Tagar #TangkapEdyMulyadi bergaung di Twitter, Senin (24/1/2022). Hingga pukul 10.30, #TangkapEdyMulyadi sudah dicuitkan sebanyak 26.100 kali oleh warganet.
Hal ini menyusul viralnya video pernyataan mantan calon legislatif (caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Edy Mulyadi yang dianggap menghina Ibukota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur di Twitter.
Didesak ditangkap: Tagar ini berisikan kecaman dari warganet yang geram terhadap pernyataan yang dilontarkan Edy yang dinilai menganalogikan pemindahan ibukota seperti memindahkan gedung ke tempat jin membuang anak.
Seperti akun @Oktafiansyah75 yang menegaskan kalau Edy mesti ditindak secara hukum atas ucapannya yang dianggap keterlaluan. Menurutnya, polisi mesti bertindak dengan menindak secara hukum.
“Harus ada tindakan hukum buat mulut comberan seperti ini, supaya tidak ada lagi Edy-Edy yang lain,” cuitnya.
Akun @sertiviano menimpali lewat cuitan yang menyebutkan kalau ucapan Edy sangat menyinggung warga Kalimantan. Menurutnya, pernyataan eks caleg PKS itu tak bisa dianggap enteng.
“Perkataanmu sangat menyinggung perasaan warga Kalimantan, di samping akhirnya membuat gaduh, tak pantas anda katakan demikian. Berharap pada pihak penegak hukum ambil tindakan,” kicaunya.
Menyinggung masyarakat setempat: Sejumlah pihak pun ikut angkat bicara soal ini. Anggota DPR RI daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah, H Agustiar Sabran mengaku sangat menyayangkan perkataan Edy Mulyadi dalam videonya yang viral.
Ia mengamini kalau pernyataan Pulau Kalimantan diistilahkan lokasi tempat jin tempat buang anak, sangat menyinggung perasaan masyarakat asli setempat.
“Kalau mau mengkritik masalah kebijakan pemerintah dalam memindahkan Ibu Kota Negara harusnya Edy Mulyadi dan kawan-kawan dapat menggunakan bahasa yang santun serta ilmiah,” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Senin (24/1/2022).
Didesak minta maaf: Ia mengharapkan, ke depan istilah-istilah yang dapat menyinggung perasaan orang lain tak lagi digunakan Edy untuk mengkritik hal-hal yang tengah menjadi perhatian publik saat ini.
Di sisi lain, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak terpancing emosi secara berlebihan. Namun, tunjukkan aksi protes dengan cara elegan, santun, dan beretika.
“Kalaupun ada sejumlah organisasi masyarakat yang ingin melaksanakan aksi protes atas hal tersebut, maka lakukanlah dengan prosedur hukum dan sampaikan aspirasi tersebut sesuai dengan jalur demokrasi,” ungkap Agustiar.
Agustiar mendesak supaya Edy Mulyadi dan kawan-kawannya dapat berbesar hati untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Kalimantan akibat kekhilafannya.
Sikap tak terpuji: Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kalimantan Timur (PA GMNI Kaltim) Mis Heldy Zahri ikut menyayangkan pernyataan Edy Mulyadi.
Ia menilai yang dikatakan Edy Mulyadi merupakan bentuk penghinaan kepada Kaltim. Oleh sebab itu, dirinya ikut menyerukan agar pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk tidak tinggal diam.
“Jangan sampai hanya gara-gara seorang Edy Mulyadi kondusifitas negara terganggu. Ini pernyataan yang tidak terpuji dan tidak bermoral yang dilakukan seorang Edy Mulyadi di YouTube,” tuturnya. (zal)
Baca Juga:
Eks Caleg Hina IKN Baru, PKS: Tak Wakili Kami
Menimbang Sisi Positif dan Negatif Pembangunan IKN Baru Pakai APBN
Gaduh Arteria Dahlan Minta Ganti Kajati karena Rapat Berbahasa Sunda