Internasional

Gaza Terlihat Buram di Peta Google, Ini Pentingnya Citra Satelit Resolusi Tinggi

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Google Earth

Di
tengah konflik Israel-Palestina, yang belakangan semakin menjadi perhatian
publik dan pemberitaan, beberapa pakar teknologi kini sedang menyoroti buramnya
tampilan lokasi Gaza – jalur perbatasan antara kedua kawasan itu – di peta
Google Earth. Apa penyebabnya?

Hambat
Peneliti Mengumpulkan Informasi

Pakar teknologi setempat, Samir,
mengungkapkan alasan para peneliti di bidang pemetaan, termasuk dirinya, yang menaruh
perhatian pada tampilan pencitraan Gaza yang tampak kabur di Google Earth.

Ia mengatakan, saat ini tengah
mengumpulkan informasi dari sumber terbuka alias open-source untuk
memetakan lokasi serangan Israel, sekaligus mendokumentasikan kehancuran yang
terjadi akibat konflik di wilayah tersebut. Namun upaya itu sulit terlaksana
karena buramnya tampilan pencitraan di Google Earth.

Baca juga: Sempat Diblokir AS, Seberapa Efektif DK PBB Hadapi Isu Palestina? | Asumsi

“Fakta bahwa kami tidak mendapatkan
citra satelit resolusi tinggi dari wilayah Israel dan Palestina menghambat
kerja kami,” kata Samir dikutip dari BBC.

Ia menambahkan, sebagian besar wilayah
Israel dan Palestina yang muncul di Google Earth dinyatakan sebagai citra
satelit beresolusi rendah. Para peneliti menegaskan, citra satelit menjadi
elemen penting dalam pelaporan suatu konflik, seperti yang saat ini terjadi di
jalur Gaza.
 

Menyikapi hal ini, Google menyatakan bahwa citra yang diperoleh
mereka berasal dari berbagai penyedia layanan yang terus berupaya meningkatkan
tampilan citra satelitnya.

“Mereka
(penyedia layanan) terus berupaya memperbaharui citra satelit, ketika citra
dengan resolusi lebih tinggi tersedia. Tetapi belum ada rencana yang bisa
diberitahukan saat ini,” kata pihak Google.

Siapa yang
Memotret Citra Satelit Gaza?

Maxar dan Planet Labs merupakan dua
perusahaan terbesar yang saat ini memotret serta memasok citra resolusi tinggi
Israel dan Gaza untuk Google serta Apple yang juga menghadirkan fitur
pencitraan jarak jauh dalam petanya.

Planet Labs mengonfirmasi kepada BBC bahwa mereka memasok pencitraan dalam resolusi 50 cm,
sedangkan Maxar menyediakan resolusi yang sedikit lebih rendah.

“Sebagai hasil dari perubahan
regulasi AS baru-baru ini, pencitraan Israel dan Gaza disediakan dalam resolusi
0,4 m (40 cm),” kata Maxar dalam pernyataan pers.

Pemerintah Amerika Serikat diketahui
sempat membatasi kualitas citra satelit untuk wilayah Israel dan Palestina yang
boleh disediakan oleh perusahaan negara tersebut secara komersial.

Baca juga: Haruskah Kita Memakai Big Data untuk Menangani Wabah COVID-19? | Asumsi

Mengutip sumber yang sama, pembatasan itu
dicantumkan dalam Kyl-Bingaman Amendment (KBA), yakni Undang-undang AS
yang dibuat pada tahun 1997 untuk mendukung kepentingan keamanan negara Israel.

“Di bawah aturan KBA, penyedia citra
satelit di AS hanya diizinkan untuk menyediakan citra resolusi rendah, dengan
ukuran pixel tidak kurang dari 2 m (6 ft 6 in, membuat obyek seukuran mobil
hampir tampak, namun tidak lebih kecil dari itu),” demikian ditulis
laporan 
BBC. 

Sejak Juli 2020, KBA dicabut dan saat ini
pemerintah AS memperbolehkan perusahaan di Negeri Paman Sam untuk menyediakan
citra beresolusi tinggi dari wilayah tersebut. Setiap pixelnya kini bisa
berukuran hingga 40 cm, sehingga objek seukuran manusia dapat terlihat cukup
jelas.

