General

Pemerintah AS Lagi Tutup, Partai Demokrat Persiapan Menuju Pemilu 2020

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Hingga berita ini diturunkan, Donald Trump sedang menutup pemerintahan Amerika Serikat. Hal ini dilakukan Trump sebagai akibat dari mentoknya negosiasi antara Kongres dan dirinya terkait pendanaan tembok perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Trump menginginkan angka sebesar US$5,7 miliar. Namun kongres menolak. Tutupnya pemerintahan ini pun mengakibatkan banyak kerugian di masyarakat.

Di tengah kondisi yang semakin tidak jelas, Partai Demokrat sebagai oposis langsung berbenah dan bersiap diri. Sudah mulai bermunculan kandidat-kandidat yang diharapkan dapat mengambil alih kursi kepresidenan dari Partai Republik di tahun 2020 nanti. Yang lebih kerennya lagi, beberapa dari mereka adalah perempuan. Siapa saja kah mereka?

Kamala Harris, Siap Maju dengan Kampanye “Kamala Harris for the People

Nama Kamala Harris mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun, kiprahnya di pemerintahan Amerika Serikat sudah tidak perlu diragukan lagi. Dari tahun 2011 hingga 2017, ia merupakan Jaksa Agung California. Dalam Pemilihan Umum 2016, ia terpilih sebagai Senator negara bagian California. Sebagai seorang senator, Harris didapuk untuk menjabat selama enam tahun, hingga 2022. Meski demikian, ia memilih untuk mencoba peruntungannya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk Pemilu 2020 nanti.

Melalui laman kamalaharris.org, Harris sudah mulai menggalang donasi. Dengan slogan Harris for the People (Harris untuk Rakyat), ia berkampanye tanpa disokong oleh korporasi manapun. Makanya, ia begitu mengharapkan donasi dari para pendukungnya. Melalui cuitan di akun @KamalaHarris, ia mendeklarasikan secara resmi pencalonan dirinya.

I’m running for president. Let’s do this together. Join us: https://t.co/9KwgFlgZHA pic.twitter.com/otf2ez7t1p— Kamala Harris (@KamalaHarris) January 21, 2019

Representatives Tulsi Gabbard Siap Rebut 2020

Selain Kamala Harris, kader perempuan lainnya dari Partai Demokrat yang juga siap maju sebagai calon presiden di tahun 2020 nanti adalah Tulsi Gabbard. Di hari Jumat (11/1) yang lalu, Gabbard mengonfirmasi hal ini. “Saya sudah memutuskan untuk maju dan akan mengumumkannya secara resmi dalam sepekan ke depan,” ucap Gabbard dalam wawancaranya bersama Van Jones di CNN. Untuk ukuran seorang calon presiden, Gabbard tergolong begitu muda. Umurnya baru 37 tahun.

Baca Juga: Pemerintahan Tutup, Masyarakat AS Putar Otak untuk Terus Jalani Hidup

Tulsi Gabbard adalah seorang representatives dari wilayah Hawaii. Tidak hanya menjadi politisi, ia juga bagian dari tentara Amerika Serikat. Di tahun 2003, Gabbard masuk ke dalam jajaran Hawaii Army National Guard. Ia diturunkan ke Iraq di tahun 2004 dan baru kembali ke Amerika Serikat 2 tahun setelahnya.

Majunya ia sebagai calon presiden pun kembali menghangatkan kontroversi tentang dirinya. Setidaknya ada dua kontroversi yang dapat menjadi batu sandungan pencalonan dirinya. Pertama, pandangan masa lalunya yang bersifat anti-LGBT. Kedua, pertemuannya dengan diktator Suriah Bashar Al-Assad.

Julian Castro, Mantan Menteri Perumahan dan Pembangunan Urban

Satu hari setelah Gabbard resmi mengumumkan dirinya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, Julian Castro pun melakukan hal yang sama. Di San Antonio, ia mengumumkan pencalonan dirinya. “Ketika nenek saya pindah ke Amerika Serikat hampir seratus tahun yang lalu, saya yakin dia tidak pernah membayangkan kalau dua generasi selanjutnya, ia akan memiliki satu cucu yang menjabat sebagai anggota Kongres Amerika Serikat dan satunya lagi mengucapkan kalimat, ‘saya adalah calon Presiden Amerika Serikat’,” ungkap Castro dalam deklarasinya, Sabtu (12/1) lalu.

Castro merupakan mantan walikota San Antonio. Ia sudah mempersiapkan pencalonan dirinya selama dua tahun. Namanya sedang bersinar di jajaran kader Partai Demokrat. Ia mulai dikenal publik ketika menyampaikan pidato untuk Barack Obama yang sedang maju sebagai calon presiden di tahun 2012.

Baca Juga: Kalau Trump Beneran Bikin Tembok Perbatasan…

Castro sendiri sadar bahwa dirinya bukanlah nama terdepan yang diprediksi akan memenangkan konvensi calon presiden Partai Demokrat. Meski begitu, ia tetap yakin untuk maju. Sebagai seorang imigran, Castro tahu dirinya tidak selalu berada di posisi yang diuntungkan. Hal ini dianggap sebagai pengalaman yang berharga untuk dirinya. “Mungkin saya bukan yang terdepan (sebagai calon presiden), namun saya memang tidak pernah menjadi yang terdepan seumur hidup saya,” ungkap Castro, ketika ditanyakan terkait peluangnya memenangkan konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Senator Kirsten Gillibrand, Sempat Enggan untuk Maju

Ketika dirinya terpilih sebagai senator New York pada Pemilu 2018 yang lalu, ia menyangkal bahwa dirinya akan maju sebagai calon presiden. Ia tidak menolak, namun menyatakan akan berpikir berkali-kali sebelum maju sebagai calon presiden untuk Partai Demokrat.

Namun ternyata, mendekati masa-masa pendaftaran calon presiden, Gillibrand mengubah rencananya. Puncaknya, pada tanggal 15 Januari 2018 kemarin, ia secara resmi maju sebagai calon presiden. Ia pun sudah memberi tahu komite eksplorasi calon presiden bahwa dirinya akan maju sebagai calon presiden.

Share: Pemerintah AS Lagi Tutup, Partai Demokrat Persiapan Menuju Pemilu 2020