dan donor,” demikian laporan France 24, seperti dikutip pada Kamis (25/4/2024).

Di Austin, polisi menangkap lebih dari dua lusin pelajar dalam aksi protes di Universitas Texas (UT)-Austin yang tengah menyuarakan dukungan terhadap Palestina, Rabu (24/4/2024). Melansir Texas Tribune, aksi penangkapan itu terjadi setelah petugas polisi mencoba membubarkan pengunjuk rasa dengan menggunakan kuda dan perlengkapan antihuru-hara. Sedikitnya 34 orang pelajar dan dua awak media ditangkap dalam aksi protes yang berujung ricuh tersebut.

Ratusan mahasiswa itu mulanya keluar dari kelas untuk menuntut divestasi UT-Austin dari produsen yang memasok senjata Israel dalam serangannya di Gaza. Demonstrasi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan sebelum pihak berwenang turun tangan, meskipun polisi beberapa kali memerintahkan para pengunjuk rasa untuk bubar dan memperingatkan mereka bahwa mereka akan ditangkap karena masuk tanpa izin.

Polisi kampus awalnya tampak terbuka untuk bernegosiasi dengan pengunjuk rasa ketika mereka tiba, namun upaya tersebut gagal dalam satu jam pertama. Seorang petugas memilih seorang penyelenggara protes yang mengenakan syal emas, dan mengatakan bahwa dia akan menjadi “orang pertama yang pergi.” Pengunjukrasa itu adalah orang pertama yang ditangkap.

Setelah itu, polisi kembali memborgol pelajar tersebut dengan menggunakan ikatan plastik putih. Petugas bersenjatakan pentungan membentuk barisan dan mendorong pengunjuk rasa mundur, dan banyak di antara mereka yang terjatuh ke tanah.

Orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pengamat hukum berteriak meminta nama mereka yang dibawa ke Penjara Travis County. Siswa yang menghadapi penangkapan menggunakan spidol untuk menuliskan nomor telepon pengacara di lengan mereka. Menurut catatan Penjara Travis County, segelintir pengunjuk rasa menghadapi tuduhan pelanggaran pidana, yang diklasifikasikan sebagai Pelanggaran Kelas B.

Para pengunjuk rasa mahasiswa berkumpul kembali di South Mall, di mana mereka untuk sementara mendirikan beberapa tenda. Penegakan hukum mengusir para pengunjuk rasa keluar dari halaman, membentuk perimeter di belakang penghalang rantai dan mendorong mereka ke trotoar.

“Ini adalah hari yang kelam bagi UT,” kata Cally Hibbs, alumni Universitas Texas yang ikut serta dalam protes tersebut.

“Ini membuat saya berlinang air mata. Kami diizinkan untuk berkumpul secara damai di sini, di universitas negeri,” sambungnya.

Sementara itu, Rektor UT-Austin, Jay Hartzell mengatakan ini adalah hari yang menantang bagi banyak orang. Namun ia tampak membela tindakan polisi dan aparat. “Para pengunjukrasa berusaha mewujudkan niat mereka untuk menduduki kampus,” ujar Hartzell.

“Orang-orang yang tidak berafiliasi dengan UT bergabung dengan mereka, dan banyak yang mengabaikan permohonan terus-menerus dari pejabat Universitas untuk menahan diri dan segera membubarkan diri. Universitas melakukan apa yang kami katakan akan kami lakukan dalam menghadapi tindakan yang dilarang,” sambungnya.

Share: Demo Besar-Besaran Mahasiswa AS Tuntut Hentikan Serangan Israel