Bisnis

Jangan Coba-coba Main Saham Pompom, Ini Bahayanya

Ilham — Asumsi.co

featured image
Unsplash.com

Fenomena saham pompom masih kerap terjadi. Hal itu seiring
dengan jumlah kenaikan investor pemula saat pandemi Covid-19. Saham pompom adalah
saham yang dibeli atas ajakan seseorang dengan iming-iming keuntungan tertentu.

Belakangan ini juga marak aksi influencer yang pamer
saham melalui media sosial terkait dengan kepemilikan saham mereka.

Meski aksi tersebut tidak bermaksud untuk mendongkrak harga
saham tertentu, tetapi dengan jumlah pengikut yang tinggi mampu membentuk opini
publik. Hal itu berpeluang mendorong aksi beli.

Pompom saham bisa diartikan sebagai orang yang memberikan
info terkait dengan saham lewat media sosial. Umumnya, pompomers mengaku
membeli saham tertentu, lalu sahamnya menghasilkan profit, dan kemudian
mengajak orang lain juga membeli saham yang ia miliki.

Saham Pompom Berbahaya

Direktur dan Analis dari TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim
menjelaskan bahwa saham pompom memang kerap kali terjadi, apalagi saat resesi
seperti ini.

“Harga saham banyak yang jatuh. Kalau berbicara saham harus
berhati-hati, karena kondisi saham tidak menentu. Sebaiknya wait and see
dulu,” katanya.

Ia berpendapat bahwa selama Covid-19 ini harga saham tidak
menentu dan sangat membahayakan, sehingga akan berdampak para investor.

Baca juga: Asal Main Saham Dosanya Sama Kayak Judi | Asumsi

“Bisa saja, para investor membeli saham murah besar-besaran,
tapi bagaimana kalau jatuh?” katanya.

Ia menyarankan agar tidak tergiur dengan saham pompo. Sebab,
saham yang dibeli secara teknikal tidak dapat ditebak, harga bisa naik dan
turun secara drastis. Di situlah para spekulan melancarkan aksinya.

Kenali Saham

CEO Finansialku, Melvin Mumpuni mengatakan bahwa untuk
investor pemula sebaiknya tidak ikut-ikutan dalam membeli saham, tapi kenali
saham yang akan dibeli. Ia menyarankan calon investor untuk memilih saham yang
perusahaannya sehat.

Kemudian, calon investor bisa cek laporan keuangan perusahaan,
apakah penjualan naik, apakah ada utang, dan mencari tahu berita terkait
perusahaan tersebut.  Melvin juga menyarankan
bagi pemula untuk membeli saham-saham yang perusahaanya sudah dikenal seperti
saham bluechip.

“Saham di kategori bluechip, biasanya
memiliki market cap di atas Rp 40 triliun seperti BCA, BRI,
Unilever, Telkom, Indofood, Bank Mandiri, dan yang ia kenal,” katanya.

Saham Pompom Dilarang

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian
Sihar Manullang mengingatkan, para investor pemula sebaiknya memperkaya
pengetahuan dan literasi tentang pasar modal terlebih dahulu. Ia menyarankan
juga untuk tidak membeli saham pompom.

“Investasi sebaiknya dibekali dengan pengetahuan serta
informasi dan tidak dilakukan hanya karena ikut-ikutan orang lain. Kami
mengajak seluruh masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal, khususnya
saham, agar belajar terlebih dahulu,” ujar Kristian dalam siaran pers, Selasa
(29/6/2021).

Dia menambahkan, para investor bisa belajar tentang pasar
modal lewat Sekolah Pasar Modal (SPM) dan mendaftar melalui website yang
sudah tersedia.

“Masyarakat dapat melihat jadwal SPM dan mendaftarkan diri
melalui website di sekolahpasarmodal.idx.co.id. Bagi yang mau
bertanya terkait SPM, bisa menghubungi BEI melalui instagram,” katanya.

Share: Jangan Coba-coba Main Saham Pompom, Ini Bahayanya