Politik

Gibran Pecat Bawahan, Pencitraan 100 Hari Jadi Wali Kota?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Humas Pemkot Surakarta

Wali Kota
Solo Gibran Rakabuming Raka kembali mendapat perhatian dengan sikapnya memecat
bawahan yang melakukan pelanggaran. 
Usai memberhentikan
sejumlah lurah yang
diduga melakukan pungutan liar tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri kepada
pengusaha, terkini ia memecat Rohmat, salah satu sopir bus Batik Solo Trans
(BST) karena membahayakan penumpang. 

BST adalah perusahaan pelayanan bus milik
pemerintah daerah Solo. BST diresmikan pertama kali oleh Presiden Joko
Widodo ketika masih menjabat Wali Kota Solo pada tahun 2010.

Kenapa
Membahayakan?
 

Bus BST yang dikemudikan sopir
terserempet Kereta Api (KA) Batara Kresna di Simpang Empat Gendengan, Jalan
Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (8/5/2021). Tak ada korban jiwa
dalam peristiwa ini. Hanya ada kerusakan pada salah satu bagian kaca spion bus.
 

Meski demikian, Direktur BST Sri
Sadad Modjo mengatakan, peristiwa yang kali pertama terjadi pada armada busnya
ini merupakan kesalahan pengemudi yang membahayakan penumpang.

Baca juga: Miris, Lurah-lurah Ini
Dicopot Usai Minta THR Lebaran | Asumsi

Pengemudi, kata dia, melanggar batas
marka jalan saat bus berhenti di lampu merah Simpang Empat Gendengan. Ia
menegaskan, perbuatan yang dilakukan Rohmat telah melanggar standar operasional
prosedur (SOP).

“Harusnya dia (pengemudi)
menghentikan busnya agak ke kanan. Kemarin itu terlalu ke kiri. Mungkin
pengemudi teledor, menganggap itu sudah aman. Bus bergerak mundur malah semakin
tambah ke kiri. Nah, kena kaca spion kiri bus dan pecah,” kata Sadad,
seperti dikutip dari 
Kompas.com.

Sadad memastikan si sopir sudah
dipecat langsung berdasarkan persetujuan wali kota. Pemecatan diputuskan usai
dilakukan pemeriksaan melalui tayangan CCTV serta pengakuan pengemudi bus
secara langsung atas kecerobohan yang dilakukannya.
  “Pelanggarannya sangat berat karena
menyangkut keselamatan orang. Kita PHK,” ucapnya.

Gibran pun mengonfirmasi kabar
dirinya telah memecat Rohmat dari pekerjaannya sebagai sopir bus BST. Ia pun
meminta maaf kepada para pengguna BST maupun KA Bathara Kresna atas kejadian
ini.
 

Ayah dari Jan Ethes ini menegaskan,
langkah pemecatan harus diambil karena kesalahan yang dilakukan pengemudi bus
dapat dikategorikan sebagai pelanggaran berat.
 

Driver atas nama Rohmat sudah kami berhentikan,
yang bersangkutan sudah menyalahi SOP,” ucap putera Presiden Joko Widodo
(Jokowi) ini, mengutip 
Kompas.

Ia mengharapkan insiden antara bus
BST dengan KA Bathara Kresna dapat menjadi pelajaran supaya, ke depannya,
kejadian serupa tak terulang lagi.

Gaya
Kepemimpinan Tegas Gibran Dinilai Pencitraan

Menyikapi langkah Gibran yang
belakangan kerap menunjukkan sikap tegas memecat bawahannya, Direktur Eksekutif
Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai, sikap yang
ditunjukkan Gibran itu merupakan bentuk pencitraan dalam masa kerja 100 hari
sebagai wali kota Solo.

Baca juga: Sederet Menteri dan
Petinggi Partai Temui Gibran, Ada Maksud Apa? | Asumsi

“Ini kan Gibran mau dilihat apa,
seperti apa sosoknya dalam 100 hari kepemimpinannya? Ini karena belum ada
gebrakan-gebrakan fenomenal di bidang pembangunan yang mungkin ditunggu warganya,
karena ekspektasi mereka, melihat Gibran, anak dari presiden yang sedang gencar
melakukan pembangunan,” kata Ray kepada 
Asumsi.co melalui sambungan telepon. 

Namun dirinya meragukan sikap tegas
Gibran yang langsung memecat bawahannya jika melakukan kesalahan berat bisa
bertahan usai melewati masa 100 hari kerja bersama wakilnya, Teguh Prakosa.

“Jadi, gebrakan ini sebetulnya,
menurut saya, bagian dari pencitraan 100 hari. Sedikit banyak sikap politiknya
memang mengambil pola Pak Jokowi. Pertanyaannya, apakah pola ini akan bertahan
langgeng setelah 100 hari? Belum tentu sikap yang sama ditunjukkan Gibran
(setelah 100 hari). Konsistensi ini belum tentu juga terus dilakukannya di masa
yang akan datang,” tandasnya.

Menurut Ray, sikap pencitraan ini
berhasil menarik simpati warganya. Hal itu tak terlepas dari ramainya
pemberitaan Gibran, terutama berita soal gaya kepemimpinan yang tegas dan tanpa
kompromi.

“Enggak ada kompromi. Dia
langsung pecat ini dan itu, dianggap orang kan tegas. Kemudian sorotan media
lagi ke dia (tinggi) banget nih belakangan. Menurut saya, cara dia yang seperti
ini berhasil bikin orang kepincut dan terus mendukungnya,” ujar Ray. 

Share: Gibran Pecat Bawahan, Pencitraan 100 Hari Jadi Wali Kota?