Covid-19

LaporCovid-19 Soroti Jual Beli Vaksin Ilegal hingga Gap Kematian Pusat-Daerah

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
antarafoto.

LaporCovid-19 mencatat adanya 71 aduan penyelewengan vaksinasi Covid-19 selama tahun 2021. Penyelewengan tersebut meliputi jual beli vaksin Covid-19, vaksin booster untuk non-nakes, dan pemalsuan sertifikat vaksin. 

Temuan ini dinilai membuat publik kesulitan mendapatkan informasi secara real time terkait jumlah vaksin yang sudah tiba di wilayahnya. Transparansi distribusi vaksin juga jadi sorotan.

Minimnya transparansi: LaporCovid-19 melihat di antara 71 laporan ada 27 laporan yang  justru diduga melibatkan oknum petugas hingga pejabat atau kepala daerah yang memiliki akses secara langsung terhadap distribusi vaksin.

“Dan semakin memperlebar ketimpangan mendapatkan layanan kesehatan yang setara,” ucap dalam keterangan tertulis yang diterima Asumsi.co, Selasa (4/1).

Tidak hanya itu, LaporCovid-19 juga menyoroti situs-situs informasi Covid-19 provinsi dan kota atau kabupaten yang masih minim soal kualitas dan transparansi data. Berdasarkan akumulasi data per provinsi, jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 160.476 jiwa, sementara rilis Kemenkes RI atau Satgas Covid-19 nasional hanya tercatat 144.094 jiwa hingga 31 Desember 2021.

Ketimpangan ini menunjukkan ada selisih sekitar 16 ribu kematian yang tidak diumumkan oleh Kemenkes RI atau Satgas Covid-19 nasional. Padahal, situs-situs informasi Covid-19 provinsi dan kota/kabupaten sangat berperan dalam pendataan, menjadi pembanding, serta validasi terhadap versi pemerintah pusat, sehingga kualitas dan transparansi data perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Lebih lanjut, hal yang perlu diperbaiki dari data 34 provinsi, yakni model penyajian, pembaruan data, dan keterbukaan data.

Kasus jual-beli vaksin ilegal: Menyoroti penyelewengan program vaksin, Anggota koalisi LaporCovid-19 Amanda Tan menerima laporan kasus penjualan vaksin Covid-19 di situs jual beli Tokopedia pada 13 Desember 2021. Pasalnya, vaksin Covid-19 tersebut dijual dengan harga Rp 700 ribu.

“Jual beli vaksin Covid-19 di Tokopedia sebesar 700.000 dan ketika kami LaporCovid-19 menelusuri memang ada transaksi jual beli, ada barangnya dan ada speknya atau fitur dari vaksin tersebut,” kata Amanda, Selasa (4/1), dikutip dari Kompas.com.

Jenis vaksin gotong royong: Amanda membeberkan jenis vaksin Covid-19 yang dijual di Tokopedia, yakni digunakan untuk program vaksinasi gotong royong.

“Halo, saya melihat ini di Tokped yang menjual slot VGR seharga Rp 700rb. Saya masih menunggu untuk divaksinasi di program vaksinasi nasional karena stoknya tidak cukup!!!! Jika vaksin dijual dengan harga ini, hanya orang kaya yang mampu memberikan perlindungan terhadap covid, saya harap LaporCovid19 akan menyelidiki ini!! tokopedia.link/cxqkGxBCWib,” tulis dalam laporan warga tersebut.

Kemenkes tidak merespons: Menurut keterangan, laporan itu telah disampaikan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tetapi belum ada respons.

“Kami juga melakukan pengaduan tersebut ke Itjen Kemenkes, namun kemudian dicap sebagai hoaks oleh Kominfo, padahal saat itu kami cukup menelusurinya dan memang ada spek vaksin yang ditampilkan, apa saja vaksinnya, dan bagaimana cara transfer uang dan sebagainya,” pungkas Amanda.

Baca juga:

Alasan Gaga Muhammad Siapkan Pleidoi usai Dituntut 4,5 Tahun Bui

Jokowi Perintahkan Percepat Pengesahan RUU TPKS

Mabes Polri Kuatkan Alasan Polda Mesti Tahan Bahar Bin Smith

Share: LaporCovid-19 Soroti Jual Beli Vaksin Ilegal hingga Gap Kematian Pusat-Daerah