Internasional

Inggris Minta Barat Beri Sanksi lebih Berat ke Rusia

Muhammad Fadli — Asumsi.co

featured image
ANTARA/Pool via REUTERS/John Thys/tm/am.

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss mengatakan saat ini negaranya dan negara Barat lain harus berani mengambil sikap terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. Liz ingin Barat lebih keras terhadap pemimpin Rusia itu. 

Liz mengatakan Putin telah menghancurkan tatanan keamanan dunia dengan menyerang Ukraina. Ia ingin Barat bisa memberi sanksi lebih keras terhadap Rusia. 

 Tak biarkan Rusia: Liz mengatakan Barat tak boleh membiarkan Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Hal itu ia sampaikan di hari kedua kunjungannya ke Amerika Serikat. Ia mengungkap hal itu di depan orang-orang yang hadir di sana. 

“Kita harus bangkit pada saat ini. Kita harus berjanji bahwa kita tidak akan pernah lagi membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali. Itu berarti kita harus bertindak sekarang,” ujar Liz dikutip Antara. 

Ia mengatakan Rusia akan semakin berani apabila Barat hanya berdiam diri. Ia mengatakan bahwa Putin telah menyerang aturan untuk negara-negara yang selama ini ingin hidup berdampingan. 

“Putin menyerang kedaulatan, demokrasi, dan Piagam PBB. Dia telah menghancurkan arsitektur keamanan global. Jika kita membiarkan ekspansionisme Putin tidak tertandingi, hal itu akan mengirim pesan berbahaya kepada calon agresor dan otoriter di seluruh dunia,” ujar Liz. 

Aksi Inggris: Inggris berupaya memainkan peran di antara negara-negara yang memberi Rusia sanksi. Sebagian besar negara yang memberi sanksi itu sejalan dengan Amerika Serikat. Bahkan, jumlah sanksi dari Inggris dan Amerika terhadap Rusia disebut-sebut setara. 

“Kita harus melangkah lebih jauh pada sanksi untuk terus memperkuat dampak buruk (dari sanksi) — Kita menginginkan situasi di mana mereka (Rusia) tidak dapat mengakses dana mereka, mereka tidak dapat melunasi pembayaran mereka, perdagangan mereka tidak dapat mengalir, kapal mereka tidak dapat berlabuh dan pesawat mereka tidak bisa mendarat,” demikian ujar Liz. 

Rusia-Ukraina: Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan gencatan senjata sementara. Keduanya melakukan gencatan senjata sejak Rabu (9/3/2022) pagi waktu setempat. Gencatan senjata dilakukan demi membuka koridor kemanusiaan alias jalan untuk evakuasi warga sipil. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya berhasil mengevakuasi kurang lebih 35 ribu warga Ukraina. Zelensky mengatakan Ukraina ingin menambah enam koridor kemanusiaan lagi demi bisa mengevakuasi lebih banyak warga sipil.

Share: Inggris Minta Barat Beri Sanksi lebih Berat ke Rusia