Bisnis

Belasan BUMN Akan IPO, Pengamat Ungkap Peluangnya

Ilham — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Markus Spiske

Sejumlah perusahaan BUMN akan melakukan Initial Public Offering (IPO). Keinginan ini sudah dicetuskan oleh Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu. Menurut Erick, setidaknya akan ada sampai 15 BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 2023.

“Kita punya keinginan 10 sampai 15 BUMN yang go public supaya bisa fight di kompetisi secara terbuka. Karena suka tidak suka, ini eranya semakin terbuka dengan adanya digitalisasi. Sudah tidak bisa dibendung,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat, Jumat (30/4/2021) lalu sebagaimana dilansir dari Okezone.

Tren Pertumbuhan BUMN

Pengamat pasar modal, Ian Yosef mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir sudah tepat, karena perusahaan yang baik untuk menambah pemodalannya adalah dengan IPO.

“Salah satu bentuk pengakuan dan (cara menambah) modal untuk ekspansi perusahaan,” katanya saat dihubungi Asumsi.co, Senin (31/5/2021).

Baca juga: Lima Perusahaan Unicorn Indonesia Akan IPO di Wall Street, Seperti Apa Prospeknya? | Asumsi

Selain itu, ia mengatakan, beberapa perusahaan BUMN yang akan IPO memilki tren yang baik pada saat pandemi. Beberapa perusahaan itu terutama yang bergerak di sektor telekomunikasi, sektor kesehatan, sektor energi dan finansial.  Ia menilai perusahaan BUMN di sektor itu sangat jelas pertumbuhannya.

Di tengah pandemi saat ini, katanya, terjadi peningkatan permintaan ke perusahaan-perusahaan di sektor tersebut. Meski hal tersebut memunculkan tantangan lain, yakni mengejar keperluan dana tambahan untuk ekspansi, sesuai peningkatan kebutuhan.

Dihubungi terpisah, Analis Riset Infovesta, Felisya Wijaya berpendapat, tujuan BUMN melakukan IPO adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan optimalisasi kapasitas permodalannya. Optimalisasi itu juga dilakukan melalui sumber pendanaan alternatif selain dari hutang. Dengan demikian, diharapkan perusahaan mampu bersaing dan meningkatkan kualitas kinerjanya. 

“Dengan adanya IPO, tentunya hal tersebut mendukung transparansi serta good governance perusahaan BUMN. Melantainya perusahaan pelat merah di bursa saham Indonesia turut memberikan angin segar yang diharapkan dapat menarik minat investor lokal maupun asing sehingga meningkatkan volume perdagangan saham Indonesia,” katanya saat dihubungi, Senin (31/5/2021). 

Menurutnya, proses IPO memerlukan persiapan yang lebih matang. Terlebih prosedur administrasi dilakukan secara virtual. Meski IPO di masa pandemi juga dipermudah dengan adanya relaksasi jangka waktu laporan keuangan dan laporan penilai. 

“Tantangan selanjutnya adalah potensi volatilitas (ukuran tingkat fluktualitas) pasar saham yang tinggi juga dapat mempengaruhi minat investor sehingga memerlukan timing yang baik saat melakukan IPO saham,” katanya.

Selain itu, ia mengatakan, ada beberapa kategori BUMN yang IPO, yaitu energi, minyak dan gas; industri kesehatan; jasa keuangan; industri pangan dan pupuk; telekomunikasi dan media; serta industri mineral dan batu bara. Dari deretan kategori itu, menurutnya, yang menarik untuk dibeli sebagai investasi adalah di kategori telekomunikasi.

Baca juga: Korsel Bakal Pajaki Transaksi Uang Kripto 20 Persen, Indonesia Masih Mengkaji | Asumsi

“Dari ke enam kategori tersebut, saham sektor telekomunikasi masih memiliki prospek yang baik di tengah persaingan yang cukup ketat,” katanya.

Sedangkan prospek jasa keuangan, kata Felisya, diharapkan membaik seiring dengan harapan pemulihan ekonomi. Lalu, kategori minyak dan gas masih bergantung terhadap harga komoditas.

“Terutama harga minyak yang dipengaruhi oleh sentimen global, seperti perkembangan kasus Covid-19 di dunia yang menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi,” katanya.

Adapun daftar BUMN dan anak usahanya yang melantai ke BEI, berdasarkan sumber dari Okezone, di antaranya adalah:

Anak Usaha Pertamina:

PT Pertamina International Shipping (Persero)

PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)

PT Pertamina Hulu Energi (Persero)

PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero)

PT Pertamina Hilir (Persero)

Sektor Kesehatan:

PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)

PT Bio Farma (Persero)

Sektor Perbankan, Pertanian, Telekomunikasi, dan Pertambangan:
PT EDC and Payment Gateway (Persero)

PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)

PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero)

PT Telkom Data Center (Persero)

PT Inalum Operating (Persero)

PT MIND ID (Persero)

PT Logam Mulia (Persero)

Share: Belasan BUMN Akan IPO, Pengamat Ungkap Peluangnya