Teknologi

Instagram Akan Sembunyikan Like, Bagaimana Nasib Influencer?

Irfan — Asumsi.co

featured image
Foto: Unsplash/Prateek Katyal

Platform sosial media Instagram akan memulai pengujian baru untuk menyembunyikan jumlah like pada unggahan pengguna seiring eksperimen yang sudah dilakukan pada 2019 lalu. Bedanya, kali ini media sosial berbagi gambar itu akan mengeksplorasi opsi baru di mana pengguna dapat memutuskan mana yang baik bagi mereka. Memperlihatkan jumlah like atau tidak.

Disadur dari Tech Crunch, Instagram mengatakan tes yang melibatkan jumlah like tidak diprioritaskan setelah Covid-19 melanda dunia. Kecuali untuk periode singkat Maret ini saat Instagram secara tidak sengaja menyembunyikan jumlah like ke lebih banyak pengguna karena gangguan bug. Saat ini, Instagram meninjau kembali masukan yang dikumpulkan dari pengguna selama pengujian dan menemukan berbagai pendapat.

​Menurut pihak Instagram, ide menyembunyikan jumlah like dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan rasa malu yang menyelimuti konten di jejaring sosial. Artinya, orang-orang akan menekankan apakah postingan mereka akan menerima cukup like untuk dianggap populer atau justru sebaliknya.

​Masalah ini sangat sulit bagi pengguna Instagram yang lebih muda, yang lebih peduli tentang apa yang dipikirkan rekan-rekan mereka. Sehingga mereka akan menghapus unggahan yang tidak banyak menerima like.

​Selain itu, penghapusan like membantu mengurangi jenis mentalitas kelompok yang mendorong orang untuk menyukai hal-hal yang sudah populer, bukan menilai konten yang cocok untuk diri mereka sendiri.

​Namun, selama pengujian, tidak semua orang setuju penghapusan like akan membuat ekosistem Instagram menjadi lebih baik. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka masih ingin melihat jumlah like agar mereka dapat melacak apa yang sedang tren dan populer.

​Argumen untuk mempertahankan like lebih lazim di kalangan komunitas influencer, di mana pembuatnya menggunakan metrik untuk mengomunikasikan nilai mereka kepada mitra, seperti merek dan pengiklan. Di sini, tingkat keterlibatan yang lebih rendah pada posting dapat secara langsung diterjemahkan ke pendapatan yang lebih rendah untuk influencer.

​Argumen yang mendukung maupun menentang like ini dinilai Instagram sama pentingnya. Sehingga pengujian terbaru Instagram akan mengembalikan pilihan ke tangan pengguna.

Baca juga: KPI Usul Bakal Awasi Podcast, Ini Tanggapan Influencer

​Tes baru ini akan diaktifkan untuk sebagian kecil pengguna Instagram secara global. Jika akun kamu salah satunya, maka kamu akan menemukan opsi baru untuk menyembunyikan like lewat setelan aplikasi.

Kamu juga dapat menyembunyikan like per unggahan melalui menu tiga titik yang ada di bagian atas unggahanmu. 

Walaupun dinonaktifkan secara publik, influencer masih dapat melihat jumlah like dan interaksi lainnya melalui analitik.

Instagram mengatakan akan meninjau kembali masukan yang dihimpun dari para penggunanya selama masa uji coba berlangsung.​

Dikutip dari CNN Indonesia, Facebook juga akan bereksperimen dengan fitur tersebut dalam beberapa minggu ke depan. Hal ini diyakini memberikan pengguna kontrol lebih banyak untuk berinteraksi dengan konten melalui aplikasi tersebut.

Tanpa Like, Engangement Lebih Sehat

Pakar marketing/branding sekaligus penulis buku, Yuswohady, berpendapat hilangnya jumlah like memang disinyalir bisa membuat engagement di platform Instagram jadi lebih sehat. Dia menilai, meski like selama ini sudah seperti mata uang untuk pendengung, keberadaannya hanyalah engagement permukaan atau yang dia sebut sebagai skin engagement. Dalam artian, orang tidak perlu berpikir untuk memberi like pada sebuah unggahan.

​”Bahkan bisa jadi like itu dilakukan oleh robot. Banyak dampak buruknya, ketika itu jadi currency. For the sake of likes, orang bisa menghalalkan segala cara,” kata Yuswohady kepada Asumsi.co, Jumat (16/4/21).

Ini berbeda dengan kolom komentar. Untuk mengapresiasi sebuah unggahan di kolom komentar, paling tidak seseorang meluangkan waktunya untuk berpikir dan mengetik. Tidak asal ketuk dua kali dalam lintasan banyak gambar di linimasa instagram. Yuswohady menyebut komentar sebagai real atau deep engagement.

​”Beda dengan deep engagement, di mana orang mengkritisi, enggak asal ketuk dua kali. Like itu gampang direkayasa. Harusnya yang jadi currency komentar. Like sudah enggak valid karena sifatnya yang hanya permukaan tadi,” kata dia.

​Kendati demikian, Yuswohady tak menampik kalau di awal, penghilangan like bisa merugikan pengguna Instagram terutama mereka yang mendulang uang dari aplikasi tersebut. Namun, ketika itu dihilangkan, Yuswohady optimistis akan ada metrik lain. Paling tidak jika mata uangnya diubah menjadi kolom komentar, maka pembuat konten akan berlomba-lomba untuk membuat konten yang bagus.

​”Karena like sudah tidak bisa jadi currency, otomatis orang yang akan berjuang untuk dapat ikatan yang lebih real. Komentar bisa menggantikan matrik like. Saya kira itu lebih positif. Jadi kalau dulu like is a king, sekarang balik lagi ke content is a king,” ucap dia.

Share: Instagram Akan Sembunyikan Like, Bagaimana Nasib Influencer?