Arkeolog Universitas Oxford Michael
Fradley mengatakan, alasan pencabutan aturan ini karena AS ingin memiliki
sumber data yang konsisten untuk berbagai proyek. “Kami memerlukan akses
ke resolusi tinggi di wilayah pendudukan Palestina yang sebanding dengan yang
kami gunakan di bagian lain kawasan itu,” ucapnya.

Pengamat gawai dan teknologi dari
Komunitas Gadtorade, Lucky Sebastian mengatakan, perusahaan penyedia satelit
memang sangat berwenang memutuskan untuk memburamkan atau bahkan menghilangkan
lokasi tertentu dalam tampilan sebuah peta, terutama bila kawasan tersebut
dianggap vital.

“Memang satu objek atau lokasi
sangat memungkinkan dihilangkan dari citra satelit, seperti pangkalan Amerika,
itu orang umum enggak bisa lihat,” kata Lucky kepada 
Asumsi.co melalui
sambungan telepon, Selasa (18/5/21).

Tak hanya Amerika, satelit dari negara
lain juga kerap menghilangkan atau membuat suatu lokasi di peta tampak kabur.
“Tiongkok juga begitu. Para pemilik satelit untuk objek-objek vital bisa
(membuat objek-objek vital) terlihat buram. Mungkin saat diambil satelit,
gambar aslinya jelas-jelas saja. Cuma mereka punya aturan bisa bikin jadi buram
karena dianggap kawasan privat atau alasan keamanan,” tuturnya.

Baca juga: Mana yang Lebih Cocok Untuk Pemudik, Pakai Waze Atau Google Maps? | Asumsi

Pentingnya
Citra Satelit Resolusi Tinggi 

Lucky tak heran jika jalur Gaza tampak
buram dalam tampilan peta Google Earth. Sebab, kawasan itu tengah menjadi
perhatian dunia internasional belakangan ini dan sangat memungkinkan membuat
banyak orang penasaran dengan kondisi yang ada di sana. Salah satu cara
menuntaskan kepenasaran itu adalah mengeceknya lewat peta digital.

“Gaza sangat memungkinkan dibuat
begitu, diburamkan, karena itu suatu lingkup wilayah yang ada kaitannya dengan
Israel. Mereka ada objek tertentu yang dianggap vital dan bisa saja suatu saat
bukan cuma buram, tapi dihilangkan,” kata dia.

Lucky menuturkan, perusahaan satelit sebenarnya
diharuskan memberi layanan pencitraan dengan menampilkan gambar beresolusi
tinggi di peta digital, di luar kawasan yang dianggap rahasia atau dikhawatirkan
mengancam keamanan global bila dipublikasikan.

Tampilan citra beresolusi tinggi di dalam
peta, kata dia, selama ini memang banyak dimanfaatkan para peneliti, ilmuan dan
pakar berbagai bidang untuk kebutuhannya masing-masing.

“Bukan cuma soal analisa pemetaan
kawasan konflik, seperti yang dilakukan di jalur Gaza, pencitraan beresolusi
tinggi ini memang banyak digunakan untuk kebutuhan topografi. Kemudian
pengukuran gedung-gedung sekarang lebih mudah. Dulu kan kita perlu foto lewat
satelit udara kalau mau bikin gedung. Buat penskalaan, ini ongkosnya
mahal banget,” terangnya.

Selain itu, Google juga kerap mengomersialkan
hasil pencitraan dalam peta digital untuk mempermudah berbagai perusahaan jasa
antar supaya mendapat alamat pengiriman yang akurat.

“Google juga ingin orang-orang
menggunakannya dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Kayak urusan dengan 
delivery. Jadi bukan cuma urusan security. Bicara kegunaannya secara umum buat
masyarakat, untuk kebutuhan sehari-hari, sesimpel kirim barang, diperlukan banget
lah citra satelit ini,” tandasnya.

Share: Gaza Terlihat Buram di Peta Google, Ini Pentingnya Citra Satelit Resolusi Tinggi