Isu Terkini

Kasus Sate Beracun di Bantul: Sianida Mudah Dibeli Secara Daring

Irfan — Asumsi.co

featured image
Freepik/Macrovector

Pilu kita mendengar cerita Bandiman, seorang pengemudi ojek dari di Yogyakarta. Niat hati ingin menyenangkan anak dengan sebungkus sate untuk buka puasa anaknya, yang memang doyan makanan ini, tapi duka yang malah didapatnya.

Belakangan diketahui sate yang ia dapat dari seorang perempuan tak dikenal itu mengandung racun. Kini, setelah beberapa hari pencarian, perempuan itu telah ditangkap.

Merunut sedikit ke kronologisnya, sebungkus sate ini bukan ditujukan untuk Bandiman dan keluarga. Sate ini diminta oleh si perempuan tak dikenal untuk dikirim ke seseorang bernama Tomi. Merasa tak kenal pada pengirim, Tomi enggan menerima sate itu dan mempersilakan Bandiman membawanya kembali. Hingga terjadilah kejadian pilu itu.

Baca: Pengirim Sate Beracun Ditangkap, Ini Kronologinya: Mengandung Sianida Sampai Salah Sasaran | Asumsi

Polisi mengkonfirmasi kalau kandungan potasium sianida ada di sate tersebut. Gawatnya, racun mematikan ini diklaim bisa dijual secara bebas bahkan dipermudah lewat penjualan daring.

Penelusuran Asumsi di mesin pencari Google memang menunjukkan hal itu. Pencariannya pun mudah saja. Sekadar menggabungkan kata “Sianida” dengan “Jual” sebagai kata kunci, maka berderet lapak daring yang menjual racun mematikan ini bisa ditemukan.

Di salah satu lapak daring e-commerce, misalnya, potasium sianida ukuran 100gram dijual dengan harga Rp 1.555.000. Lainnya lagi, menjual dengan ukuran lebih besar yakni 1 kilogram potasium sianida merek Merck dengan harga Rp 6.285.000.

Sementara yang lebih murah, untuk ukuran 10 gram dijual hanya dengan harga Rp 150.000.

Kegunaan Sianida

Penjualan sianida secara bebas ini disinyalir karena penggunaannya yang cukup umum. Mengutip pemberitaan Berita Satu, sianida banyak digunakan dalam perpanjangan rantai atom C pada pembentukan polimer seperti dalam pembuatan plastik, karet sintetis dan serat akrilik (acrylic fibers).

Di Indonesia, Filipina, dan Karibia, sianida juga banyak digunakan secara ilegal dalam penangkapan ikan. Para nelayan “nakal” biasanya menggunakan larutan potas atau potassium cyanide (KCN), guna menangkap ikan hias dan ikan-ikan tangkapan lain yang biasa bersembunyi di terumbu karang.

Baca juga: Pengirim Sate Beracun Diungkap, Motifnya Karena Sakit Hati | Asumsi

Di dunia kedokteran, sianida juga bisa ditingkatkan oleh senyawa sodium nitroprusside yang kadang-kadang digunakan dalam situasi darurat guna menurunkan tekanan darah pasien secara cepat. Senyawa itu juga sering digunakan sebagai vasodilator dalam penelitian mengenai pembuluh darah

Sianida juga digunakan dalam pengendalian hama. Gas sianida dipakai guna mencegah serangan hama pada penyimpanan padi, beras serta biji-bijian lain di dalam gudang. Selain itu, pengasapan menggunakan gas sianida diterapkan pada pembasmian serangga di kapal-kapal. Senyawa sianida sampai kini juga masih dipakai guna membunuh hama tikus serta membunuh berbagai jenis semut yang mengganggu tanaman.

Bagaimana Regulasinya?

Mudahnya membeli sianida sempat menjadi sorotan setelah kasus kematian Mirna pada 2016 lalu. Padahal, berdasarkan Permendag No 75/MDag/Per/10/2014 mengenai pengawasan pendistribusian bahan berbahaya, secara tegas mengatur tentang impor, distribusi dan pengawasan bahan-bahan berbahaya, termasuk sianida.

Salah satu hal yang diwajibkan di Permendag itu adalah mengenai kewajiban untuk melapor. Pengecer wajib melaporkan data distribusi, misalnya identitas pengguna akhir dan tujuan peruntukan bahan berbahaya yang didistribusikannya. Laporan ini wajib rutin diberikan pada Dinas Perdagangan provinsi setempat setiap tiga bulan sekali.

Mengutip Harian Jogja, Ahli Farmakologi UGM, Ika Puspitasari mengungkapkan, seharusnya zat berbahaya ini tidak mudah didapatkan oleh masyarakat. Sebab, peredarannya sangat terbatas, yakni ada aturan yang mengatur penjualan dan pembelian zat yang sangat mematikan ini. “Namun, dewasa ini ada yang dijual secara online, dengan harga yang terjangkau,” kata Ika.

Share: Kasus Sate Beracun di Bantul: Sianida Mudah Dibeli Secara Daring