Keuangan

Anak Mulai Tumbuh Besar, Bagaimana Menyiapkan Dana Pendidikan?

Ilham — Asumsi.co

featured image
unsplash

Ketika kamu sudah berkeluarga dan buah hati mulai tumbuh besar, banyak pengeluaran yang harus dipersiapkan oleh orangtua. Namun, ada salah satu hal yang paling penting, yaitu menyiapkan pendidikan untuk masa depan anak.

Kita tahu, setiap tahun biaya sekolah naik. Meski ini pandemi, tetap saja perlu adanya uang pembangunan atau uang pangkal sebagai syarat untuk masuk sekolah. Apalagi, bila uang masuk sekolah swasta yang berbeda-beda, tergantung fasilitas dan kualitasnya.

Tejasari Asad dari Tatadana Consulting mengatakan bahwa, idealnya memang orangtua menyiapkan dana pendidikan sejak jauh-jauh hari. Dengan dana tersebut, orangtua bisa menyusun rencana cadangan bila anak gagal masuk sekolah di pilihan pertama.

Baca Juga: Mengenal Reksa Dana Syariah | Asumsi

Menurutnya, maksimal menyiapkan dana pendidikan adalah, tiga tahun sebelum anak masuk sekolah. Jadi, kalau masuk SMP tahun ini, sudah harus mempersiapkan dana untuk masuk ke jenjang berikutnya. Persiapan dana sejak jauh hari, antara lain untuk mengatasi inflasi. 

Semakin ditunda persiapan biaya pendidikan, kemungkinan untuk memiliki dana pendidikan yang cukup juga akan semakin kecil.

Rencana Sekolah Dimana?

Pertama yang perlu dilakukan menurut Teja adalah, merencanakan sekolah di mana dan dimulai dari mana. Idealnya memang, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), lalu kuliah. Namun, kalau kemampuan terbatas, tidak harus semua jenjang menyiapkan dananya.

“Biasanya aku menyarankan kepada orangtua untuk merencanakan biaya kuliah, karena dana tersebut yang paling mahal dan kenaikan harganya lumayan. Kecuali, kalau memang setiap jenjang masih bisa dipenuhi dengan uang yang ada, itu bagik,” ucap Teja saat dihubungi Asumsi.co, Senin (12/7/2021).

Jadi, perlu tahu mulai sekolahnya dari mana. Apakah dari TK, SD, SMP, SMA. Jika dimulai dari masuk TK, berarti harus disiapkan uang masuknya hingga empat atau lima tahun ke depan. Sebab, biaya tersebut bisa saja naik.

“Setelah tahu berapa biayanya, kita siapin rencananya. Misal, TK Rp5 juta, empat tahun lagi pastinya harganya berubah. Kalau asumsi Rp6 juta. Selama empat tahun itu kita siapin bagaimana nabungnya. Misal Rp150 ribu per bulan. Jadi, untuk masuk TK harus menyiapkan dana Rp150 ribu  per orang. Nanti buat SD begitu juga nabung, SMP nabung, SMA nabung,” tuturnya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Pakai Metode 50/30/20? | Asumsi

Kalau dihitung-hitung, kata Teja, menyiapkan dana pendidikan setiap jenjang memang membutuhkan biaya tinggi. Bila dananya terbatas, bisa langsung menyiapkan dana kuliah. 

“Misal, Rp50 juta uang pangkalnya, ditambah satu semester menjadi Rp100 juta. Asumsi ada kenaikan menjadi Rp200 juta, dibagi 18 tahun. Jadi mesti nabung satu juta sebulan buat si anak. Buat rencana, apakah harus nabung, harus investasi di reksadana. Kalau dana kita enggak mampu, bertahap saja,” katanya.

Perlu Investasi atau Asuransi Pendidikan

Teja mengatakan sebetulnya selain menabung, kita bisa memilih instrumen investasi yang lain. Seperti, investasi emas, saham, reksadana, deposito ataupun asuransi pendidikan. Menurutnya, untuk pilihan investasi tergantung orangnya.

Misal reksadana, kalau mau investasi di sana usahakan dalam jangka panjang, yakni 3-5 tahun. Apalagi, imbal hasil investasi biasanya lebih tinggi dibanding suku bunga tabungan. Bahkan, investasi pada produk reksadana dapat memberikan return hingga 20% lebih.  Sedangkan bila memilih asuransi pendidikan, maka harus ditambah asuransi jiwa.

“Karena kita tidak tahu berapa umur kita. Jadi asuransi jiwa, sebetulnya hanya untuk berjaga-jaga saja,” katanya.

Dalam investasi, menurut Teja, persentase pembagian gajinya tergantung kebutuhan, bisa 10% atau lebih. Tergantung sekolah dan berapa banyak anak yang akan dibiayai pendidikannya.

“Misal saya ingin sekolah swasta, anaknya ada tiga. Artinya perlu nabungnya lebih banyak. Misal, satu juta satu anak, berarti perlu nabung tiga juta. Sehingga, bisa tercapai pendidikan anak-anaknya,” ujar Teja.

Konsultasi dengan Anak

Teja menyarankan, sebelum memilih sekolah anak, tentunya harus bertanya kepada anak ingin sekolah di mana. Kemudian, beritahu juga kondisi keuangan kepada mereka. Namun, satu hal yang perlu diingat, yaitu jangan memaksakan dan banyak menuntut kepada anak. Karena, setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda.

Itulah berbagai cara menyiapkan dana pendidikan untuk anak. Bukan hanya melihat dari aspek biayanya saja, melainkan juga kualitas sekolah juga tetap menjadi prioritas.

Share: Anak Mulai Tumbuh Besar, Bagaimana Menyiapkan Dana Pendidikan?