Internasional

Bajak Pesawat Hingga Tangkap Jurnalis, Belarus Dikecam Satu Eropa

Irfan — Asumsi.co

featured image
Tangkapan Layar YouTube/On Demand News

Belarus
sedang dikecam satu Eropa. Sejumlah negara benua biru bahkan melarang
maskapainya untuk melintasi wilayah udara negara yang terletak di Timur Eropa
ini. Musababnya adalah pembajakan pesawat yang diduga kuat didalangi oleh
pemerintahan Belarus sendiri.

Insiden pembajakan itu terjadi pada
Minggu (23/5/2021) dan menimpa maskapai Irlandia, Ryanair, dengan nomor
penerbangan FR4978. Pesawat yang mestinya terbang dari Yunani ke Vilnius,
Lithuania, itu tidak pernah sampai ke tujuan seharusnya karena dipaksa mendarat
di Minsk, Belarus.

Mengutip DW,
alasan otoritas Belarus menghentikan pesawat dan memintanya turun di Minsk
adalah karena ancaman bom. Saat memasuki wilayah udara Belarus, pesawat Ryanair
sempat dikawal oleh jet tempur MiG-29 yang memintanya mendarat. Dalam sebuah
pernyataan, Ryanair juga mengatakan para awak telah diberi tahu oleh Belarusia
Air Traffic Control tentang potensi ancaman keamanan di pesawat dan
diperintahkan untuk mengalihkan pesawat ke bandara terdekat.

Baca juga: Rapor Merah Kebebasan Pers Indonesia, 70 Persen Kekerasan Dilakukan oleh Polisi | Asumsi

Namun nyatanya bukan bom yang dicari oleh
pemerintah Belarus. Soalnya, alih-alih menggeledah pesawat, aparat Belarus
malah memeriksa para penumpang satu per satu. Dan dari sekian pemeriksaan,
aparat keamanan berhenti di satu orang bernama Raman Pratasevich.

Selain Pratasevich, Sofia Sapega,
mahasiswi 23 tahun yang pergi bersama Pratasevich juga ikut ditangkap. Dikutip
dari Reuters,
pihak berwenang Lithuania mengatakan, selain Pratasevich dan Sapega, tiga
penumpang lain pun tidak pernah sampai di Lithuania.

Dalam laporan yang dihimpun DW,
Pratasevich cukup tenang saat diamankan. Meski ia tidak bisa menyembunyikan
ekspresi gemetarnya. Saat aparat mulai memisahkannya dengan para penumpang
lain, Pratasevich mengikuti sambil berucap kepada para penumpang lain:
“Hukuman mati menunggu saya di sini”.

Siapakah
Pratasevich?

Pratasevich adalah seorang pria yang kini
berusia 26 tahun. Dia dianggap ancaman oleh Belarus karena aktivismenya yang
menentang Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Rezim Lukashenko sendiri telah
memimpin Belarus selama 26 tahun.

Pratasevich, yang juga bekerja sebagai
bloger dan jurnalis, memang telah masuk di daftar pantauan “teroris” yang disusun
oleh Komite Keamanan Negara Belarus, KGB. Delik pidana yang dibebabkan pada
Pratasevich adalah mengorganisir aksi massa hingga mengakibatkan kerusuhan.
Delik ini terkait peran besarnya di kanal Nexta, sebuah kanal di aplikasi
Telegram yang menjadi salah satu motor penggerak aksi unjuk rasa menentang
Lukashenko pada Agustus 2020 lalu.

Pratasevich telah lama meninggalkan
Belarus. Untuk mengamankan diri, dia beroperasi dari Polandia sejak 2019.

Adapun Nexta menjadi sumber informasi
utama tentang protes ketika internet ditutup setelah pemilihan presiden yang
disengketakan pada bulan Agustus 2020. Dengan sebagian besar pemimpin oposisi
telah meninggalkan Belarus, Nexta telah memainkan peran kunci dalam menyebarkan
informasi, mengunggah pembaruan, mengumumkan waktu dan lokasi unjuk rasa,
sampai mengungkapkan fakta tentang kebrutalan polisi.

Mengarah
pada Jurnalis

Rezim Lukashenko, sejak Juni lalu, sudah menggaungkan
perang pada media. Ia beralasan, penangkapan kepada para jurnalis perlu
dilakukan karena mereka bertanggung jawab atas pengaturan dan aksi massa
oposisi.

Penangkapan pertama pada jurnalis menimpa
Ihar Losik. Ia adalah konsultan untuk Radio Free Europe/Radio Liberty dan
pendiri saluran Telegram berpengaruh lainnya, Belarusia of the Brain.

Pada
18 Mei 2021, layanan keamanan Belarus juga menggerebek kantor Tut.by,
outlet media terbesar di Belarus, serta apartemen jurnalis situs web tersebut.
Pemimpin redaksi portal, Maryna Zolatava, dan jurnalis lainnya ikut ditangkap.

Baca juga: Aktivis Penolak TWK-KPK Diretas Serentak, Hak Digital Semakin Terancam | Asumsi

Sebelum dicegat di udara, pemerintah
Belarus juga sempat meminta pemerintah Polandia untuk mengekstradisi
Pratasevic. Namun permintaan itu tidak diindahkan Polandia.

Saat ini, puluhan portal berita
independen telah diblokir, sejumlah surat kabar juga disebut tidak lagi
dicetak.

Pemimpin oposisi Belarus Sviatlana Tsikhanouskaya
khawatir Rezim Lukashenko akan menyiksa para oposan yang ditangkap. “Kami
sangat takut, tidak hanya untuk kebebasannya, tetapi untuk hidupnya,” kata
Tsikhanouskaya kepada Sky News.

Reuters menyebut, beredar
sebuah video di aplikasi Telegram yang menampilkan Pratasevich di tahanan.
Dalam video itu, Pratasevich menyebut dirinya baik-baik saja. Namun oposisi
tidak percaya video itu, termasuk ayah Pratasevic yang menilai pengakuan
anaknya di video dibuat di bawah tekanan aparat.

Langkah
Uni-Eropa

Uni Eropa bersiap untuk memberikan sanksi
terhadap Belarus. Pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussel menyerukan agar
maskapai penerbangan Belarus dilarang dari wilayah udara 27 negara itu dan
mendesak maskapai yang berbasis di Uni Eropa untuk menghindari terbang di atas
bekas Republik Soviet tersebut.

Uni Eropa juga setuju untuk memperluas
daftar individu Belarus yang sudah mereka beri sanksi dan meminta Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk menginvestigasi pembajakan yang
diduga disponsori oleh negara. Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya juga
menyerukan pembebasan Pratasevich.

Share: Bajak Pesawat Hingga Tangkap Jurnalis, Belarus Dikecam Satu Eropa