Kesehatan

Psikolog: Jangan Libatkan Anak dalam Perselingkuhan

Joko Panji Sasongko — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Perselingkuhan yang terjadi di antara pasangan suami istri
seharusnya tidak boleh melibatkan anak, kata psikolog Kasandra Putranto.

Dampak yang dirasakan oleh anak yang terpapar perselingkuhan
bervariasi tergantung dari usia dan kualitas mental anak, kondisi konflik
perselingkuhan dan intervensi.

“Umumnya anak-anak korban perselingkuhan memiliki ciri
khas CEN (Childhood Emotional Negligence) karena orangtua sibuk selingkuh dan
berantem, jadi kebutuhan emosional anak tidak cukup terpenuhi,” kata
Kasandra kepada ANTARA News.

Dilansir Good Therapy, ciri-ciri CEN yang bisa muncul saat
dewasa bisa meliputi rasa kurang percaya diri, merasa hampa, merasa ada yang
hilang tapi tak tahu apa atau merasa kebal dari suatu perasaan.

Kasandra menyarankan untuk tidak mengumbar drama keluarga
secara berlebihan agar tidak menimbulkan trauma pada anak.

Ia juga menjelaskan sebuah perselingkuhan biasanya
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor pelaku.

“Mereka memiliki profil yang khas dengan kebutuhan
lebih dalam hal emosional, seksual, finansial dan lain lain, sehingga mereka
mencari hubungan di luar hubungan resmi mereka.”

Faktor kedua adalah pasangan pelaku. Mereka biasanya punya
profil psikologis khas pula yang memberikan alasan bagi pelaku untuk
membenarkan perilaku selingkuh mereka. Bisa jadi ini menyangkut fisik, emosi,
perhatian, pendidikan, atau perilaku.

Perselingkuhan juga bisa muncul akibat tekanan lingkungan,
seperti teman atau keluarga, juga faktor teknologi informasi di mana akses
semakin mudah, luas dan cepat.

Baca Juga

Share: Psikolog: Jangan Libatkan Anak dalam Perselingkuhan