Teknologi

Layanan 5G, Seberapa Mendesak Kebutuhannya?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: iStock

Indonesia
tengah bersiap menghadirkan layanan 5G. Telkomel merupakan 
provider yang menyatakan kesiapan untuk
menghadirkan layanan internet yang kecepatannya disebut mengungguli 4G pada 27
Mei mendatang. Memangnya kita sudah butuh layanan 5G?

Area Layanan
Masih Terbatas

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro
mengatakan, pada tahap awal layanannya, Telkomsel akan menggunakan frekuensi
2,3 GHz dalam melayani pelanggan 5G.

Sementara untuk coverage area di awal kehadiran 5G,
Telkomsel akan menyediakannya secara terbatas di beberapa wilayah residensial
Jabodetabek. “Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi
Serpong Damai (BSD), Widya Chandra, dan Alam Sutera,” kata Setyanto
sebagaimana dilansir dari
CNBC.

Baca juga: Apple Rilis iPhone 12 Edisi Warna Ungu, Mau Bidik ARMY? | Asumsi

Selain itu, ada sembilan lokasi di
delapan kota yang juga akan menikmati layanan 5G, di antaranya Medan, Batam,
Bandung yang dua lokasinya berada di sekitar kawasan Telkom University dan ITB,
Balikpapan, Solo, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.

Setyanto mengatakan, layanan 5G bakal
terus diperluas dari segi area dan wilayahnya, serta terus dikembangkan
kapasitasnya untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Telkomsel menggelar terbatas di
beberapa kota, seiring dengan penyerapan implementasi dari 
network yang tersedia keekonomian terus
mengembangkan dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tentu saja kita
mengharapkan kualitas, kecepatan, latensi, kapasitas jauh lebih baik dari 4G
dengan harga yang terjangkau. Kuncinya adalah afordibilitas,”
terangnya.

Lebih lanjut, ia menerangkan, masyarakat
yang ingin menjajal layanan 5G tidak perlu melakukan penggantian kartu SIM
menjadi uSIM, seperti saat 4G hadir menggantikan 3G. 5G bisa dinikmati di
area-area yang disebutkan, selama sudah menjadi pelanggan 
provider dengan layanan internet yang aktif,
kemudian yang paling penting, gawainya sudah mendukung 5G.

Soal biaya paket 5G, Setyanto mengatakan,
pihaknya akan menginformasikannya lebih lanjut pada peluncuran 5G, 27 Mei
mendatang. Ia memastikan harga yang ditawarkan terjangkau dan bakal sebanding
dengan kecepatan dan layanan terbaik yang diberikan 5G.
 

Apa Sih,
Keunggulan 5G?

Pengamat gawai dan teknologi dari
Komunitas Gadtorade, Lucky Sebastian mengatakan, Indonesia mau tidak mau harus
mulai mengikuti perkembangan layanan 5G, Pasalnya, 5G memiliki
peranan penting dalam persaingan industri 4.0 yang sedang berjalan saat ini.

“5G ini kita harus melihat dari sisi
global dan 
impact besarnya
nanti. Layanan internet buat 
smartphone itu
hanya bagian
kecilnya. Secara global, 5G ini juga arahnya akan dipakai untuk kebutuhan
 smart city, seperti robotik, kesehatan,
IoT (
Internet of Things),
dan yang paling penting sekali, koneksi internet,” kata Lucky kepada 
Asumsi.co,
melalui sambungan telepon, Rabu (26/5/21).

Baca juga: Telkom Jalin Kerja Sama dengan Netflix | Asumsi

Ia menambahkan, saat ini internet global
sudah tidak kuat lagi dilayani 4G. Maka, tak heran bila kecepatan internet 4G
saat ini sudah mulai terasa lamban digunakan.

“Ini sudah enggak kuat lagi dilayani
4G. 5G yang bisa melayani saat ini. Kalau kita enggak cepat-cepat ikutan
(mengadopsi 5G) bisa tertinggal dalam persaingan global 4.0. Jadi, bukan cuma
soal kecepatan, tapi sudah bicara persaingan global kita yang bisa terhambat
kalau enggak punya infrastrukturnya. Makanya kita perlu 5G walaupun sekarang
masih terbatas,” tutur Lucky.

