Jelang peluncuran film Penyalin Cahaya di Netflix, 13 Januari, film garapan sutradara Wregas Bhanuteja itu justru terganggu kabar dugaan pelecehan seksual yang melibatkan salah satu kru film.
Padahal film ini sendiri mengangkat isu pelecehan seksual dan diharapkan bisa menjadi media yang menyuarakan kegelisahan masyarakat.
Dugaan pelecehan seksual: Dalam keterangan tertulisnya yang diunggah pada akun Instagram film Penyalin Cahaya @penyalincahaya, tim produser Rekata Studio dan Kaninga Pictures mengakui menerima laporan dari komunitas yang mengelola pelaporan terhadap peristiwa pelecehan seksual.
Salah satu nama dari tim film Penyalin Cahaya tercatat sebagai terlapor akan dugaan perbuatan di masa lalunya.
“Kami Rekata Studio & Kaninga Pictures berkomitmen untuk memberikan ruang aman yang bebas dari pelecehan seksual dan kami akan selalu berpihak pada penyintas. Menjaga lingkungan produksi film yang bebas dari pelecehan seksual adalah juga merupakan misi utama kami,” tulisnya.
Dihapus dari kredit: Sebagai tindak lanjut dari laporan itu, Rekata Studio dan Kaninga Pictures memutuskan untuk menghapus nama terlapor dari kredit film Penyalin Cahaya dan di materi-materi publikasi film.
Pihak terlapor tersebut tidak lagi menjadi bagian dari film Penyalin Cahaya dan Rekata Studio.
“Rekata Studio & Kaninga Pictures sangat serius dalam menyikapi kejadian ini dan kami berharap proses-proses yang terjadi setelah pelaporan ini berjalan dengan mengakomodir kepentingan penyintas dan dapat terselesaikan sesuai jalur yang tepat,” tulisnya.
Bercerita tentang apa: Sekadar informasi Penyalin Cahaya berkisah tentang Suryani (diperankan oleh Shenina Cinnamon) yang harus kehilangan beasiswanya, karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar. Suryani tidak mengingat apa pun yang terjadi pada dirinya saat menghadiri pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya.
Dalam pesta tersebut, Suryani tidak sadarkan diri. Ia lantas meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan), teman masa kecilnya yang juga tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.
Angkat isu pelecehan seksual: Saat mempromosikan film ini, sutradara Wregas Bhanuteja mendedikasikan film Penyalin Cahaya sebagai media untuk menyuarakan isu kekerasan seksual yang selama ini ditutup-tutupi banyak masyarakat Indonesia.
Wregas menilai film merupakan media komunikasi yang paling efisien untuk menyuarakan sebuah kegelisahan yang sedang terjadi di masyarakat, termasuk isu kekerasan seksual yang menjadi tema dalam film Penyalin Cahaya.
“Film ini adalah suara kita untuk melawan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat kita hari ini,” kata Wregas dalam konferensi virtual, 2 September 2021.
Raih 12 Piala Citra: Film Penyalin Cahaya mencuri perhatian publik usai memborong 12 dari 17 kategori Piala Citra pada FFI 2021. Beberapa penghargaan ternama yang dimenangkan Penyalin Cahaya adalah penulis skenario asli terbaik, pemeran utama pria terbaik, sutradara terbaik, hingga film terbaik.
Penyalin Cahaya juga telah melakukan screening di Busan Internasional Film Festival 2021.
Baca Juga:
Angkat Isu Seksual, Film Penyalin Cahaya Bersaing di Festival Film Busan 2021
Pengakuan Artis Indah Permatasari Pernah Alami Pelecehan Seksual
Selamat! Film YUNI Sabet Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021