Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, baru menjabat sebulan sejak dilantik pada Jumat (26/2/21) lalu. Namun, selama rentang sekitar 30 hari terakhir, putra sulung Presiden Joko Widodo itu justru mendapat banyak kunjungan menteri dan petinggi partai politik.
Sederet Menteri Gantian Kunjungi Solo, Ada Siapa Saja?
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadi sosok yang pertama kali menyambangi Gibran, dua hari setelah dilantik, Minggu (28/2). Saat itu, Budi Karya melakukan kunjungan kerja di Solo, Jawa Tengah, dengan meninjau progres revitaliasi Terminal Tipe A Tirtonadi serta mengecek lokasi pembangunan proyek rel layang di Joglo, Solo.
Lalu, pada Jumat (5/3), giliran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang bertemu Gibran di ruang kerjanya di Balai Kota Solo. Gus Yaqut, sapaan akrab Menag, serta Gibran membahas pembangunan masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yakni Masjid Raya Sheikh Zayed.
Sehari setelahnya, Gus Yaqut dan Menteri BUMN Erick Thohir juga bertemu Gibran saat prosesi peletakan batu pertama pembangunan masjid hadiah Pangeran Abu Dhabi itu pada Sabtu (6/3).
Adapun masjid tersebut dibangun di bekas lahan depo Pertamina di Gilingan, Banjarsari, Solo. Setelah itu, pada Rabu (10/3), giliran Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah yang melakukan kunjungan kerja di Solo. Ia turut didampingi Gibran saat mengunjungi Balai Latihan Kerja (BLK) Solo untuk meresmikan talent corner.
Sebelas hari kemudian atau Minggu (21/3), giliran Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang berkunjung ke Solo. Ia datang untuk membuka turnamen sepakbola pra-musim bertajuk Piala Menpora 2021 di Stadion Manahan, Solo. Ia juga didampingi Gibran dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule, saat membuka turnamen tersebut.
Tak berhenti sampai di situ, empat hari kemudian atau Kamis (25/3), Amali kembali lagi ke Solo. Ia mendampingi Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, juga bersama Gibran, meninjau langsung pelaksanaan laga Grup A Piala Menpora 2021 di Stadion Manahan Solo, sekaligus memastikan penerapan protokol kesehatan di sana.
Sebelum mengunjungi Stadion Manahan, Gibran ikut mendampingi Kapolri Listyo meninjau kegiatan vaksinasi massal yang diikuti sejumlah tokoh agama dan tenaga pengajar di Pendhapi Gede Balai Kota Solo. Saat itu, Kapolri juga mampir di rumah dinas wali kota, Loji Gandrung.
Sekadar informasi, Kapolri Listyo sendiri sempat menjabat sebagai Kapolresta Solo pada tahun 2011. Kebetulan pada saat itu, Wali Kota Solo masih dijabat Jokowi, yang kini menjadi presiden.
Terakhir, kunjungan dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimuljono, Sabtu (27/3). Dalam kunjungan itu, Basoeki didampingi Gibran mengunjungi beberapa lokasi seperti Taman Balekambang, kawasan Ngarsopuro dan Pasar Legi Solo.
Ada Juga Petinggi Partai Politik
Tak hanya kedatangan sederet menteri pemerintahan Presiden Jokowi, Gibran juga dikunjungi para petinggi partai politik di rumah dinas Loji Gandrung.
Mereka di antaranya Ketum PKB Muhaimin Iskandar pada Rabu (24/3), Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah pada Sabtu (27/3), serta Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani pada Minggu (28/3).
Gibran pun menyambut baik kedatangan deretan tokoh nasional tersebut. “Malah bagus to. Biar kotanya ramai, hotel-hotel juga ramai,” kata Gibran di Rumah Dinas Wali Kota Solo di sela lawatan Fahri Hamzah.
Membaca Maksud Kunjungan Menteri dan Petinggi Parpol ke Solo
Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan, menilai kemungkinan ada maksud di balik kunjungan beberapa tokoh ke Solo tersebut, terutama para petinggi partai. Menurutnya, wajar jika orang-orang partai pada akhirnya mulai mendekati Gibran.
“Dukungan terhadap Gibran oleh beberapa elite partai politik karena dia sebagai pendatang baru mendapatkan dukungan luas. Di sisi lain, hal tersebut menunjukkan partai politik tidak mau bekerja keras untuk memunculkan pemimpin,” kata Bakir saat dihubungi Asumsi.co, Kamis (1/4).
Menurut Bakir, partai politik akhir-akhir ini lebih sering bertindak sebagai pengepul, yang “membeli barang” yang kira-kira laku, dalam hal ini mendekati Gibran.
“Bukan membuat barang melalui kaderisasi yang serius sehingga partai sebagai organisasi politik yang serius, bisa mencetak kader bukan tukang belanja,” ucap Bakir.
Sementara itu, Ujang Komaruddin, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia menilai sosok Gibran punya daya tarik lantaran ia merupakan anak dari Presiden Jokowi. Sehingga banyak pihak akan mendadak punya kepentingan untuk berkunjung ke Solo menemui Gibran.
“Karena Gibran anak presiden. Semua berkepentingan terhadap Jokowi untuk Pemilu 2024. Dan Gibran itu menjadi jalan penghubung ke Jokowi,” kata Ujang kepada Asumsi.co, Kamis (1/4).
“Kita tahu, Pilpres 2024 nanti Jokowi tak bisa maju lagi karena sudah dua periode. Namun Jokowi ketika Pilpres dilaksanakan masih jadi penentu, karena masih jadi presiden (belum turun tahta).”
Sehingga, dalam kondisi tersebut, Ujang menduga pasti banyak pihak yang akan mendekati Gibran. Namun, ia menganggap hal itu biasa saja, karena di dunia politik, apa saja bisa terjadi.
“Untuk merebut hati Jokowi, namun jalurnya via Gibran. Itu sah-sah saja secara politik.”
Lain lagi menurut Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, yang melihat ada kecenderungan kunjungan menteri-menteri ke Solo itu sebagai usaha agar tak kena reshuffle, dengan cara mendekati Gibran. Sementara bagi partai politik, pertemuan dengan Gibran akan punya keuntungan tersendiri.
“Gini ya Gibran itu anak pak Jokowi, popularitasnya tinggi. Jadi kalau pejabat ke sana, menteri ke sana, ya otomatis gini ya kita bagi dua: kalau menteri ke sana, minimal dia minta dukungan dari anak presiden supaya nggak kena reshuffle,” kata Hendri kepada Asumsi.co, Kamis (1/4).
“Jadi mungkin akan ada reshuffle dalam waktu dekat. Nah, kalau petinggi partai-partai politik ke sana sih, memang pengen dapat reimburse-an popularitasnya Gibran aja. Jadi ada dua hal, nggak bisa disamain tuh.”