Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang bilang kalau Indonesia bakalan bubar pada tahun 2030 masih menuai kontroversi di berbagai kalangan. Pernyataan itu tersebar dalam sebuah video yang diposting di akun resmi Facebook Gerindra pada Senin, 19 Maret lalu.
“Saudara-saudara. Kita masih upacara. Kita masih menyanyikan lagu kebangsaan. Kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030,” kata Prabowo Subianto dalam video yang terpampang tulisan “Konferensi Nasional dan Temu Kader”.
Baca juga: Indonesia Disebut Bakal Bubar di Tahun 2030, Apa Maknanya?
Pernyataan itu ternyata enggak cuma sekali aja diucapin oleh Prabowo, Pada 18 September 2017 lalu, mantan Perwira TNI Angkagan Darat ini juga pernah mengatakan hal yang sama saat ia menjadi pembicara di Universitas Indonesia.
“The Ghost Fleet ini sebuah novel, tapi ditulis oleh dua ahli strategi dari intelijen Amerika, menggambarkan sebuah skenario perang antara China dan Amerika tahun 2030. Yang menarik bagi kita dari sini hanya satu, mereka meramalkan kalau 2030 Republik Indonesia sudah tidak akan ada lagi,” ujarnya berapi-api.
Baca juga: Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, AHY: Orang Pesimis Biasanya Cepat Kalah
Peter W. Singer, penulis novel The Ghost Fleet bahkan juga ikutan ngasih tanggapan terkait penyataan Prabowo, lho. Peter menyampaikan tanggapan itu lewat cuitan di akun Twitternya, @peterwsinger. Penulis asal Amerika Serikat tersebut justru menanggapi keriuhan yang diakibatkan ucapan Prabowo dalam sebuah acara Konferensi Nasional dan Temu Kader Partai Gerindra dengan gurauan.
“Sudah banyak interpretasi setelah membaca buku ini, namun ini yang paling luar biasa,” cuit Singer sambil mencantumkan sebuah tautan berita mengenai Prabowo dan pernyataannya terkait ramalan Indonesia bubar.
Indonesian opposition leader cites #GhostFleet in fiery campaign speecheshttps://t.co/cLXJaYnUAK
There have been many unexpected twists and turns from this book experience, but this may take the cake… pic.twitter.com/KcRmUO2nzx— Peter W. Singer (@peterwsinger) March 21, 2018
Lalu, seperti apa sih sebenarnya fakta-fakta tentang novel The Ghost Fleet yang jadi bahan referensi Prabowo?
Novel yang jadi rujukan Prabowo itu ditulis oleh P.W Singer dan August Cole, serta memiliki tebal sebanyak 400 halaman. Buku itu diterbitkan pada 30 Juni 2015 oleh Houghton Mifflin Harcour di New York, Amerika Serikat. Seperti sebuah novel fiksi pada umumnya, ‘Ghost Fleet’ juga ngasih bahan cerita yang penuh imajinasi.
Baca juga: Prabowo Akhirnya Buka Suara Soal Pernyataan ‘Indonesia Bubar 2030’
Seperti yang kita ketahui, sebuah novel fiksi adalah novel yang menceritakan sesuatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dalam novel dengan sampul buku berwarna biru itupun juga bercerita tentang suatu kejadian yang tidak terjadi, alias hanya karangan semata. Di mana garis besar ceritanya tentang penggambaran perang dunia ke-3.
Diawali dengan kisah seorang geologis China bernama Zu Zhin yang lagi berada di sebuah kapal selam. Sebagai seorang geologis yang jauh dari keluarga, Zu Zhin digambarkan tengah merindukan istrinya.
Konflik kemudian mulai muncul ketika pecahnya perang dunia ketiga antara Amerika Serikat melawan China dan Rusia. Dalam novel itu, digambarkan bahwa China punya teknologi canggih dan mampu melumpuhkan sistem satelit dan Global Positioning System milik Amerika Serikat.
Amerika Serikat pun tak tinggal diam dan melakukan perlawanan. Istilah ‘Ghost Fleet’ judul muncul sebagai upaya perlawanan terakhir, di mana secara harfiah arti dari ‘Ghost Fleet’ adalah ‘Armada Hantu’ mengacu pada armada cadangan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Di dalam novel ini, sebenarnya negara Indonesia enggak punya banyak peran dalam cerita. Daerah itu hanya digambarkan sebagai tempat melintasnya pelayaran dunia.
“Lebih dari separuh pelayaran dunia melewati jalur ini, yang mengakibatkan setiap titiknya berbahaya dan menjadi kekhawatiran global,” kata Komandan Simmons sambil menunjuk peta wilayah Indonesia, seperti ditulis di novel The Ghost Fleet.
Baca juga: Jokowi-JK Tanggapi Pernyataan Prabowo Soal ‘Indonesia Bubar 2030’
Namun dalam kisah di buku itu, Indonesia ceritanya bukan lagi menjadi sebuah negara yang berdiri dan memiliki kedaulatan. Di sana, negara yang punya ideologi Pancasila itu disebut sebagai ‘bekas Negara Indonesia’.
“Sekitar 600 mil jalur antara bekas Negara Indonesia dan Malaysia, kurang dari 2 mil lebarnya pada jarak tersempit, hampir memisahkan masyarakat otoriter Malaysia dari kekacauan, Indonesia lenyap setelah Perang Timor kedua.”