Pengamat politik, A Khairul Umam, menilai poin pidato
politik Ketua DPR RI Puan Maharani yang menganalogikan pria dan wanita sebagai
dua sayap burung yang memiliki derajat yang sama, mengindikasikan Puan bakal
maju di Pilpres 2024.
Umam mengatakan pidato itu bisa dipahami sebagai wujud
ekspresi “keterpanggilan” Puan Maharani untuk berani tampil di pentas
gelanggang politik yang didominasi oleh tradisi patriarkal.
“Praktis, jika dipetakan basis kekuatan politik
perempuan saat ini, hanya Puan Maharani yang memiliki kapasitas itu. Puan
memegang kendali penuh atas roda mesin politik yang mengantongi bekal 20 persen
presidential threshold,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy
and Strategic Affairs (Indostrategic) ini, seperti dilansir Antara.
Oleh karena itu, kata Umam, sebagai wujud keterpanggilan
atas nilai-nilai dasar kesetaraan laki-laki dan perempuan, maka PDIP sebaiknya
tidak ragu untuk maju mengusung Puan di 2024 nanti.
“Hingga kini tidak ada elektabilitas yang dominan.
Elektabilitas bisa dibentuk oleh jaringan dan mesin politik yang disiplin dan
solid,” tuturnya.
Dia menambahkan majunya Puan di Pilpres 2024 bukan hanya
sebatas upaya untuk memenuhi kewajiban hadirnya perwakilan pemimpin perempuan. “Tetapi juga keharusan yang layak diperjuangkan
berdasar kalkulasi politik yang rasional,” ucap Umam.
Puan menyinggung peran perempuan saat berpidato di Sidang
Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).
Puan menegaskan menyertakan perempuan dalam setiap jabatan
bukan sebagai kebijakan afirmatif, tetapi merupakan kesadaran atas penghargaan
harkat dan martabat manusia.
Ia menjelaskan, perempuan Indonesia telah banyak aktif dan
mengambil peran yang strategis di segala bidang, termasuk ekonomi dan politik. Karena itu, ia menyebut peran perempuan kini memiliki
derajat yang sama dengan laki-laki.
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayap seekor
burung. Jika dua sayapnya sama kuatnya, maka terbang-lah burung itu sampai ke
puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka
tak dapatlah terbang burung itu sama sekali,” ucap Puan Maharani.
Baca Juga