Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sugiono menegaskan bahwa partainya tidak setuju dengan wacana penundaan Pemilu 2024 yang disampaikan beberapa pihak, yang diklaim mewakili masyarakat.
Sugiono menegaskan Gerindra taat pada ketentuan dan asas konstitusional yaitu UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
“Gerindra akan selalu taat kepada ketentuan dan asas konstitusional. UUD NRI tahun 1945 menyatakan bahwa Pemilu dilaksanakan secara ‘luber’ dan ‘jurdil’ setiap lima tahun sekali dan itu merupakan sebuah perintah yang jelas dari konstitusi kita,” kata Sugiono Selasa (1/3/2022) dikutip dari Antara.
Masyarakat tidak ingin ditunda: Menurut Sugiono, bangsa Indonesia sudah memilih demokrasi sebagai sistem politik dan salah satu perwujudannya adalah dilaksanakannya pemilihan umum secara tetap dan periodik.
Gerindra menilai tanggapan rakyat juga menunjukkan keinginan agar pelaksanaan pemilu tersebut diselenggarakan sesuai waktu yang telah ditetapkan di tahun 2024. Hal ini juga didukung oleh Pemerintah dan DPR juga sudah menyepakati bahwa tanggal pelaksanaan Pemilu tersebut ditetapkan pada 14 Februari 2024.
“Hal-hal tersebut menurut saya merupakan alasan-alasan mengapa kami tidak setuju dengan wacana penundaan Pemilu 2024,” kata Sugiono.
Tunggu pernyataan resmi Prabowo: Terkait sikap resmi partainya, Sugiono mengatakan pada waktunya Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menyampaikan pernyataannya.
Sugiono menilai wacana penundaan Pemilu 2024 juga masih merupakan isu yang beredar di luar jalur formal di eksekutif maupun legislatif.
Partai yang menolak: Wacana penudaan pemilu sebelumnya diumumkan sejumlah politisi dari beberapa partai. Adapun beberapa partai yang menegaskan penolakannya terhadap wacana itu antara lain Demokrat, PKS, NasDem, Perindo, termasuk partai pendukung pemerintah, PDIP.
Baca Juga:
Gaduh Minta Pemilu Ditunda Bawa-Bawa Kepuasan Rakyat
Perludem Sebut Wacana Tunda Pemilu Gegara Pertumbuhan Ekonomi Tak Lazim