Internasional

Polisi Inggris Selidiki Dugaan Pemerkosaan di Metaverse

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Unsplash/UK Black Tech/Ilustrasi VR

Polisi Inggris sedang menyelidiki kasus pemerkosaan pertama di metaverse. Korban merasa putus asa usai avatarnya (karakter digitalnya) diperkosa beramai-ramai oleh orang asing di dunia maya.

Gadis berusia di bawah 16 tahun itu tidak mengalami luka serangan fisik apa pun. Namun, petugas kepolisian menyatakan korban menderita trauma psikologis dan emosional sama seperti seseorang yang diperkosa di dunia nyata karena teknologi virtual reality (VR) dirancang untuk menghadirkan pengalaman mendalam.

Kasus ini diperkirakan merupakan pertama kalinya di Inggris sebuah pelanggaran seksual virtual diselidiki oleh polisi. Korban sedang berada di ‘ruangan’ dalam game online VR gratis yang dijalankan oleh pemilik Facebook, Meta, Horizon Worlds, bersama banyak pengguna lainnya saat terjadi penyerangan virtual yang dilakukan oleh beberapa pria dewasa.

Selain korban tersebut, ada sejumlah serangan seksual yang dilaporkan di Horizon Worlds.

“Hal ini menimbulkan sejumlah tantangan bagi penegakan hukum mengingat undang-undang yang ada saat ini tidak dirancang untuk hal ini,” tutur seorang perwira senior yang mengetahui kasus ini, dilansir dari Daily Mail.

Tuntut Pembuatan Regulasi

Kini, para pemimpin kepolisian di Inggris menyerukan undang-undang untuk mengatasi gelombang pelanggaran seksual dalam Metaverse. Para pemimpin kepolisian di Inggris juga mengimbau petugas meng-upgrade taktiknya untuk menghentikan orang-orang mesum yang menggunakan teknologi baru untuk mengeksploitasi anak-anak.

Namun kasus penting ini telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah polisi harus melakukan tindak pidana – mengingat polisi dan jaksa saat ini sedang berjuang dengan banyaknya kasus pemerkosaan yang sebenarnya. Kemudian, kasus ini juga telah menimbulkan pertanyaan apakah penyerangan tersebut harus dituntut berdasarkan undang-undang yang berlaku saat ini.

Pimpinan Investigasi Perlindungan dan Pelecehan Anak Dewan Kepala Kepolisian Nasional, Ian Critchley memperingatkan Metaverse menciptakan pintu gerbang bagi predator untuk melakukan kejahatan mengerikan terhadap anak-anak. Rincian kasus pemerkosaan pertama di Metaverse ini dirahasiakan untuk melindungi anak yang terlibat di tengah kekhawatiran bahwa karena beberapa alasan penuntutan tidak dapat dilakukan.

Dilansir dari BBC, Ketua Asosiasi Polisi dan Komisaris Kejahatan, Donna Jones meminta kepolisian Inggris bekerja dengan cepat dalam menangani kasus serangan seksual virtual terhadap avatar seorang gadis yang pengaduannya dibuat pada tahun 2023 itu.

“(Polisi) mereka harus bekerja sama dengan pemerintah, khususnya dengan Kementerian Kehakiman, untuk menyoroti hal-hal yang perlu dilakukan perubahan peraturan perundang-undangan,” tutur Donna.

Ini bukan pertama kalinya kekhawatiran muncul tentang serangan bermotif seksual di Metaverse. Sebelumnya, pada tahun 2022, peneliti Nina Jane Patel mengaku mengalami pemerkosaan di dunia virtual yang dioperasikan oleh Meta bernama Horizon Venues (sekarang bagian dari Horizon Worlds).

Baca Juga:

APBN Defisit Rp347,6 Triliun Sepanjang 2023

Israel Habiskan Rp897 T untuk Serang Palestina

Lebih dari 5.000 Vegetasi Indonesia Terancam Punah

Share: Polisi Inggris Selidiki Dugaan Pemerkosaan di Metaverse