Isu Terkini

Peningkatan Kasus Terkendali, Luhut Minta Jangan Jemawa

Joko Panji Sasongko — Asumsi.co

featured image
Foto: Antara.

Pemerintah kembali memperpanjang penerapan PPKM di Jawa dan
Bali hingga 31 Januari 2022. Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, peningkatan kasus yang terjadi dalam
beberapa waktu terakhir masih terkendali.

“Meski kasus meningkat, pemerintah tetap dalam kendali
penuh menghadapi varian Omicron ini. Peningkatan kasus relatif
terkendali,” kata Luhut, dalam keterangan pers daring hasil ratas evaluasi
PPKM di Jakarta, Senin, (24/1/2022).

Jangan Jemawa: Koordinator
PPKM Jawa-Bali ini mengemukakan, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih
lebih rendah 90%, jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta.

“Namun sekali lagi, kita tidak perlu jemawa terhadap
ini, tetapi kita tetap harus disiplin. Kata kunci kita adalah disiplin,”
katanya dengan nada tegas.

Luhut menjelaskan kasus harian dalam seminggu terakhir terus
mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang pemerintah himpun, kasus di
Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik.

Penyebab Kenaikan
Kasus
: Kenaikan di Jawa Bali teridentifikasi masih bersumber dari
peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek. Sementara itu, dari sisi level
PPKM, terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota yang masuk ke level 1.

“Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta
menyebabkan asesmen situasi provinsi tersebut masuk ke dalam Level 3,” ujar
Luhut.

“Namun dalam melakukan asesmen level PPKM, pemerintah secara
konsisten memperlakukan DKI sebagai satu kesatuan wilayah aglomerasi
Jabodetabek. Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2,” sambungnya.

Transmisi Lokasi
Dominasi
: Selain itu, kasus yang disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar
Negeri (PPLN) sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal
yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya.

Pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate. Meski secara keseluruhan, PCR dan antigen, positivity rate masih di bawah standar
WHO 5%, tetapi positivity rate PCR sudah
meningkat menjadi 9%.

Himbauan: “Dengan
berbagai perkembangan tersebut, kami menghimbau masyarakat juga untuk lebih
waspada. Protokol kesehatan jangan ditinggalkan, selalu kenakan masker, kurangi
aktivitas keluar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan PeduliLindungi
ketika beraktivitas di tempat umum,” katanya.

Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan sejak Omicron ditemukan
sebulan lalu di Indonesia, hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan
kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain.

Posisi Bed Occupanty
Ratio
/BOR di Jawa Bali, lanjut Luhut, juga jauh lebih baik dibandingkan
dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum
mencapai batas mengkhawatirkan 60%.

Tingkat Kematian:
Demikian pula kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa Bali selama 14 hari
terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah.

“Namun sekali lagi, Pemerintah tetap waspada terutama
melihat Angka Reproduksi Efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini, Angka
RT di Jawa sudah mencapai 1, dan Bali sudah lebih dari 1,” imbuh Luhut. (rfq)

Baca Juga:

Satu Warga DKI yang Meninggal Akibat Omicron Sudah Divaksin Lengkap

2 Pekerja Migran Tiba di Bandara Surabaya Positif COVID-19

Punya Komorbid Berat, 2 Pasien Omicron di Indonesia Meninggal

Share: Peningkatan Kasus Terkendali, Luhut Minta Jangan Jemawa