Kesehatan

Mengenal Vitamin D, Dari Manfaat Hingga Dosis

Joko Panji Sasongko — Asumsi.co

featured image
ANTARA/Shutterstock/SK Design

Spesialis Gizi Klinik dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS,
MS, Sp GK, mengatakan vitamin D memiliki segudang manfaat.

Utamanya pada saat pandemi COVID-19 seperti sekarang,
kebutuhan akan vitamin D semakin meningkat.

“Berdasarkan jurnal penelitian yang ada, jika ingin kuat
melawan COVID-19, kadar vitamin D dalam darah sebaiknya berjumlah di atas 60
nanogram/mililiter (ng/ml) atau di atas 80 ng/ml”, kata dokter yang akrab
dipanggil dr. Cindy ini di Batik Chic White Heritage seperti dilansir Antara.

Dr. Cindy menjelaskan bahwa vitamin D ada di bawah kulit
tubuh dan sinar matahari membantu tubuh untuk mengaktifkan vitamin D.
Sayangnya, tidak semua orang bisa memanfaatkan sinar matahari untuk mencukupi
kebutuhan vitamin D.

“Karena adanya perubahan pada gen yang berperan menghasilkan
enzim untuk mengolah vitamin D pada tubuh. Jadi meski berjemur lama di bawah
sinar matahari, ada mereka yang belum bisa mencukupi kebutuhan vitamin D karena
keadaan genetik yang berbeda”, ujar dr. Cindy.

Pada orang yang memiliki keadaan genetik tersebut,
dibutuhkan suplemen vitamin D untuk mencukupi kebutuhan vitamin D pada tubuh.

Meski demikian, dr. Cindy menyarankan untuk mengkonsumsi
vitamin D dengan pengawasan dokter karena belum ada dosis pasti yang sebaiknya
dikonsumsi oleh tubuh setiap harinya.

“Enggak bisa diterawang ‘oh, dosisnya harus segini’, karena
untuk tahu kita kekurangan vitamin D atau tidak itu berdasarkan hasil
laboratorium”, ujar dr. Cindy.

Kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko penyakit
seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, autoimun, bahkan meningkatkan
risiko depresi.

Di saat yang sama, apoteker Eric Antonius sekaligus Brand
Manager PT Kalbe Farma menjelaskan manfaat vitamin D pada tubuh, yaitu
meningkatkan fungsi otak, menurunkan tekanan darah, mendukung fungsi paru-paru
dan kesehatan jantung, membantu kadar insulin dan membantu pengelolaan penyakit
diabetes, membantu sistem imun tubuh, otak dan saraf, dan menjaga kesehatan
gigi dan tulang.

Kadar vitamin D yang rendah selama kehamilan bisa
menyebabkan preeklamsia, diabetes melitus gestasional dan kelahiran prematur.

Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan
protein dalam urine yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Diabetes melitus gestasional adalah diabetes yang
berlangsung selama masa kehamilan sampai proses persalinan. Kondisi ini
biasanya terjadi pada trisemester kedua atau trisemester ketiga.

Sumber vitamin D bisa juga didapatkan dari makanan, seperti
minyak ikan kod, ikan haring, ikan todak dan ikan salmon; dan jamur seperti
jamur maitake mentah, jamur shiitake kering, dan jamur portobello.

Baca Juga

Share: Mengenal Vitamin D, Dari Manfaat Hingga Dosis