Internasional

Ekuador Umumkan Keadaan Darurat Imbas Serangan Geng Narkoba

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Antara/HO PBB/Reuters

Setidaknya lima petugas polisi Ekuador tewas pada Selasa (1/11/2022) dalam serangan eksplosif. Serangan itu diduga sebagai tanggapan atas pemindahan tahanan dari penjara yang penuh sesak dan penuh kekerasan.

Keadaan darurat: Serangan itu mendorong Presiden Ekuador Guillermo Lasso untuk mengumumkan keadaan darurat di dua provinsi.

Lasso telah berulang kali mengutuk kekerasan baik di luar maupun di dalam penjara. Menurutnya kerusuhan itu merupakan pembalasan geng narkoba atas upaya pemerintahnya untuk memerangi perdagangan.

Diketahui Ekuador adalah titik transit untuk obat-obatan yang ditujukan ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Serangan terjadi beberapa kali, salah satunya pada Selasa (1/11/2022) dini hari. Dalam serangan itu terjadi sembilan ledakan di dua kota.

Pemerintah Ekuador mengartikan serangan itu sebagai deklarasi perang terbuka oleh geng narkoba.

“Apa yang terjadi antara tadi malam dan hari ini di Guayaquil dan Esmeraldas jelas menunjukkan batas yang ingin dilampaui oleh kejahatan terorganisir trans-nasional. Kami mengambil tindakan yang membuat mereka khawatir, karena itu reaksi kekerasan,” tutur Lasso, dilansir dari Reuters.

Ia mengumumkan keadaan darurat di provinsi Guayas dan Esmeraldas. Kondisi itu membuat pasukan keamanan akan mengintensifkan operasi dan jam malam. Jam malam itu akan mulai berlaku mulai pukul 9 malam waktu setempat.

Lasso membatalkan perjalanan pribadi ke AS karena serangan itu. Ia telah berulang kali menggunakan deklarasi darurat untuk mencoba dan melawan kekerasan.

Korban: Sebanyak enam ledakan dilaporkan Selasa (1/11/2022) pagi di beberapa daerah di barat kota Guayaquil. Di sisi lain, dua polisi tewas dalam serangan terhadap mobil patroli di pinggiran kota.

Sebanyak tiga petugas lainnya tewas di kota beberapa hari kemudian. Lalu, sebanyak tiga ledakan dilaporkan di Esmeraldas dan tujuh petugas penjara disandera oleh narapidana sebagai protes atas pemindahan tahanan.

Namun, kini menurut lembaga pemasyarakatan SNAI para petugas itu sudah dibebaskan setelah negosiasi.

Sistem penjara Ekuador telah menghadapi masalah struktural selama beberapa dekade, tetapi kekerasan penjara telah meningkat sejak akhir 2020. Sejak saat itu setidaknya 400 orang tewas dalam kerusuhan.

SNAI mengatakan 515 tahanan sejauh ini telah dipindahkan dari Penitenciaria Guayaquil ke penjara lain di seluruh negeri. Guayaquil disebut-sebut sebagai penjara paling kejam di Ekuador.

Pemindahan itu bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan memastikan keamanan populasi penjara.

Baca Juga:

Perang Antar Geng di Penjara Ekuador, 68 Napi Tewas

Aneh Logika DPR, Diburu Waktu Bahas UU Tapi Kunker ke Brazil dan Ekuador

Perubahan Sikap Ekuador Terhadap Julian Assange

Share: Ekuador Umumkan Keadaan Darurat Imbas Serangan Geng Narkoba