Internasional

Putin Ingin Sita Aset Perusahaan yang Hengkang dari Rusia

Muhammad Fadli — Asumsi.co

featured image
(Antara via REUTERS/SPUTNIK)

Presiden Rusia, Vladimir Putin sedang menyusun aturan untuk menyita aset perusahaan barat yang hengkang dari negaranya. Kebijakan Putin menginvasi Ukraina memang membuat banyak perusahaan dunia memutuskan menangguhkan bisnisnya di Rusia.

“Kamu perlu bertindak lebih tegas terhadap perusahaan yang akan menghentikan produksi mereka. Kita perlu mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin tetap beroperasi di Rusia,” ujar Putin dikutip CNN, Jumat (11/3/2022). 

Rancang aturan: Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin mengatakan saat ini Rusia sedang merancang undang-undang yang mengatur aksi tersebut. 

“Jika pemilik asing menutup perusahaan secara tidak wajar, maka dalam kasus itu pemerintah dapat mengusulkan pemberlakuan administrasi eksternal. Bergantung pada keputusan pemilik yang akan menentukan nasib perusahaan di masa depan,” kata Mishustin. 

Daftar barang: Rusia telah mengeluarkan daftar barang dan peralatan dari perusahaan yang tak dipindahkan ke luar negeri oleh perusahaan. Kurang lebih ada 200 item yang tak boleh dipindahkan. Pembatasan itu akan terus berlaku hingga 2022. 

Beberapa di antaranya sarana teknologi, telekomunikasi, peralatan medis, kendaraan, mesin pertanian, peralatan listrik serta mobil. Kemudian peralatan seperti kontainer, turbin, mesin pengolah, monitor, proyektor, panel hingga lokomotif kereta api juga tak boleh keluar dari Rusia. 

“Tugas utamanya adalah untuk mempertahankan kegiatan organisasi dan pekerjaan. Sebagian besar bisnis mengumumkan pemberhentian sementara sambil mempertahankan pekerjaan dan upah, dan kami akan memantau situasi ini dengan cermat,” imbuhnya. 

Perusahaan hengkang: Diketahui banyak perusahaan kelas dunia menarik bisnisnya dari Rusia. Kebijakan itu diambil sebagai sanksi karena Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Para perusahaan itu menutup toko, pabrik dan menangguhkan operasi mereka di Rusia sepekan setalah Putin melakukan serangan. 

Organisasi hak-hak konsumen Rusia dikabarkan telah menyusun daftar perusahaan yang diketahui memutuskan untuk angkat kaki dan dapat diambil alih oleh pemerintah. 

Daftar yang dikirim ke Pemerintah Rusia dan Kejaksaan Agung itu mencakup 59 perusahaan. Beberapa di antaranya Di antaranya, Volkswagen, Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald’s, Porsche, Toyota, H&M dan dapat diperbarui dengan lebih banyak merek.

Dikutip dari The Guardian, Shell telah mengumumkan rencana untuk menarik diri dari minyak dan gas Rusia. Sementara BP mengatakan akan keluar dari saham di proyek-proyek besar, sementara Unilever mengatakan akan menghentikan impor dan ekspor ke negara itu. 

Kemudian Burger King mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan semua dukungan perusahaannya untuk pasar Rusia, termasuk operasi, pemasaran, dan rantai pasokan. Perusahaan tidak secara langsung mengoperasikan restoran di dalam negeri, merek dijalankan oleh mitra waralaba lokal. 

Baca Juga:

Turis Rusia di Bali Tak Bisa Tarik Uang dari ATM 

Inggris Minta Barat Beri Sanksi lebih Berat ke Rusia 

Kremlin: AS Nyatakan Perang Ekonomi dengan Rusia

Share: Putin Ingin Sita Aset Perusahaan yang Hengkang dari Rusia