Mergernya Gojek dan Tokopedia yang membentuk grup usaha GoTo
 dan rencana akan initial publicoffering (IPO) membantu mendorong
 kinerja sektoral teknologi ini, bahkan berpotensi diisi saham big cap
 (berkapital jumbo). 
Estimasi valuasi GoTo mencapai US$18 miliar atau sekitar
 Rp257,4 triliun dengan asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS. Belum lagi unicorn
 lainnya, seperti PT Bukalapak dan PT Trinusa Travelindo (Traveloka) yang juga
 sempat menyatakan untuk IPO. Bukalapak diproyeksikan memiliki valuasi sekitar
 Rp49 triliun dan Traveloka Rp42 triliun. 
Head of Capital Market Research Infovesta Wawan Hendrayana
 menyebut, sebetulnya sektor saham teknologi cenderung baru di Bursa Efek
 Indonesia. Meski demikian, saham teknologi mengalami indeks return yang
 mengejutkan , yakni 19,8 persen di Bulan Juni. Sementara, sektor infrastruktur di
 urutan kedua hanya 3,5 persen. 
“Sisanya adalah industri, transportasi, logistik lalu
 perbankan,” katanya saat dihubungi Asumsi.co, Sabtu (26/6/2021).
Dengan rencana IPO Bukalapak di bulan Juli nanti, kata Wawan,
 saham di sektor teknologi berpotensi menjadi big cap lebih cepat. 
Baca juga: Bisakah Investasi Saham Dengan Modal Rp500 Ribu? | Asumsi
Menurut Wawan, saham sektor teknologi masih cukup diminati.
 Selain karena beberapa perusahaan unicorn teknologi akan IPO, penjualan e-commerce
 semasa pandemic naik empat kali lipat.
 “Tidak hanya e-commerce, perusahaan data
 center, penjualan barang teknologi seperti ponsel dan perusahaan kecil yang
 mendukung transaksi online, perusahaan pinjaman online
 kenyataannya mereka terus tumbuh. Mengapa? Karena menguntungkan,” kata Wawan.
Didorong Berbagai Sektor
Wawan berpendapat perusahaan-perusahaan teknologi mengalami keuntungan
 karena didorong beberapa sektor, misalnya perbankan yang memicu digitalisasi.
“Apalagi sekarang munculnya Bank-bank digital seperti Bank
 Jago, Aladin,” katanya.
Akselerasi gaya hidup digital dan kabar rencana go public
 sejumlah perusahaan unicorn diproyeksikan mendongkrak pamor sektor teknologi.
 Sepanjang tahun berjalan 2021, indeks yang menaungi 20 saham emiten sektor
 teknologi itu mengungguli indeks acuan lain dengan kenaikan pesat
 185,89%. 
Baca juga: Asal Main Saham Dosanya Sama Kayak Judi | Asumsi
Berdasarkan data dari Stockbit, saham teknologi yang naik
 cepat adalah PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang terbang 6.779% year todate
 dari Rp400 ke level Rp59.000, saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX)
 yang melompat 219,92% ke level Rp1605. 
Wawan menilai proyeksi sektor teknologi memang masih
 memiliki ruang yang cukup luas untuk berkembang di Indonesia. Sayangnya,
 harga-harga sahamnya telah terbang terlebih dahulu akibat sentimen daripada
 fundamental perusahaan.
 “Jadi yang berbau teknologi saat ini memang banyak
 diincar, apalagi bagi investor ritel yang baru masuk bursa,” katanya. 
Di sektor teknologi ini, Wawan merekomendasikan melirik
 saham PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) karena diversifikasi bisnisnya, juga
 perusahaan memiliki kinerja yang sangat stabil.“Saya lebih memilih MTDL
 dibandingkan DCII yang sahamnya melonjak drastis di Bulan Juni dari 400 ke
 angka 59 ribu,” katanya.