Pasukan Rusia berhasil merebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Jumat (4/3/2022). Saat ini pihak berwenang tengah memeriksa dampak serangan Rusia di PLTN Zaporizhzhia.
“Personel operasi sedang memantau kondisi unit-unit pembangkit,” ujar otoritas setempat dikutip Antara.
Sempat terbakar: Sebelum menguasainya, militer Rusia menembaki ke arah pembangkit. Akibat ditembaki, PLTN Zaporizhzhia sempat terbakar. Kebakaran itu melanda gedung pelatihan di luar pembangkit. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, pembangkit kemudian dimatikan secara aman.
Hal itu dikonfirmasi oleh Menteri Energi Amerika Serikat Jennifer Granholm. Melalui twitternya, Granholm juga menyebut pihaknya tak melihat adanya kenaikan radiasi di PLTN Zaporizhzhia.
Laporan Ukraina: Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sempat meminta militer Rusia menghentikan serangan ke PLTN Zaporizhzhia. Pembangkit tersebut merupakan yang terbesar di Eropa.
Kuleba menyinggung insiden yang menimpa Chernobyl pada 1986 lalu. Menurut Kuleba dampak dari Zaporizhzhia bisa lebih besar.
“Jika meledak, itu akan menjadi 10 kali lebih besar dari Chernobyl! Rusia harus segera menghentikan tembakan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan,” cuit Kuleba.
Dihubungi Biden: Presiden Amerika Serikat, Joe Biden langsung berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Keduanya berbicara soal PLTN yang diserang Rusia.
“Presiden Biden bergabung dengan Presiden Zelensky dalam mendesak Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya di daerah itu dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran dan penanggap darurat untuk mengakses situs itu,” kata Gedung Putih dikutip dari Reuters.
Baca Juga:
PLTN Terbesar Eropa di Ukraina Terbakar
Ukraina Minta Rusia Hentikan Serangan ke PLTN Zaporizhzhi
Amerika Serikat Sebut Reaktor Nuklir di PLTN Ukraina yang Terbakar Sudah Dimatikan