Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel, Jumat waktu
setempat (7/5/21) di lingkungan kompleks Masjid Al-Aqsa dan mengakibatkan
sedikitnya 178 warga Palestina dan enam Polisi Israel terluka.
Dikutip dari Reuters,
Sabtu (8/5/21), bentrokan ini menjadi puncak dari beberapa kekerasan yang telah
terjadi berminggu-minggu di Yerusalem. Layanan darurat Bulan Sabit Merah
Palestina mengatakan 83 orang harus dilarikan ke rumah sakit.
Sebagian besar terluka di wajah dan mata oleh peluru
berlapis karet dan pecahan peluru dari granat setrum. Israel mengatakan enam
petugas polisi terluka.
Sebelumnya pada Jumat pagi, pasukan Israel menembak mati dua
warga Palestina setelah terjadinya ketegangan di pangkalan milik pasukan Polisi
Perbatasan paramiliter Israel di Tepi Barat. Penggusuran yang dilakukan
otoritas Israel di Yerusalem dan Tepi Barat juga diduga menjadi pemicu
bentrokan.
Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir di
Yerusalem timur. Pada awal bulan suci Ramadan, Israel memblokir tempat
berkumpul yang populer untuk warga Palestina bersosialisasi di akhir puasa
sepanjang hari. Tindakan itu memicu bentrokan dua minggu sebelum Israel
mencabut pembatasan.
Amerika Serikat mengatakan pihaknya “sangat prihatin”
tentang ketegangan yang meningkat dan meminta semua pihak untuk menurunkan
ketegangan.
“Sangat penting untuk menghindari langkah-langkah sepihak
yang akan memperburuk ketegangan atau menjauhkan kita dari perdamaian. Dan
termasuk penggusuran, aktivitas pemukiman, dan pembongkaran rumah, ”kata juru
bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter seperti dikutip dari AP.
Tidak diketahui jelas apa yang menjadi pemicu bentrokan.
Namun, polisi Israel dikerahkan dalam jumlah besar saat jamaah Muslim
mengadakan sholat Isya di lokasi tersebut. Video yang beredar online
menunjukkan jamaah melemparkan kursi, sepatu dan batu ke arah polisi yang menembakkan
granat setrum dan peluru berlapis karet untuk membubarkan mereka.
Kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam
Islam. Situs ini juga merupakan situs tersuci bagi orang Yahudi, yang
menyebutnya sebagai Temple Mount dan memujanya sebagai tempat di mana Kuil-kuil
Alkitab berdiri. Lokasi ini juga telah lama menjadi hot spot kekerasan Israel-Palestina dan merupakan episentrum
intifada atau pemberontakan Palestina pada tahun 2000.
Palestina memandang Yerusalem timur – yang mencakup situs
suci utama bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim – sebagai ibu kota mereka,
dan nasibnya adalah salah satu masalah paling sensitif dalam konflik tersebut.
Dalam panggilan ke TV Palestina, Presiden Mahmoud Abbas memuji “sikap
berani” para pengunjuk rasa dan mengatakan Israel memikul tanggung jawab
penuh atas kekerasan tersebut.