Pemerintah belum mau menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) meski sudah ada kasus virus corona (Covid-19) varian omicron di Indonesia.
Pembelajaran tatap muka di sekolah akan terus berjalan sesuai dengan regulasi yang masih berlaku.
Sambil vaksinasi: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah belum mau menghentikan PTM karena vaksinasi terhadap anak sudah dimulai.
Dia yakin dengan kekebalan tubuh usai anak-anak menerima suntikan vaksin virus corona. Atas dasar itu, pemerintah belum mau menghentikan pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Sambil jalan, sekarang target kita dari 26,5 juta mungkin awal tahun bisa 10-15 juta vaksinasi anak,” kata Muhadjir di Jakarta pada Rabu kemarin (30/12/2021).
Libatkan sekolah: Muhadjir mengatakan vaksinasi terhadap anak melibatkan sekolah agar lebih cepat terlaksana. Puskesmas juga termasuk lokasi vaksinasi terhadap anak.
“Sebenarnya cepat saja, kalau vaksinnya ada di sekolah ya anaknya datang ke sekolah,” kata Muhadjir.
Kasus omicron Indonesia: Hingga Rabu kemarin (29/12/2021), sudah ada 68 kasus virus corona varian omicron yang terdeteksi di Indonesia.
Mayoritas adalah WNI yang baru pulang dari luar negeri. Mereka yang positif mengidap omicron dikarantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran serta RSPI Sulianti Saroso.
Pembelajaran di sekolah: Pemerintah pusat membolehkan pemerintah daerah melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Bahkan mendorong agar lebih banyak daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka demi mengejar ketertinggalan materi siswa selama pandemi.
Akan tetapi, tidak semua daerah wajib melakukan pembelajaran tatap muka. Hanya daerah dengan minim kasus virus corona yang boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Itu pun tidak full selama satu minggu, melainkan selang-seling dalam tiga hari. (alg)
Baca juga:
Pembelajaran Tatap Muka Penuh Guna Cegah Putus Sekolah
Mulai 2022 Tidak Ada Lagi Jurusan IPA, IPS, Bahasa
Nadiem Perintahkan Sekolah di Wilayah PPKM Level 1-3 Segera Gelar PTM