Kesehatan

Mengenal Penyakit Sarkoma Jantung, Gejala dan Cara Pencegahannya

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
AFP

Baru-baru ini dunia fashion berduka atas meninggalnya pemilik label Off-White dan Artistik koleksi pria Louis Vuitton (LV) Virgil Abloh pada Minggu (28/11/2021) waktu setempat.

Kepergian sosok Virgil memang sangat disayangkan oleh para pecinta karyanya. Kabarnya desainer ternama itu meninggal di usia 41 tahun karena mengidap kanker yang cukup langka dan mematikan sejak 2019. Kanker itu dinamakan sarkoma jantung atau kanker jantung.

Apa Itu Sarkoma Jantung

Belum banyak orang yang mengenal penyakit ini. Pasalnya, sarkoma jantung jarang dialami oleh orang-orang karena penyebarannya bisa berasal dari kanker lain seperti melanoma, leukemia, limfoma, paru-paru, payudara, esofagus yang bisa menyebar hingga menjadi kanker jantung.

Melansir dari Klik Dokter, hampir 10 persen kasus kanker fatal menyebar hingga ke jantung. Penyebarannya dari jantung hingga ke aliran darah. Bisa juga melakukan invasi langsung melewati jaringan sekitarnya seperti kanker payudara.

Melansir dari Stanford Health Care, sarkoma jantung adalah tumor ganas (kanker) primer. Pasalnya, tumor dianggap ada dua jenis, yakni tumor primer atau tumor sekunder.

Tumor primer adalah tempat asal pertumbuhan tumor. Sementara, tumor sekunder berasal dari tumor lain yang ada di tempat lain bagian tubuh. Tumor primer jantung jarang terjadi, dan lebih dari 75 persen tumor jantung primer bersifat jinak (non-kanker).

Penyakit ini hanya ditemui oleh satu persen dari kasus kanker dewasa. Studi di Inggris mengidentifikasi kalau lonjakan jumlah pengidap sarkoma mencapai 3.800 menjadi 5.300 setiap tahunnya.

Konsultan senior onkologi medis Parkway Cancer Centre (PCC) Richard Quek menyebut pusat data nasional resmi di Asia belum memiliki data terkait kasus penyakit ini dibandingkan di negara-negara Barat. Sehingga, data prevalensi sarkoma serta pengelolaan penyakitnya masih terbatas.

Gejala Sarkoma Jantung

Gejala sarkoma jantung dinilai bervariasi tergantung dengan lokasi pertumbuhan tumor. Tumor jantung dapat terjadi di permukaan luar jantung, di dalam satu atau lebih ruang jantung, atau di dalam jaringan otot jantung.

Sarkoma jantung yang kerap dialami oleh pengidapnya adalah jenis sarkoma yang disebut angiosarkoma. Angiosarkoma biasanya dimulai pada atrium kanan (ruang atas kanan) jantung, atau pada perikardium (permukaan luar) jantung.

Sekitar 80 persen dari angiosarkoma terjadi di atrium kanan yang mengakibatkan obstruksi aliran masuk atau keluar darah.

Obstruksi ini dapat menyebabkan gejala seperti pembengkakan pada kaki, tungkai, pergelangan kaki, perut, dan distensi vena leher, karena darah yang kembali ke jantung setelah melewati tubuh yang tidak dapat dengan mudah masuk atau dipompa keluar dari jantung atrium kanan.

Angiosarkoma jantung yang terjadi pada perikardium dapat menyebabkan peningkatan cairan di kantung perikardial, lapisan tipis yang mengelilingi jantung. Jika cukup cairan terakumulasi dalam kantung perikardial, akan memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah

Beberapa tanda dari kejadian ini mungkin termasuk nyeri dada, sesak napas, kelelahan, dan jantung berdebar. Potongan kecil (emboli) dari sarkoma jantung dapat pecah dan berjalan melalui aliran darah ke bagian lain dari tubuh.

Embolus dapat memblokir aliran darah ke organ atau bagian tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan kerusakan pada organ atau bagian tubuh yang terletak di luar titik aliran darah yang terhambat.

Emboli dapat mempengaruhi otak seperti stroke, menyebabkan gangguan pada pernapasan, dan pada organ atau bagian tubuh lainnya. Gejala tambahan lainnya termasuk hemoptisis atau batuk darah, masalah irama jantung, dan nonaktifknya wajah bagian atas.

Tanda-tanda lain dari sarkoma jantung yang tidak terkait dengan lokasi tumor di jantung mungkin termasuk demam, penurunan berat badan, keringat malam, dan malaise atau kelelahan. Gejala sarkoma jantung mungkin menyerupai kondisi jantung atau medis lainnya.

Pencegahan atau Pengobatan Sarkoma Jantung

Sarkoma jantung dapat dirawat secara khusus oleh dokter berdasarkan usia, kesehatan secara menyeluruh, riwayat medis, luasnya penyakit, toleransi terhadap obat, prosedur, terapi tertentu, harapan untuk perjalanan penyakit, pendapat atau preferensi.

Setelah sarkoma jantung berkembang ke titik gejala mulai muncul kerap menyebar ke bagian lain dari tubuh. Sehingga, membuat pengobatan menjadi sulit dan menantang.

Penyebaran ke bagian lain dari tubuh disebut metastasis. Jenis pengobatan untuk sarkoma jantung sangat tergantung pada lokasi dan ukuran tumor serta tingkat metastasis.

Dokter menentukan bahwa tumor dapat diangkat. Dokter kerap melakukan dengan prosedur bedah jantung terbuka. Namun, dokter seringkali sulit melakukan ini karena lokasi pertumbuhan tumor.

Dalam beberapa kasus, sarkoma telah menyerang jantung sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk menghilangkannya sepenuhnya. Dalam situasi ini, transplantasi jantung telah dicoba.

Namun, pasien harus menerima obat imunosupresif, yakni obat yang membantu mencegah tubuh menolak jaringan asing. Setelah transplantasi, obat ini dapat merangsang pertumbuhan baru sarkoma.

Prospek baru yang menarik untuk pengobatan sarkoma jantung adalah autotransplantasi. Autotransplantasi adalah prosedur pembedahan jantung pasien yang diangkat sehingga tumor dapat lebih lengkap dan mudah dikeluarkan dari jaringan jantung.

Setelah tumor diangkat, jantung dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Karena pasien belum menerima jantung dari orang lain dan tidak perlu obat imunosupresif.

Dokter spesialis jantung Rumah Sakit UNS Surakarta Habibie Arifianto mengungkap jika seseorang sudah didiagnosis mengidap sarkoma jantung dapat melakukan echocardiografi atau USG jantung. Selain itu, juga dapat melakukan CT scan jantung atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Tujuan dari perawatan ini untuk melihat pembuluh darah yang biasanya memberi asupan darah ke tumor serta penyebaran sarkoma ke organ lainnya. Perlu diingat pula, penyakit ini dapat dialami oleh siapa pun.

Untuk itu sangat penting untuk melakukan screening jika mengalami gejala-gejala tersebut, meskipun penyakit yang diderita gejalanya tidak terlalu parah. Pasalnya, penyakit ini sangat progresif dan perlu menjalani pengobatan dini. (zal)

Baca Juga:

Share: Mengenal Penyakit Sarkoma Jantung, Gejala dan Cara Pencegahannya