Investasi saham digandrungi anak-anak muda pada saat ini. Sekarang, dibandingkan menyimpan uang di bank, anak-anak muda banyak yang menginvestasikan uangnya ke saham. Animo investasi saham ini sebagian di antaranya dipicu setelah melihat sosok yang dianggap berhasil ‘bermain’ saham.
Namun, bermain saham tidak terlepas dari risiko. Di balik imbal hasil yang tinggi, risiko kerugian juga tinggi. Jadi, sebelum menginvestasikan saham, sebaiknya bisa memahami dulu strateginya supaya risiko kerugian bisa diminimalisir.
Apalagi bagi yang pertama kali mencoba berinvestasi saham, pengetahuan tentang cara memilih saham perlu dimiliki.
Baca juga: Ini 4 Rasio Saham yang Harus Kamu Ketahui | Asumsi
CEO Finansialku, Melvin Mumpuni, membagikan tips cara memilih saham bagi pemula. Adapun tipsnya adalah sebagai berikut:
1. Cek Kesehatan Perusahaan
Sebelum memilih berinvestasi saham di suatu perusahaan, perlu dicek kesehatan perusahaan tersebut.
“Yang biasa aku lakukan adalah memilih saham yang perusahaannya sehat. Biasanya aku cek laporan keuangannya dulu. Penjualan naik enggak? Ada hutang apa enggak? Lagi ada berita apa? Perusahaannya lagi buat apa? Seperti kayak beli perusahaan lah,” katanya saat dihubungi Asumsi.co, Rabu (16/6/2021).
2. Harga Murah atau Diskon
Setelah mengetahui kesehatan perusahaan, kemudian cek harga sahamnya, apakah murah atau sedang diskon. Ia menyarankan membeli saham ketika murah dan diskon.
“Kalau bisa beli saham yang lagi harga murah, enggak terlalu mahal. Harga diskon misalnya,” kata dia.
Untuk diketahui, ada beberapa saham yang dijual dengan harga Rp50 perak per lembarnya. Di investasi saham, bisa membeli dalam satuan lot, satu lot terdiri dari 100 lembar saham. Jika membeli satu lot saham dengan harga perlembar hanya Rp50 perak, artinya, anda bisa memiliki saham sendiri dengan membayar Rp5000.
Baca juga: Mengenal Gaya Trading Saham, Ini Kata Praktisi | Asumsi
3. Beli Saham Perusahaan yang Dikenal
Melvin kemudian menyarankan untuk memilih saham dari perusahaan terkenal.
“Mungkin, perusahaan yang dia kenal dahulu seperti BRI, Mandiri, BCA, BNI. Di bisnis makanan ada Unilever, ada Indomie,” katanya.
4. Beli Saham Blue Chip
Saham blue chip diartikan sebagai saham perusahaan yang sudah mapan dan sehat dari segi finansial maupun fundamental. Saham yang tergolong blue chip, konsisten dalam penyampaian laporan keuangan.
Melvin menyarankan untuk memilih perusahaan yang termasuk golongan blue chip. Saham di kategori blue chip, biasanya memiliki market cap di atas Rp 40 triliun.
Baca juga: Atur Keuangan Ketika Sudah Berkeluarga, Harus Bagaimana? | Asumsi
Adapun perusahaan dalam golongan blue chip, di antaranya adalah BCA, BRI, Unilever, Telkom, Indofood, Bank Mandiri, PT Gas Negara, PT Astra Internasional, BBNI, United Tractor, Aneka Tambang, PT Gudang Garam, HM Sampoerna, dan PT Mayora Indah.
Setelah memilih dan menginvestasikan saham, Melvin menganjurkan bagi pemula untuk nyaman terlebih dahulu dalam menginvestasikan saham. Jangan terlalu terburu-buru ingin segera untung besar.
“Yang nyaman saja dulu. Setelah jalannya waktu, pelajari bagaimana untungnya besar. Itu yang dipelajarin,” ungkapnya.