Isu Terkini

Penilaian Militer RI Versi GFP Dinilai Tak Akurat, Peneliti: Ada Referensi Lain

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi. Foto: ANTARA/HO-Dispen Marinir

Situs Global Fire Power (GFP) yang menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di peringkat 16 terkuat di dunia tahun 2021, dinilai tak bisa menjadi acuan utama dalam menilai kekuatan militer suatu negara. 

Bukan Acuan Akurat: Diketahui, GFP menyatakan Indonesia memiliki skor 0,2684 dari segi kekuatan militer. Penilaian ini membuat TNI sebagai satuan militer yang terkuat di ASEAN. Peneliti Departemen Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fitriani menyebut, penilaian kekuatan militer yang dilakukan GFP tak akurat.

“GFP bukan acuan yang akurat karena ukurannya tidak dipublikasikan secara detail,” katanya kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Kamis (14/10/2021).

Laporan IISS: Fitriani mengatakan, ada referensi lainnya yang bisa menjadi acuan untuk mengukur kekuatan militer berbagai negara, termasuk TNI. Ia menyarankan, untuk membaca laporan tahunan yang dikeluarkan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) secara daring yang bertajuk ‘The Military Balance’.

Data Mendalam: Laporan tahunan ini, kata dia, memberikan analisa mendalam dengan data yang dipublikasikan terkait kekuatan militer berbagai negara. Data yang dianalisis antara lain jumlah pasukan, persenjataan dan peralatan militer yang diakuisisi, proses reformasi berjalan, kepemimpinan, anggaran pertahanan, hingga perbandingan kawasan.

“Hanya saja, laporan ini tidak gratis dan perlu dibaca secara detail sehingga tidak banyak yang mengutip,” ucapnya.

Jumlah Personel: Mengutip salah satu data yang ada di laporan IISS, Fitriani mengatakan, bila berdasarkan jumlah personel aktif dan yang bekerja penuh waktu, Indonesia berada di peringkat ketiga di Asia Tenggara. Menurutnya, jumlah personel ini juga bisa menjadi acuan pengukuran kekuatan militer sebuah negara.

“Berdasarkan jumlah personel aktif yang bekerja penuh, Indonesia memiliki jumlah sebanyak 396 ribu berada di peringkat 3 di Asia Tenggara. Peringkat pertama Vietnam sebanyak 482 ribu, dan Myanmar ada 406 ribu personel,” ungkapnya.

Referensi Lain: Fitriani mengatakan, ada juga referensi lain yang bisa menjadi acuan seperti ‘Data Military Expenditure’ yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Analisisnya, mengukur kekuatan militer suatu negara berdasarkan berbagai variabel.

“Misalnya berdasarkan data ini, kalau menurut kemampuan militer yang teruji, baik secara perannya di dalam mengatasi konflik bersenjata maupun misi pasukan perdamaian, Indonesia nomor satu di Asia Tenggara,” ucapnya.

Teruji Hadapi Konflik: Alasan Indonesia bisa menempati peringkat pertama, kata dia, selain merupakan pengirim pasukan perdamaian terbanyak, tentara Indonesia juga sering ditugaskan mengatasi berbagai konflik di dalam negeri.

“Seperti misalnya dalam operasi kontra terorisme dan separatis bersenjata merupakan konflik dalam negeri yang teruji sering dihadapi TNI,” pungkasnya.


Catatan redaksi: Judul diganti karena pendapat peneliti adalah pendapat pribadi, tidak mewakili CSIS secara keseluruhan.


Baca Juga:

Share: Penilaian Militer RI Versi GFP Dinilai Tak Akurat, Peneliti: Ada Referensi Lain