Mayoritas masyarakat Indonesia menyalahkan negara-negara Barat atas invasi Rusia terhadap Ukraina sejak akhir Februari 2022 lalu. Temuan ini terungkap dalam rilis hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Salah Barat: Dalam survei bertajuk ‘Sikap Publik atas Invasi Rusia terhadap Ukraina’ pendiri SMRC, Saiful Mujani menerangkan bahwa sebanyak 23 persen public mengalamatkan kesalahan kepada Barat dan NATO atas krisis yang kini menimpa Ukraina.
“Yang menyalahkan Rusia sebanyak 17 persen. Dan yang menyalahkan Ukraina ada 8 persen. Menurut Saiful, data ini menunjukkan bahwa cara berpikir masyarakat complicated,” kata Saiful di kanal Youtube SMRC TV pada Senin (18/4/2022).
Sementara sisanya memilih menyalakan Ukraina (8 persen) dan tidak menjawab (52 persen).
Hasil survei: Ketidaksukaan pada Amerika Serikat (AS) menjadi dalang simpati rakyat Indonesia kepada Rusia. SMRC merekam bahwa 39 persen publik tidak menyukai Amerika Serikat.
Sementara yang tidak suka pada Inggris 27 persen. Yang tidak suka dengan Rusia 24 persen, Ukraina 30 persen, RRC 40 persen, dan Israel 60 persen. Mayoritas publik Indonesia, 74 persen menyukai Arab Saudi dan mereka yang mengaku tidak suka hanya 8 persen.
Saiful menjelaskan bahwa data tabulasi silang (crosstab) antara setuju atau tidak setuju atas invasi Rusia terhadap Ukraina dan tentang suka atau tidak suka pada negara-negara tersebut itu memperlihatkan pola bahwa orang yang tidak suka Amerika Serikat dan Inggris cenderung setuju dengan invasi Rusia terhadap Ukraina.
“Sebaliknya, yang suka pada Amerika dan Inggris cenderung tidak setuju dengan invasi,” papar dia.
Setuju invasi: Sementara yang suka pada Arab Saudi setuju dengan invasi, dan yang tidak suka Arab Saudi tidak setuju dengan invasi. Sementara sentimen suka dan tidak suka pada Cina tidak memiliki pengaruh.
Jadi pada perang antara dua negara ini, menurut Saiful, masyarakat sudah punya pandangan yang melatarbelakangi suara yang cukup besar yang bersikap positif pada Rusia. Hal itu terkait sentimen publik yang negatif terhadap negara-negara Barat tersebut.
Metode: Survei ini dilakukan melalui telepon dengan total sampel 1228 responden yang dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia yang yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon/cellphone (sekitar 72 persen dari total populasi pemilih nasional).
Responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode random digit dialing. Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih pada 22-24 Maret 2022. Margin of error survei diperkirakan +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Baca Juga:
Rusia Puji Sikap Indonesia Abstain Saat Voting Penangguhan Anggota Dewan HAM
Deretan Jenderal Rusia yang Tewas dalam Invasi ke Ukraina
Dubes Rusia Untuk RI: Dunia Bukan Hanya Amerika dan Uni Eropa Saja