Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa saat bertemu Ketua
DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti di Jakarta, Sabtu (10/4/2022), memastikan
prajurit TNI tidak akan represif saat membantu polisi menjaga aksi demonstrasi
mahasiswa.
Andika saat berkunjung ke rumah dinas Ketua DPD RI di
Jakarta menyampaikan para prajurit akan menjalankan tugasnya sesuai tugas
pokok, fungsi, dan kewenangannya saat membantu polisi.
“Kami berterima kasih sudah diingatkan oleh Ketua DPD RI.
Pasukan kami memang sudah di-BKO (diperbantukan) ke Polda dan Polres untuk
antisipasi aksi. Tetapi, kami tegaskan bahwa TNI dan seluruh jajaran tetap
disiplin, sesuai tugas pokok, fungsi, dan kewenangannya,” kata Andika ke La
Nyalla.
Ketua DPD RI sebelumnya meminta aparat penegak hukum yang
bertugas mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa di berbagai kota untuk
memfasilitasi hak mereka menyampaikan pendapat di muka umum.
“Adik-adik mahasiswa ini sebagai saluran dari suara rakyat
harus dihargai dan diterima dengan baik,” kata La Nyalla sebagaimana dikutip
dari siaran tertulisnya, seperti dilansir Antara.
Tidak Represif: Terkait itu, ia juga telah meminta kepada
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo agar mengingatkan jajarannya yang
bertugas agar tidak represif terhadap mahasiswa.
“Saya sudah telepon langsung Kapolri, saya minta agar
kepolisian jangan represif terhadap aksi demonstrasi,” kata LaNyalla.
Panglima TNI pada pertemuan dengan Ketua DPD RI sepakat
dengan pendapat itu. Ia meyakini bahwa unjuk rasa merupakan hak politik seluruh
warga yang dilindungi oleh konstitusi negara UUD 1945.
“Namun jangan sampai (demonstran) merusak fasilitas umum dan
infrastruktur yang ada, karena yang rugi kita semua. Suara rakyat pasti
didengar oleh pemerintah,” kata Panglima.
Demo: Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI)
berencana menggelar unjuk rasa serentak di berbagai kota, utamanya di Jakarta,
pada 11 April 2022.
Koordinator Media BEM SI Luthfi Yufrizal kepada media
menyampaikan pihaknya telah berkirim surat ke kepolisian mengenai rencana aksi
itu. Ia berharap kepolisian tidak membubarkan paksa unjuk rasa mahasiswa
tersebut.
BEM SI menargetkan ada sekitar 1.000 mahasiswa yang akan
turun ke jalan. Para mahasiswa, yang berasal dari perguruan tinggi negeri dan
kampus swasta itu, mendesak Presiden Joko Widodo menunjukkan sikap tegas
terhadap wacana tunda pemilu dan perpanjangan masa presiden.
Kelompok mahasiswa juga meminta Presiden mengendalikan harga
kebutuhan pokok dan memastikan ketersediaan sembako di pasar. Tuntutan lainnya,
kelompok mahasiswa mendesak Presiden mengusut kasus mafia minyak goreng dan
mengevaluasi kinerja para menteri.
Baca Juga