Covid-19

Studi: Lebih Dari Satu Juta Anak Kehilangan Orang Tua Selama Pandemi, Dampak Serius Mengintai

Admin — Asumsi.co

featured image
Larm Rmah/ Unsplash

Sebuah studi melaporkan bahwa lebih dari satu juta anak telah kehilangan orang tua atau kakek-nenek kustodian karena kematian Covid-19.

Studi itu dibuat dalam rangka menjelaskan konsekuensi jangka panjang pandemi Covid-19 bagi keluarga dan masa depan kesehatan mental, serta kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.

Tim peneliti berasal dari CDC, USAID, Bank Dunia, hingga University College London. Penelitian dilakukan secara global sejak 1 Maret 2020 hingga 30 April 2021.

Studi dilakukan dengan menghitung kematian di 21 negara yang menyumbang lebih dari 76 persen dari semua kasus Covid-19, yakni  Argentina, Brasil, Kolombia, Inggris dan Wales, Prancis, Jerman, India, Iran, Italia, Kenya, Malawi, Meksiko, Nigeria, Peru, Filipina, Polandia, Federasi Rusia, Afrika Selatan, Spanyol, Amerika Serikat, dan Zimbabwe.

Para peneliti menggunakan metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah anak secara global yang akan menjadi yatim piatu karena AIDS.

Lebih dari satu juta anak kehilangan orang tua

Dalam studi yang dipublikasikan di The Lancet, peneliti memperkirakan 1.134.000 anak kehilangan pengasuh utama mereka, seperti salah satu orang tua atau kakek-nenek yang merawat mereka. Dari jumlah tersebut, 1.042.000 anak kehilangan ibu atau ayah, atau keduanya, kebanyakan kehilangan salah satu, bukan kedua orang tuanya.

Secara keseluruhan, 1.562.000 anak diperkirakan telah kehilangan setidaknya satu pengasuh primer atau sekundernya.

Baca Juga: Cara Agar Anak Bisa Buat Orang Tua Mau Divaksin | Asumsi

Negara-negara dengan jumlah tertinggi anak-anak yang kehilangan pengasuh utama (orang tua atau kakek-nenek) adalah Afrika Selatan, Peru, Amerika Serikat, India, Brasil, dan Meksiko.

Studi ini juga menemukan bahwa untuk setiap negara, kematian terkait Covid-19 lebih besar pada pria daripada wanita, terutama di usia paruh baya dan lebih tua. Sehingga, ada hingga lima kali lebih banyak anak yang kehilangan ayah daripada yang kehilangan ibu.

Kakek-nenek kustodian adalah kakek-nenek berusia 60–84 tahun yang tinggal bersama cucu yang tidak memiliki orang tua.

Masuknya kakek-nenek dalam penelitian karena mereka sering mendukung kebutuhan psikososial, praktis, atau keuangan cucu mereka. Di AS misalnya, 40 persen kakek-nenek yang tinggal serumah dengan cucu mereka adalah pengasuh utama. Di Brazil, 70 persen anak-anak di Brasil menerima dukungan keuangan dari kakek-nenek mereka.

Timbulkan banyak dampak negatif

Melansir CNN, para peneliti menyampaikan anak-anak yang kehilangan orang tua atau pengasuhnya seperti kakkek-nenek tidak hanya akan langsung mengalami stres, mereka juga sangat rentan menderita penyakit, dianiaya, dan menderita kemiskinan.

Pada gilirannya, imbas dari kondisi itu akan meningkatkan risiko bunuh diri, kehamilan remaja, penyakit menular termasuk HIV/AIDS, dan penyakit kronis akan meningkat.

“Dari penelitian ini, kami tahu bahwa kehilangan orang tua atau pengasuh dapat mengubah kehidupan anak-anak dan berpotensi mempengaruhi perkembangan mereka,” kata Chuck A. Nelson, penulis studi dari Rumah Sakit Anak Boston.

Baca Juga: Anak Mulai Tumbuh Besar, Bagaimana Menyiapkan Dana Pendidikan? | Asumsi

Para peneliti menyampaikan studi mereka menyoroti yatim piatu sebagai konsekuensi yang muncul selama pandemi namun luput dari pemantauan. Mereka menekankan bahwa memberikan dukungan psikososial dan ekonomi kepada anak-anak yang kehilangan pengasuhnya menjadi bagian penting dalam menanggapi pandemi Covid-19.

Share: Studi: Lebih Dari Satu Juta Anak Kehilangan Orang Tua Selama Pandemi, Dampak Serius Mengintai