Keuangan

Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Pakai Metode 50/30/20?

Ilham — Asumsi.co

featured image
unsplash

Mengelola keuangan adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Ada berbagai metode keuangan yang bisa digunakan dengan mudah. Salah satunya metode 50/30/20.

Metode 50/30/20 dipopulerkan Senator Elizabeth Warren dan putrinya, Amelia Warren Tyagi, dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan.

Intinya adalah, membagi pendapatan setelah pajak, dan mengalokasikannya 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan menyisihkan 20 persen untuk tabungan. 

Kebutuhan di sini adalah, biaya untuk kebutuhan sehari-hari. Termasuk pembayaran sewa tempat tinggal, bahan makanan, asuransi, perawatan kesehatan, pembayaran hutang minimum, dan utilitas.

Baca Juga: Mulai Banyak Bermunculan, Bagaimana Bank Digital Berkembang di Indonesia? | Asumsi

Sedangkan keinginan adalah, semua pengeluaran untuk menyenangkan dan menghibur diri. Termasuk makan malam, nonton film, tiket acara olahraga, liburan, tas, dan gadget terbaru.

Kemudian yang terakhir, menabung untuk dana darurat, reguler, memulai investasi reksadana atau pasar saham. Berikut ini, cara kerja prinsip 50/30/20:

1. Hitung pendapatan bulanan Anda

Yang pertama, harus dilakukan adalah menghitung berapa total pendapatan sebulan. Jika membayar pajak maka harus dikurangi.

2. Hitung  pengeluaran untuk setiap kategori

Pertama, kali kan gaji dengan 0,50 (untuk kebutuhan), 0,30 (untuk keinginan), dan 0,20 (untuk tabungan), untuk melihat berapa banyak yang seharusnya belanjakan di setiap kategori. Setelah itu, lacak setiap pengeluaran setiap bulan, dan buat perubahan jika diperlukan.

Menurut Perencana Keuangan, Gita Bagia Romadhoni, sebenarnya konsep itu bisa diterapkan dimanapun dan oleh siapapun. Ia menjelaskan bahwa, konsep itu bisa digunakan apabila mereka belum berkeluarga.

“Biasanya konsep itu bisa digunakan secara norma. Tapi balik lagi, tergantung kondisi seorang. Misal kondisinya yang satu single, yang satu untuk yang sudah berkeluarga. Pastinya berbeda, karena kalau sudah berkeluarga, maka komposisinya bisa berbeda. 50 untuk kebutuhan hidup, 30 untuk sekolah anak atau cicilan rumah,” ucap Gita saat dihubungi Asumsi.co, Selasa (6/7/2021).

Baca Juga: Jangan Coba-coba Main Saham Pompom, Ini Bahayanya | Asumsi

Ia mengatakan bahwa, secara konsep metode itu menggunakan komponen utama dalam hidup. Seperti masalah kebutuhan, keinginan, dan ke depan mau apa. Menurutnya, metode ini cocok bagi pemula yang mau mengatur keuangannya. 

“Sebenarnya, metode ini paling simpel, hanya mengubah di angka saja. Kalau saya pikir, bisa dan mudah digunakan. Bahkan, untuk mereka yang sudah lama bekerja bisa pakai sistem seperti ini juga,” kata Gita.

Sementara itu, Perencana Keuangan Tejasari Asad dari Tatadana Consulting, punya perhitungan yang berbeda. Ia mengaku, lebih sering menggunakan konsep 10/30/40/20.

“Memang aturan ini dari luar negeri, kadang untuk kita beda. Kalau aku 10/30/40/20. Kalau aku naruhnya 40 untuk biaya hidup, 30 untuk keperluan pribadi, 10 untuk saving, 20 untuk investasi. Kalau di kita, bisa ditambah cicilan. Apakah ditaruh di alokasi 40, atau bisa di tempat lain,” katanya.

Tejasari menegaskan bahwa, cara mengelola keuangan ini, tergantung kondisi masing-masing. Ia pun menyarankan, agar menabung itu lebih dikuatkan. 

Share: Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Pakai Metode 50/30/20?