Isu Terkini

Panduan Isolasi Mandiri

Ilham — Asumsi.co

featured image
Unsplash

Pemerintah melaporkan penambahan
38.391 kasus Covid-19 dalam sehari. Kasus baru tersebut tersebar di 34
provinsi. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Kamis (8/7/2021),
total kasus positif di Tanah Air mencapai 2.417.788 orang. Penambahan tertinggi
tercatat di DKI Jakarta dengan 12.974 kasus. Kemudian Jawa Barat dengan 7.772
kasus, dan Jawa Tengah 4.232 kasus.

Saking parahnya Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi,
Luhut Binsar membahas rencana alih fungsi stadion indoor dan gedung-gedung
konvensi besar di Ibu Kota untuk menjadi rumah sakit darurat Covid-19.

Alih fungsi stadion sampai gedung
besar ini jadi opsi usai kapasitas rumah sakit sudah penuh dan banyak pasien
yang memiliki untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Meskipun melakukan
perawatan di rumah, pasien tidak boleh sembarangan dan harus tetap
berhati-hati.

Berikut panduan selama masa isolasi
mandiri : 

Konsultasi dengan Dokter

Usai mendapatkan hasil
pemeriksaan, pasien yang memilih untuk merawat diri dengan skema isolasi
mandiri Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan agar pasien melakukan
konsultasi secara rutin dengan dokter. Baik konsultasi melalui telepon maupun
secara online untuk mendapatkan obat dari resep yang tepat dari dokter.

“Dokter akan menyarankan
pengobatan dan obat apa yang harus digunakan selama Isoman. Banyak mereka yang
tidak melakukan itu, lalu kondisi tiba-tiba memburuk, itu yang ditakutkan,”
kata anggota IDI Dokter Kemas Abdurrohim Mars saat dihubungi Asumsi.co, Selasa, Kamis
(8/7/2021).

Baca Juga : Daftar Tempat Isi Ulang Tabung Oksigen di Jabodetabek

Setelah itu, kata Kemas, mereka
yang yang Isoman harus menyiapkan oximeter, termometer dan tensimeter digital.

“Karena harus dipantau saturasi
oksigennya, suhunya dan tekanan darahnya. Pemantauan secara ketat dalam satu
minggu pertama, selanjutnya kalau gejalanya tidak ada sesak atau saturasi
diatas 95, InsyaAllah bagus,” jelas
dia.

Ventilasi

Usai mendapatkan hasil
pemeriksaan, pasien yang memilih untuk merawat diri dengan skema isolasi
mandiri IDI juga menyarankan untuk memilih ruangan dengan ventilasi udara yang
baik. Pasien isoman juga harus secara rutin berjemur di pagi hari setiap pukul
10 selama tiga puluh menit.

“Ini penting untuk menghindari
makin gawat, atau munculnya cytokine storm,” katanya.

Selalu Gunakan Alat pribadi, Baik untuk Makan, Minum dan Mandi

Jika isolasi mandiri dilakukan di
dalam rumah dan masih ada anggota keluarga lain. Disarankan agar pasien
menggunakan seluruh kebuthan makan, mandi pribadi. Alias barang yang digunakan
pasien tidak disentuh oleh anggota keluarga lain.

Kemudian, kamar mandi, kamar
tidur yang digunakan pasien juga sebaiknya terpisah. Hindari kontak dengan orang
lain, serta tidak bepergian. Pasien selama isoman juga harus menyiapkan kotak
sampah tertutup, yang dilapisi kantong plastik. Agar limbah medis dan sampah
yang sudah terkontaminasi oleh pasien COVID-19 tidak tersentuh oleh orang lain
karena dalam keadaan tertutup. Bila perlu disemprot disinfektan dulu, baru
dibuang.

“Pakaian juga harus dicuci
sendiri menggunakan deterjen biasa. Pakaian kotor juga dimasukkan plastik
tertutup,” katanya. 

Pastikan selama isolasi mandiri pasien tetap berkomunikasi secara tidak langsung dengan keluarga dan teman agar jauh dari stres, sehingga proses penyembuhan bisa terjadi lebih cepat.

PCR usai Isoman

Durasi isolasi mandiri Untuk
pasien tanpa gejala, isolasi mandiri dapat dilakukan selama 10 hari sejak
pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. Sedangkan pasien dengan gejala
ringan, durasinya juga 10 hari tapi ditambah 3 hari yang sudah harus bebas
gejala apapun. 

Setelah masa isolasi, pasien
perlu melakukan kontrol ke fasilitas kesehatan. Namun, pasien tidak diharuskan
tes swab lagi. Ia menjelaskan, bagi keluarga atau siapapun yang pernah kontak
erat dengan pasien covid harus di swab PCR segera.

Baca Juga : Mengenal Vaksin Pfizer, Novavax, dan Moderna yang Akan Tiba di Indonesia

“Kalau menggunakan Rapid test
bisa setelah tiga hari kemudian,” katanya.

Apabila sudah 14 hari dan dinyatakan
negatif setelah melakukan swab, maka mereka bisa melakukan aktivitas seperti
biasa.

“Apabila setelah sembuh, ada
gejala sering mengalami batuk dan sesak, tergantung kondisi paru yg terkena.
Biasanya 1 bulan gejala akan hilang,” katanya.

Ia menambahkan pasien juga bisa
masih merasakan cepat lelah dan pusing karena efek covid-19 yang menyebabkan
kekentalan darah dan merusak banyak organ, sehingga butuh waktu untuk
mempercepat pemulihannya.

Share: Panduan Isolasi Mandiri