Kesehatan

Kenali Demensia, Gejala dan Cara Pencegahannya

Admin — Asumsi.co

featured image
pixabay/Antara

Pengemudi sedan Mercedes E300 atau Mercy yang terlibat tabrakan beruntun dengan tiga kendaraan lainnya lantaran melaju melawan arus di jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) KM 53.600 B diduga penderita demensia. Lantas apa itu demensia?

Penurunan daya ingat: Dikutip dari Alodokter, Dementia atau demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.

Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer adalah demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan di pembuluh darah otak.

Berbeda dengan pikun: Meski kerap diidentikkan dengan pikun, nyatanyan demensia berbeda dengan pikun. Pikun sendiri berarti perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Perubahan tersebut dapat memengaruhi daya ingat, namun tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.

Penyebab demensia: Demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan hubungan antar saraf pada otak. Untuk demensia Alzheimer, penyebab Alzheimer masih belum diketahui, namun perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Selain faktor genetik, kelainan protein dalam otak juga diduga dapat merusak sel saraf sehat dalam otak.

Sementara demensia vaskular disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Stroke berulang merupakan penyebab tersering dari demensia jenis ini.

Faktor risiko: Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu pertambahan usia, adanya riwayat demensia dalam keluarga, serta gaya hidup yang tidak baik, seperti pola makan tidak sehat, tidak rutin berolahraga, merokok, dan kecanduan alkohol.

Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menimbulkan demensia, antara lain Sindrom Down, Depresi, Sleep apnea, Kolesterol tinggi, Obesitas, Hipertensi, dan Diabetes.

Gejala demensia: Gejala utama demensia adalah penurunan memori dan perubahan cara berpikir, sehingga tampak perubahan pada perilaku dan cara bicara. Gejala tersebut dapat memburuk seiring waktu. Terdapat 5 tahapan gejala yang muncul pada penderita demensia.

Tahap pertama, kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal, sehingga belum ada gejala yang terlihat. Di tahap yang kedua, gangguan yang terjadi pada tahap ini belum memengaruhi aktivitas sehari-hari penderita. Contohnya, penderita menjadi sulit melakukan beragam kegiatan dalam satu waktu, sulit membuat keputusan atau memecahkan masalah, mudah lupa akan kegiatan yang belum lama dilakukan, dan kesulitan memilih kata-kata yang tepat.

Tahap ketiga, mulai terjadi gangguan mental organik. Penderita dapat tersesat saat melewati jalan yang biasa dilalui, kesulitan mempelajari hal baru, suasana hati tampak datar dan kurang bersemangat, serta terjadi perubahan kepribadian dan menurunnya kemampuan bersosialisasi.

Tahap keempat, penderita mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian dan mandi. Penderita juga mengalami perubahan pola tidur, kesulitan dalam membaca dan menulis, menjadi apatis, menarik diri dari lingkungan sosial, berhalusinasi, mudah marah, dan bersikap kasar.

Di tahap yang kelima, seseorang dapat dikatakan mengalami demensia berat. Demensia pada tahap ini menyebabkan penderita tidak dapat hidup mandiri. Penderita akan kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan atau duduk, tidak mengenali anggota keluarga, dan tidak mengerti bahasa.

Pencegahan demensia: Saat ini belum adacara pasti untuk mencegah demensia. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya, seperti berhenti merokok, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, serta menjaga asupan nutrisi dan menerapkan pola makan sehat.

Selain itu, untuk mengurangi riskonya dapat juga dengan mengurangi asupan alkohol, menjaga berat badan ideal, melatih otak secara berkala seperti dengan rajin membaca atau bermain teka-teki silang, rutin mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan kolestrol.

Masyarakat juga diimbau untuk segera melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan. (Zal)

Baca Juga:

Share: Kenali Demensia, Gejala dan Cara Pencegahannya