Peningkatan jumlah kasus yang terjadi saat memang mencemaskan kita semua. Penambahan kasus per hari sudah di atas 40 ribu, kalau kondisi ini terus terjadi, di akhir Juli 2021 angka terkonfirmasi akan tembus 3 juta kasus.
Perkembangan gejala Covid-19 dari hari ke hari bisa jadi berpola seperti pelana kuda. Yang dimaksud pelana kuda adalah beberapa pasien virus corona atau Covid-19 melaporkan yaitu di mana pasien percaya mereka telah pulih, tapi beberapa saat kemudian justru gejalanya memburuk.
Hal ini tentu meresahkan banyak pihak terutama pelajar atau pekerja yang merantau dan tinggal sendirian. Banyak kasus masyarakat terkonfirmasi Covid-19, namun enggan melapor karena takut dikucilkan dan mengisolasi diri sendiri.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa penting sekali untuk mengobservasi perubahan yang dialami tubuh pada di masa pandemi ini.
Baca Juga: 6 Tempat Isolasi Mandiri Paling Unik di Seluruh Dunia | Asumsi
Minggu pertama, saat seseorang sudah bergejala merupakan kunci penting apakah bisa sembuh atau sebaliknya kondisi kita bisa semakin memburuk. Oleh karena itu, WHO mengeluarkan rekomendasi untuk pasien yang terinfeksi oleh virus dan tanpa gejala cukup isolasi mandiri selama 10 hari lalu bisa dikatakan sembuh dan bisa lepas isolasi.
“Jika dalam 10 hari masih tetap tanpa gejala, bisa dikatakan bahwa sebenarnya daya tahan tubuh kita bisa menghancurkan virus tersebut. Karena itu, untuk pasien tanpa gejala tidak perlu minum antivirus, cukup dengan vitamin-vitamin seperti vitamin C, D dan E,” ujarnya kepada Asumsi.co, Kamis (15/7/2021).
Ia menambahkan bahwa untuk pasien dengan gejala ringan diusahakan agar tetap dipertahankan tidak memburuk, khususnya pada minggu pertama tersebut. Masa isolasi 10 hari ditambah tiga hari tanpa gejala demam karena dianggap pasien tersebut sudah berhasil mengatasi infeksinya.
Pada minggu pertama, penderita harus memberikan kesempatan daya tubuh untuk bisa melawan virus tersebut dengan beristirahat, makan dan minum yang cukup, serta tidak stress.
Pada pasien dengan gejala ringan dan sedang yang sedang isoman dianjurkan untuk tetap konsultasi ke dokter agar mendapatkan arahan antivirus dan obat-obatan yang harus diminum untuk melawan virus tersebut.
Baca Juga: Panduan Isolasi Mandiri | Asumsi
“Perlu diketahui bahwa kriteria sedang pasien Covid-19 ditetapkan jika sudah ada infeksi paru tetapi saturasi oksigen masih baik, sedangkan kriteria berat jika infeksi pneumonia yang terjadi sudah menyebabkan penurunan saturasi oksigen. Oleh karena itu, penting juga tersedia oximeter saat melakukan isolasi mandiri,” terang Ari.
Sebagai langkah awal, dikutip dari corona.jakarta.go.id, jika sudah merasakan gejala Covid-19 seperti batuk, anosmia, dan demam, segera rencanakan isolasi diri dan jadwalkan untuk tes PCR di fasilitas kesehatan terdekat. Seseorang juga wajib melakukan isolasi mandiri jika pernah melakukan kontak dekat dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, orang yang terinfeksi virus corona dan tidak memiliki gejala perlu melaporkan diri ke Puskesmas terdekat agar dapat diarahkan ke lokasi isolasi terkontrol yang tersedia.
Umumnya, isolasi mandiri berlangsung selama 10-14 hari setelah seseorang terkonfirmasi positif. Namun, jika gejalanya menetap, maka durasi isolasi mandiri bisa lebih lama.
Baca Juga: Cerita Hendra yang Bikin Tabel Gejala Selama Isolasi Mandiri COVID-19 | Asumsi
Saat menjalani isolasi mandiri, selalu gunakan masker di rumah, jangan melakukan kontak fisik dengan orang lain, dan pisahkan peralatan pribadi dari milik orang lain. Pastikan persediaan obat-obatan pribadi, masker, hand sanitizer, dan disinfektan Anda mencukupi. Perhatikan sirkulasi udara di kamar dan biarkan jendela terbuka setiap pagi.
Terakhir, selalu pantau kesehatan dan perhatikan apakah kondisi semakin membaik atau tidak.