Internasional

Muslim Prancis Galau Pilih Macron atau Le Pen di Pilpres

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
(ANTARA/Reuters/Gonzalo Fuentes/as)

Masyarakat Prancis akan menghadapi pemilihan umum untuk memilih pemimpin baru. Kini Prancis memiliki dua pilihan, yakni kandidat dari Partai National Rally sayap kanan ekstrem Prancis, Marine Le Pen atau sang petahana, Emmanuel Macron. 

Pilihan islamofobia: Menurut masyarakat Prancis, Lisa Troadec terpilihnya Le Pen akan menjadi masalah baru baru bagi muslik Prancis. Apalagi, Le Pen sudah berniat melarang penggunaan hijab di sana apabila terpilih. 

Menurut Lisa, larangan mengenakan hijab di ruang publik yang digaungkan Le Pen akan menjadi tindakan diskriminasi terhadap Muslim yang tunduk pada nilai-nilai sekularisme Prancis.

“Saya benar-benar takut Le Pen menang. Jika itu terjadi, saya tidak yakin seperti apa kehidupan ini di kemudian hari,” ucap Lisa dikutip dari Antara.

Rasa kecewa: Ia berharap bisa mencegah Le pen berkuasa. Namun, kata Lisa, memilih Macron menjadi hal yang berat dan penuh keterpaksaan. 

Rekam jejak Macron terhadap Islam membuatnya sangat kecewa. Ia mengamini data Kementerian Dalam Negeri Prancis yang menunjukkan kenaikan tajam kasus diskriminasi dan tindakan anti-Muslim lainnya pada 2021. Bahkan, ketika kasus pada keyakinan lain mengalami penurunan. 

Ia menggambarkan memilih Le Pen atau Marcon sebagai Presiden Prancis seperti ‘pilihan antara islamofobia dan islamofobia. 

Anggapan sinis: Sementara menurut rekan Troadec, Sherazade Rouibah tawaran Macron kepada pemilih Muslim dalam dua putaran pemilihan bersifat sinis. Pekan lalu, Macron memberi ucapan selamat kepada seorang wanita muda Muslim di Strasbourg yang mengenakan hijab, karena menyebut dirinya seorang feminis. 

“Ini seperti, ‘Oh, selama lima tahun Anda menentang kami (…) dan kini Anda tertarik dengan suara kami?’ Dan yang terburuk adalah kami memilihnya karena Le Pen lebih buruk daripada dia,” kata Rouibah sambil tertawa. 

Rekam jejak kandidat: Diketahui, Macron pernah menyatakan melawan ‘separatisme kaum Islam’ dan membela sekularisme Prancis, yang diklaimnya memberikan hak kepada setiap orang untuk menjalani keyakinannya. Macron menetang pelarangan simbol-simbol agama di ruang publik. 

Sementara itu, Le Pen ingin melarang orang-orang memakai hijab di ruang publik, tetapi mengizinkan simbol-simbol agama lain, seperti kippa, tutup kepala Yahudi. Le Pen berjanji akan memerangi apa yang disebutnya sebagai ‘ideologi Islam’. 

Jajak-jajak pendapat menunjukkan kecil peluang Le Pen memenangi pemilihan. Namun, bukan tidak mungkin. Pada 2017, saat kedua kandidat saling berhadapan, Macron mengalahkan Le Pen dengan 66,1 persen suara.

Baca Juga:

Capres Prancis Marine Le Pen Berniat Larang Pemakaian Hijab 

Emmanuel Macron dan Erdogan Minta Putin Hentikan Invasi Rusia ke Ukraina 

Inggris-Prancis Ultimatum Rusia Segera Hentikan Perang di Ukraina

Share: Muslim Prancis Galau Pilih Macron atau Le Pen di Pilpres