Dari segi kapasitas, lanjutnya, 5G bisa
melayani lebih dari 100.000 pengguna internet dalam jangkauan 1 kilometer
persegi. Sementara 4G hanya bisa mentok melayani 100.000 pengguna internet
dalam jangkauan yang sama.

“Orang kan kalau ke luar rumah
mungkin enggak cuma bawa 
smartphone, tapi
bawa laptop, jam yang terkoneksi internet atau gawai-gawai lainnya. Bayangkan,
1 orang saja sudah berapa gawai yang perlu terkoneksi internet? Nah, 4G enggak
kuat lagi,” katanya.

Selain itu, Lucky menyebut 5G juga bakal
minim latensi (waktu yang dibutuhkan untuk mengirim data) dalam koneksinya.
“Latensi itu 
delay. Dia
sangat kecil latensinya sehingga kalau misalnya 
gamer profesional nanti enggak butuh lagi PC dengan spesifikasi
gahar untuk bermain gim kalau internetnya didukung layanan 5G. Jadi,
kecepatannya dikerjakan sama 
server sedangkan
kita cuma di tombol eksekusi saja. Latensinya enggak ada lagi selama pakai
koneksi 5G,” terangnya.

Jaringan 3G
Bakal Hilang

Lucky meyakini ke depan gawai yang akan
dijual di pasaran bakal didominasi oleh yang sudah bisa melayani koneksi
internet dengan jaringan 5G. Bukan cuma gawai premium, namun yang menyasar
pasar kelas menengah juga bakal hadir di pasaran dengan menawarkan fitur berlayanan
5G.

Ia mencontohkan, Samsung Galaxy yang
sudah mengeluarkan tipe A32 dan OPPO melalui tipe A74 yang sudah mendukung
layanan 5G dengan harga sekitar Rp 3 jutaan.

“Ponsel-ponsel kelas menengah juga
sudah masuk 5G. Ini juga melihat kondisi tahun kemarin, pas awal pandemi,
penjualan 
smartphone turun
karena produksinya berkurang, tapi justru permintaan 
smartphone 5G meningkat. Jadi 5G itu tahun
lalu menyelamatkan 
market smartphone berdasarkan
riset global. Sekarang ini yang bisa menggerakan penjualan 
smartphone memang yang 5G dan ke depan, kita
akan lihat penjualan ponsel yang banyak dijiual lebih banyak yang mendukung
layanan ini,” ujarnya.

Ia optimistis perkembangan layanan 5G
bakal dikebut oleh pemerintah, terutama dengan adanya tuntutan peningkatan
aktivitas daring di industri dan perkantoran selama pandemi Covid-19.

 Baca juga: Kuota Internet Mahal Jadi Kendala Kuliah Daring saat Pandemi, Apa Solusi Pemerintah? | Asumsi

“Secara kebutuhan industri dan
perkantoran memang yang dibutuhkan saat ini, di tempat-tempat ramai, kota-kota
besar, perlu 5G dan sepertinya akan terus dikejar kebutuhannya oleh pemerintah
dan 
provider.
Sementara untuk pelosok bisa menyusul 5G walaupun sekarang 4G saja belum
merata,” kata dia.

Seiring kehadiran 5G, Lucky meyakini
layanan 3G bakal hilang sebagaimana layanan 2G yang kini telah raib sejak 4G
sudah mendominasi layanan internet secara global. 
 

“5G ini akan menjadi back up 4G. Jadi memang sama-sama
penting. Ketika 5G enggak dapat akan turun jaringannya ke 4G. Mungkin saya
prediksi jaringan yang akan hilang 3G. Jadi, nanti 5G juga akan mengikuti
akselerasi layanan jaringan digital,” tandasnya.

Share: Layanan 5G, Seberapa Mendesak Kebutuhannya?