Kesehatan

Benarkah Vaksin Booster Bisa Efektif Lawan Omicron?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Antara

Masifnya penyebaran varian Omicron membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah, dan tenaga kesehatan mendorong dilakukannya percepatan vaksinasi secara lengkap.

Seiring dengan itu, gagasan perlunya vaksin booster untuk memaksimalkan pencegahan penularan virus ini mulai diperbincangkan.

Kajian CDC: Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merilis pedoman baru soal pemberian dosis booster bagi masyarakat umum.

Rekomendasi booster untuk melawan varian Omicron ini, menurut CDC, bertujuan membangun kembali perlindungan yang mungkin telah berkurang sejak rangkaian vaksinasi awal.

“Penelitian menunjukkan, booster bisa mengurangi kemungkinan seseorang terkena COVID-19 atau menjadi sakit parah jika tertular,” tulis kajian CDC di situs resminya.

Masih dalam situs resminya, dari segi cara kerjanya, saat seseorang mendapatkan vaksin apa pun, sistem kekebalan tubuh akan terbentuk sehingga memungkinkan munculnya antibodi untuk melawan infeksi di masa depan.

Uji coba: Data CDC yang melacak peserta uji coba vaksin Pfizer selama 100 hari setelah booster menunjukkan, efek positif suntikan dapat dimulai segera setelah tujuh hari setelah mendapatkan booster.

Dalam uji coba, orang dengan booster Pfizer berisiko jauh lebih rendah mengalami infeksi gejala COVID-19 antara seminggu hingga dua bulan setelah mendapatkan booster dibandingkan dengan orang dengan dua suntikan yang menerima booster plasebo

Hasilkan antibodi: Sementara itu, asisten profesor mikrobiologi-imunologi di Chicago’s Northwestern University Feinberg School of Medicine, Pablo Penaloza-MacMaster mengatakan, seiring berjalannya waktu, respons kekebalannya bisa melemah.

Menurutnya, booster memang memungkinkan untuk memberikan perlindungan silang terhadap varian virus Corona yang berbeda. Ia mengatakan, suntikan booster memperkenalkan kembali sistem kekebalan pada patogen sehingga membuat lebih banyak sel penghasil antibodi.

Kunci dalam proses ini adalah jenis sel darah putih yang disebut sel B memori, tetap berada di tubuh Anda dan akan mengenali dan melawan patogen yang sama.

“Sewaktu Anda memasukkan suntikan lain, sel B memori Anda dapat merasakan protein yang dibuat oleh virus, kemudian mereka mulai membuat lebih banyak antibodi,” ujarnya seperti dilansir dari Health, Kamis (23/12/2021).

Perlindungan ekstra: Persoalan booster ini membuat pihak Johnson & Johnson angkat bicara. Mereka mengungkapkan saat seseorang menerima booster dua bulan setelah suntikan pertama, tingkat antibodi meningkat empat hingga enam kali lipat.

Ahli menyebutkan, kecil kemungkinan seseorang mendapatkan perlindungan ekstra setelah sehari mendapatkan booster. Sebab, memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu bagi sel-sel memori untuk menghasilkan lebih banyak antigen.

“Kita tahu, antara minggu pertama dan kedua memiliki peningkatan besar dalam perlindungan, tetapi belum ada eksperimen yang melihat jam atau hari,” ujar Penaloza-MacMaster.

Efek positif: Pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center of Health Security, Amesh A. Adalja mengamini banyak orang akan membenarkan berbagai efek positif dari booster dalam waktu seminggu.

“Efek penuhnya diyakini akan muncul dalam dua minggu setelahnya. Secara umum, begitulah sistem kekebalan merespons dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat perlindungan puncak,” pungkasnya.

Baca Juga

Indonesia Dapat Tambahan Kasus Omicron dari Malaysia dan Kongo

Kasus Probable Penyebaran Omicron di Indonesia Jadi 11 Orang

Strategi Pencegahan Omicron dan Masih Perlunya WFH

Share: Benarkah Vaksin Booster Bisa Efektif Lawan Omicron?