Isu Terkini

Menerka Politik Anak Muda di Pemilu 2024

Muhammad Fadli — Asumsi.co

featured image
YouTube Asumsi

Pemilihan presiden akan digelar pada 2024. Sejumlah pihak mengaitkan perebutan kursi kekuasaan dengan suara kalangan muda terutama generasi milenial dan Gen Z. Kedua generasi itu diketahui memang sedang mendominasi penduduk di Indonesia saat ini. 

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustyati, menyebut pada Pemilu 2024 nanti sebanyak 60 persen pemilih merupakan pemilih muda. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi Progress! Politisi Muda Bukan Sekadar Dagangan Elekktoral, Minggu (13/3/2022). 

“Nanti 2024 itu 60 persen pemilih mudah ya, bukan pemula. Pensiunan TNI-Polri pemilih pemula itu,” ujar Khoirunnisa. 

Dianggap penonton: Khoirunnisa mengatakan selama ini pemilih muda masih dianggap sebagai penonton. Mereka juga masih melihat politik dari jauh. Padahal pemilih muda memiliki jumlah yang cukup banyak. 

“Kalau bicara partisipasi targetnya selalu angka. Kita bangga kalau angka partisipasinya di atas 75 persen. Tapi enggak cukup di situ,” imbuh Khoirunnisa. 

Ia mengatakan para pemilih muda ini seharusnya menjadi elemen penting. Artinya sebelum dan setelah datang ke bilik pemungutan suara, mereka juga memiliki peran. 

Target partisipasi angka: Khoirunnisa mengatakan seringkali politisi dan masyarakat lupa bahwa tergat partisipasi dalam pemilihan umum bukan sekadar angka. 

“Misalnya gini, partisipasi kita tinggi di Pemilu 2019, hampir 80 persen. Tapi suara tidak sahnya hampir 17 juga suara. Ya kan ironi juga,” imbuh Khoirunnisa.

Ia menilai pada Pilpres 2024 seharusnya menjadi momen baru. Artinya akan ada calon presiden baru dan momen tersebut memunculkan calon-calon alternatif lain termasuk dari kalangan anak muda. 

“Supaya anak muda yang pemilihnya 60 persen ini ditanya, mungkin selama ini anak muda enggak pernah ditanya,” imbuh Khourunnisa. 

Relevansi anak muda: Menurut Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest, anak muda dan politik 2024 masih menjadi hal yang relevan. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi yang sama.

“Masih relevan atau enggak? milenial menjadi jargon jualan banget, menurut gue pemilih muda banyak banget 2024. Tapi kami akan fokusnya enggak muda doang bukan itu, sebenarnya. Gagasan idenya yang lebih penting daripada sekadar mudanya,” imbuh Rian.

Baca Juga:

Jokowi: Jakarta Tidak Akan Kita Tinggalkan  

27 Ribu Orang Tandatangani Petisi Tolak Pemilu Ditunda

Jika Pemerintahan Jokowi Selesai, Bagaimana Kelanjutan Pembangunan IKN?

Share: Menerka Politik Anak Muda di Pemilu 2024