Pemberian vaksin booster alias dosis ketiga, belakangan kian gencar diberikan kepada masyarakat umum, dengan syarat batas minimal enam bulan dari vaksinasi dosis kedua dan tinggal di kabupaten/kota yang telah mencapai vaksinasi dosis kedua 60 persen.
Tak hanya kelompok lanjut usia dan komorbid, masyarakat usia 18 tahun ke atas saat ini sudah bisa menerima booster secara gratis sejak 12 Januari lalu untuk menekan penyebaran COVID-19 varian Omicron.
Efek Samping Terasa Lebih Cepat
Namun, belakangan muncul keluhan dari warganet di Twitter yang telah menerima vaksin booster, mengaku kalau suntikan dosis ketiga ini lebih keras efek sampingnya dirasakan oleh mereka.
Rata-rata dari mereka, menyebut efek samping pegal-pegal lebih terasa kali ini. Akun @tahu88 misalnya yang menyebutkan kalau efek samping dari vaksin booster ini terasa lebih cepat dibandingkan dosis pertama dan kedua.
Tak hanya merasa pegal-pegal pada persendian, ia juga mengaku mengalami meriang hingga demam tinggi meski sudah berjam-jam sejak vaksin booster disuntikkan ke tubuhnya.
“Belum 6 jam, kepala pening, sendi agak linu, badan dingin-dingin gak jelas. Kayak orang lulungu baru bangun tidur, agak samar-samar. 18 jam setelah vaksin booster, linu-linunya makin mantep, demam di angka 37,6. Mata panas,” cuitnya.
Efek samping vaksin booster lumanyun juga nih kerasanya.
— Glng (@tahu88) January 21, 2022
Sementara itu, akun @mulberrytrust mencetitakan pengalamannya usai menerima vaksin booster, efek sampingnya terasa lebih cepat dari dua vaksinasi sebelumnya.
“Udah booster! Dapatnya Pfizer. Efek samping belom keliatan, tapi tangan udah pegel dan nyut-nyutan banget. Beda banget sama vaksin 1/2. Masih aman ga ada demam tapi pegel mampus akhirnya pasang koyo 4 biji,” ungkapnya.
Update 1: Udah booster! Dptnya Pfizer. Efek samping belom keliatan, tp tangan udah pegel dan nyut2an bgt. Beda bgt sama vaksin 1/2 T____T lets see seharian ini gmn
— ✿◕ ‿ ◕✿ (@mulberryrust) January 22, 2022
Tak Perlu Khawatir
Menyikapi hal ini, Epidemiolog Universitas Airlangga, Windu Purnomo, mengatakan vaksin booster hanya disuntikkan sebanyak setengah dosis dibandingkan dua vaksinasi sebelumnya yang diberikan masing-masing satu dosis.
Menurutnya, dengan perbedaan dosis ini semestinya tidak lebih keras efek sampingnya dibandingkan dua vaksinasi sebelumnya dengan vaksin dari platform apapun.
Akan tetapi, menurutnya bisa saja efek samping vaksin dosis ketiga ini terasa lebih cepat pada orang komorbid alias dengan penyakit penyerta atau karena kondisi tubuhnya yang memang lebih responsif terhadap vaksin.
“Orang komorbid biasanya memang bisa merasakan efek samping lebih cepat atau kondisi tubuh dia berbeda yang lebih cepat merespon vaksin. Cuma selama ini, orang yang menerima booster bahkan lansia dan saya tanya-tanya, enggak ada yang bilang efek sampingnya lebih keras,” ujarnya kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Minggu (23/1/2022).
Namun, ia meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan efek samping vaksin booster ini. Sebab, efek samping ringan seperti pegal, tubuh terasa meriang, hingga demam adalah efek samping ringan dan umum terjadi pada orang yang habis divaksinasi.
“Enggak usah khawatir berlebihan. Itu kan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) ringan yang biasa kok terjadi sama orang yang baru divaksin lagi,” katanya.
Windu menyarankan, orang yang merasakan efek samping seperti demam, menggigil, hingga pegal-pegal setelah vaksinasi segera meminum obat paracetamol untuk meredakannya. Selain itu, penting untuk banyak minum dan makan agar tubuh tidak lemas.
Hal yang penting, kata dia orang yang baru saja divaksinasi pantang untuk merokok, meminum alkohol, dan meminum kopi. Sebab, ia mengatakan ketiga hal ini bisa mengganggu kerja vaksin di dalam tubuh.
“Iya, pantangan ini kalau dilakukan setelah vaksinasi, bisa mengganggu metabolisme tubuh dan efektifitas vaksinnya saat direspons oleh imun di tubuh kita,” terangnya.
Ia juga mengingatkan agar banyak beristirahat dan tidak melakukan berbagai aktivitas berat setelah menerima suntikan vaksin dosis ketiga. “Begitu juga sebelum divaksin itu harus tidur cukup enam sampai delapan jam supaya fit saat divaksinasi,” imbuhnya.
Intensitas Berbeda
Sementara itu, anggota Pakar Medis Satgas COVID-19, Erlina Burhan mengamini kalau efek samping ringan biasa terjadi pada orang setelah disuntikkan vaksin.
Efek samping ini, kata dia memang bisa dirasakan dalam intensitas waktu yang berbeda-beda, tergantung reaksi imun masing-masing saat vaksin mulai bekerja di dalam tubuh mereka.
“Ada efek samping ya, wajar. Justru yang aneh kalau enggan ada efek samping sama sekali. Berarti itu vaksinnya diragukan efikasinya. Durasi dan intensitas efek samping tentu bisa berbeda-beda ada yang lebih cepat ada yang baru berjam-jam kemudian merasanya,” ucapnya melalui pesan singkat.
Ia menegaskan, tidak akan ada risiko yang berbahaya apalagi sampi mematikan seperti yang dikhawatirkan berbagai pihak dari vaksinasi dosis ketiga ini.
“Enggak berbahaya, tenang. Ini vaksinasi dosis ketiga justru bisa memberikan perlindungan ekstra dari penularan Omicron selama memang syaratnya terpenuhi, seperti 18 tahun ke atas dan sudah enam bulan dari vaksin terakhir yang kedua,” tandasnya.
Baca Juga