Covid-19

Cerita Hendra yang Bikin Tabel Gejala Selama Isolasi Mandiri COVID-19

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Unsplash

Cerita penyintas COVID-19, Hendratno yang berbagi soal pengalamannya pulih dari virus mematikan itu menarik perhatian warganet. Selama terjangkit COVID-19, ia mengaku mengalami gejala dan melakukan isolasi mandiri hingga sembuh.

Lewat akun Twitter @hendratno64, pria yang akrab disapa Hendra ini mengunggah tabel linimasa yang menunjukkan sejumlah gejala yang dirasakan serta hal-hal yang dilakukannya selama proses penyembuhan. 

Kepada Asumsi.co, Hendra berbagi kisah lengkap pengalamannya melawan COVID-19 yang bisa menjadi tips buat para penderita virus ini yang menjalani isolasi mandiri.

Diduga Tertular Rekan Kerja

Hendra mengawali ceritanya dengan mengungkapkan dugaan awal dirinya terpapar COVID-19 karena tertular rekan kerja di kantornya usai rapat bersama tanggal 9 Juni 2021. Setelah itu, ia merasakan gejala.

“Saya pertama bergejala itu sekitar tanggal 12 Juni hari Sabtu. Perkiraan, saya kemungkinan kenanya hari Rabu tanggal 9 Juni. Waktu itu saya rapat di kantor dan ternyata ada yang positif, tapi kabar dia positif baru saya dapat hari Sabtu,” jelasnya, Jumat (9/7/2021).

Ia mengungkapkan mulai merasakan gejala awal terinfeksi COVID-19 saat ia bangun pagi pada tanggal 12 Juni 2021. Saat itu, ia benar-benar merasa tidak enak badan.

“Gejala awal saya enggak enak badan, tenggorokan sakit, kepala pusing dan tubuh lemas, enggak enak banget. Pokoknya enggak kayak bangun pagi seperti biasanya. Saya langsung merasa, jangan-jangan kena COVID-19,” ujar dia.

Namun ia tak mau langsung curiga karena di lingkungan tempat tinggalnya, sedang banyak yang terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hendra juga khawatir ia malah terkena DBD.

“Saya berharap ini bukan COVID-19, tapi enggak berharap juga kena DBD. Siangnya saya coba konsumsi obat rumahan. Saya belum langsung memutuskan isolasi mandiri. Saya lalu memutuskan isolasi mandiri setelah dari puskesmas. Di puskesmas, saya dapat hasil tes PCR tanggal 14, hari Senin baru dinyatakan positif,” ungkapnya.

Baca Juga : Panduan Isolasi Mandiri

Sejak melakukan isolasi mandiri, lanjut dia pihak puskesmas pun selalu menanyakan kondisi yang dirasakan per harinya. Berdasarkan pemantauan pihak puskesmas selama seharian, ia diminta untuk melanjutkan isolasi mandiri.

“Menurut mereka saya cukup isolasi mandiri. Jadi diminta lanjut lagi. Saya isolasi di rumah sendirian cuma ada istri yang selalu cek keadaan saya. Kebetulan rumah saya sebelahan sama rumah mertua. Istri jadinya tinggal di rumah mertua, saya sendirian di rumah dan isolasi sendirian di kamar,” tuturnya. 

Pria yang bekerja di bagian IT di salah satu perusahaan pemerintahan ini lalu mengatakan kalau dirinya sudah divaksin sebelum terpapar COVID-19 pada bulan Maret dan April lalu.

“Saya sudah divaksin. Vaksin terakhir dosis keduanya itu April ya. Saya kena COVID-19 ini bulan Juni. Mungkin kalau saya belum divaksin, gejala yang saya rasakan bisa lebih parah,” terangnya.

Pada kesempatan ini, ia juga mengungkapkan alasan membuat tabel yang isinya mendeskripsikan gejala-gejala yang dirasakan selama COVID-19 menginfeksi tubuhnya. 

“Alasannya gini, waktu saya sakit itu saya melihat di situs covid.go.id dan webnya Kemenkes soal gejala COVID-19 apa saja. Kemduian saya kaitkan dengan gejala-gejala yang saya rasakan. Saya tulis satu-satu ada batuk, pusing dan lainnya. Saya tandain mana saja yang saya rasakan,” jelas dia.

Pada tabel itu, Hendra juga mencantumkan angka-angka yang menunjukkan indikator atau tingkat parahnya gejala yang dirasakan olehnya.

“Ukuran angkanya subjektif dari saya ini ringan atau berat. Di hari ketiga saya itu kena COVID-19, saya merasakan sudah serba enggak enak. Di awal-awal masih ringan lah tingkat gejalanya. Pas hari ketiga itu, terasa sekali batuk, kepala pusing, keluar dahak, dan seterusnya,” tuturnya.

Ia menjelaskan, gejala-gejala ini selalu dirasakannya setiap pagi dan malam hari. Saat siang hari, gejala penyakitanya terasa lebih ringan.

“Alhamdulillah sih, enggak saampai kehilangan indera perasa, sesak napas, ruam sampai diare. Gejala-gejala itu enggak muncul. Nah, dengan adanya tabel ini saya mau tahu pola gejala COVID-19 tuh seperti apa sih. Orang sering tanya ke saya pas mulai bergejala kayak apa, orang kantor juga banyak yang tanya. Dengan tabel ini bisa dijelaskan semua gejala yang saya rasakan,” jelas dia.

Tips Buat Pengidap COVID-19 yang Isolasi Mandiri

Pada kesempatan ini, Hendra berbagi tips bagi orang-orang yang menjalani isolasi mandiri usai terpapar COVID-19 seperti yang pernah dilakukannya.

“Tips pertama tenang ketika kita mendapatkan hasil tes PCR positif. Kemudian lapor ke puskemas dan ke kantor tempat kita bekerja. Informasikan ke rekan-rekan kerja kalau pernah melakukan kontak dengan kita langsung memeriksakan diri. Alhamdulillah sih, kalau saya setelah tahu kena COVID-19 enggak ada lagi yang kena,” ungkapnya.

Baca Juga : Daftar Tempat Isi Ulang Tabung Oksigen di Jabodetabek

Ia juga menyarankan kalau semua orang harus ada termometer dan alat ukur saturasi alias oximeter di rumah. Hal ini diperlakukan untuk memeriksakan kondisi kita secara mandiri bila merasa ada gejala-gejala yang diduga COVID-19 di tubuh kita.

“Selain itu, support system ya dukungan keluarga dan orang terdekat juga penting. Kayak istri saya yang suka antar makanan terus juga ada ibu-ibu RT yang sering kirim makanan buat saya,” imbuhnya.

Menurutnya, dukungan dan perhatian dari keluarga dan orang-orang sekitar bisa membangun pikiran positif selama menjalani isolasi mandiri.”Dan yang paling penting aman, kita jadi enggak perlu keluar rumah cari makan sedniri dan bawa-bawa virus jadinya. Kebetulan kekeluargaan di lingkungan rumah saya erat, setiap ada yang kena COVID-19 pasti rembugan kasih mananan,” pungkasnya.

Share: Cerita Hendra yang Bikin Tabel Gejala Selama Isolasi Mandiri COVID-19