Puluhan ribu orang menandatangani petisi yang menyatakan
menolak penundaan pemilu 2024. Petisi yang menyatakan perpanjangan pemilu ini,
ditandatangani mereka melalui laman change.org.
Penggagas: Dalam laman petisi dengan judul “Tolak
Penundaan Pemilu 2024”, terpantau saat ini sudah ditandatangani 27.409
orang. Petisi dibuat oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), seperti
Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP), Jaringan Demokrasi
Indonesia (JaDI), Komite Pemantau Legislatif (Kopel), dan Konstitusi Demokrasi
(Kode) Inisiatif.
Petisi ini juga digagas oleh Network for Democracy and
Electoral Integrity (NETGRIT), Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
(Perludem), dan Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas
Andalas.
“Menunda Pemilu 2024 dan memperpanjang jabatan presiden
pun membuat Indonesia melanggar prinsip pemerintahan presidensial. Sebagai
bagian dari sistem politik hasil Reformasi, sistem presidensial punya dua
perbedaan mendasar dengan sistem parlementer,” demikian disampaikan para
penggagas petisi di situs tersebut, Minggu (13/3/2022).
Langgar Aspek Hukum: Mereka pun menyatakan, gagasan terhadap
penundaan Pemilu 2024 serta perpanjangan masa jabatan presiden, melanggar aspek
hukum, politik, dan ekonomi.
Sama halnya dengan kelanjutan Pilkada 2020, menunda Pemilu
2024 merupakan wujud penyelenggaraan negara yang berdasar pada kepentingan
politik elite untuk mempertahankan bahkan memperluas kekuasaannya.
“Penting bagi kita sebagai warga negara untuk menolak
penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. Atas nama negara
hukum, politik demokratis, dan keberdayaan ekonomi: tolak penundaan Pemilu
2024!,” lanjut mereka.
Isyarat Luhut: Sebelumnya, diketahui Menteri Koordinator
Bidan Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengisyaratkan
mendukung penundaan pemilu.
Luhut mengklaim memiliki big data (mahadata) 110 juta
netizen yang setuju Pemilu 2024 ditunda pelaksanaannya.
“Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala
macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110
jutalah,” kata Luhut.
Baca Juga