Isu Terkini

Part 1: The Juice Media Bongkar Kepentingan Australia Jual Senjata ke Berbagai Negara

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

The Juice Media, salah satu akun satir asli Australia, memang terkenal dengan konten Honest Government Ad-nya. Dalam salah satu videonya, The Juice Media membongkar keinginan Pemerintah Australia menjadi salah satu negara pengekspor senjata api terbesar di dunia. Video yang diunggah pertama kali pada 2 April 2018 jadi ramai lagi karena Menteri Industri Pertahanan Australia, Christoper Pyne, mundur dari jabatannya. Ditambah lagi, The Juice Media pun mengunggah ulang video ini pada 3 Maret 2019 lalu.

Dalam video tersebut, pembawa acara membukanya dengan mengatakan kalau Australia baru saja terpilih menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia. Ironisnya, Australia justru menggencarkan promosi penjualan senjata ke negara-negara lain. Hal ini begitu kontradiktif.

Tidak hanya sampai situ, video tersebut pun lanjut bercerita tentang bagaimana Pyne sampai menawarkan katalog senjata-senjata yang dijual Australia. The Juice Media tidak menyebutkan Pyne dengan jabatan aslinya kala itu, yakni Menteri industri Pertahanan. Akun tersebut justru menggunakan istilah Minister of Offence, atau Menteri Urusan Menyerang. Maksud dari hal ini adalah menyindir Pyne yang seolah-olah mendukung adanya perang dengan penjualan katalog tersebut.

Baca Juga: Iklan Satir The Juice Media dan Sindiran untuk Tingkah Australia-Indonesia di Papua (PART II)

Kemudian, The Juice Media pun turut menjelaskan kalau penjualan ini dilakukan Australia ke berbagai negara yang menjadi aliansi. Salah satu yang mereka sindir adalah penjualan senjata ke Arab Saudi. Dalam videonya, The Juice Media mengungkapkan kalau Arab Saudi telah menjadi penyokong berbagai kelompok teroris sekaligus membunuh ribuan orang di Yaman. Dengan kondisi seperti itu, ternyata Australia tidak masalah. Pyne tetap menjual senjata-senjata ini ke Arab Saudi. Hal ini lah yang membuat The Juice Media menyindir penjualan senjata ini.

Dengan kondisi-kondisi di atas, The Juice Media melabeli kebijakan ini dengan nama ‘DEATH Policy’. DEATH di sini adalah singkatan dari Deliberate Expansion of Arms Trade Hell (ekspansi penjualan senjata yang disengaja). Menurut The Juice Media, salah satu tujuan utama kebijakan DEATH ini didorong oleh keinginan Turnbull untuk meletakkan Australia sebagai 10 besar negara pengekspor senjata.

Bagaimana Kondisi Saat Ini?

Kini, Malcolm Turnbull sudah digantikan dengan Perdana Menteri Scott Morrison. Meski demikian, kedua orang ini berasal dari partai yang sama, yakni Partai Liberal. Christopher Pyne, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Industri Pertahanan, kini pindah posisi menjadi Menteri Pertahanan. Hal ini membuat posisi Australia dalam isu penjualan senjata tetap sama.

Pada tanggal 20 Februari 2019 kemarin, ABC baru saja mengeluarkan laporan tentang sebuah dokumen rahasia. Dalam laporan tersebut, disebutkan kalau Pemerintah Australia saat ini menggelontorkan dana sebesar puluhan juta dolar untuk Electro Optic System (EOS), sebuah perusahaan senjata. Total dana yang digelontorkan sekitar US$36 juta dalam bentuk bantuan finansial ke EOS.

Baca Juga: Australia ‘Jajah’ Papua Barat: Mengupas Iklan Satir The Juice Media (PART I)

ABC juga melaporkan kalau mereka telah melihat dokumen rahasia yang menyebutkan adanya persetujuan dari EOS untuk menyediakan persenjataan bagi Arab Saudi. Meski demikian, pemimpin eksekutif EOS, Greene, menyebutkan kalau perusahaan mereka menyediakan persenjataan untuk Amerika Serikat. Mereka juga menolak untuk mengonfirmasi apakah Arab Saudi menjadi salah satu pembelinya. Ia pun menolak kalau EOS dianggap terlibat dalam perang di Yaman. “EOS tidak memiliki keterlibatan apapun di Yaman, tidak ada peralatan di Yaman, dan EOS tidak memiliki pengguna yang berniat untuk menggunakannya di Yaman,” ujarnya.

Ada Beberapa Negara Lain yang Menjadi Tujuan Ekspor Senjata asal Australia

Dilaporkan oleh 9News, mereka mendapatkan dokumen yang dikirim oleh Pemerintah Australia ke Persatuan Bangsa-Bangsa. Dalam dokumen tersebut, terdapat laporan tentang Traktat Perdagangan Senjata Australia. Di dalamnya, ada 29 negara yang menjadi negara pembeli senjata asal Australia. Negara-negara tersebut di antaranya adalah Papua Nugini, Vanuatu, Mongolia, Tiongkok, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Filipina. Tidak dijelaskan secara spesifik senjata apa yang diperdagangkan. ​​​​​​​Bersambung…

Share: Part 1: The Juice Media Bongkar Kepentingan Australia Jual Senjata ke Berbagai Negara