General

Pernyataan Dudung “Jangan Terlalu Mendalami Agama” Tuai Kontroversi

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Pernyataan Dudung "Jangan Terlalu Mendalami Agama" Tuai Kontroversi

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman menuai kontroversi. Ceramahnya saat mengisi kuliah Subuh di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Papua beberapa waktu lalu menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Apa yang diucapkan: Dikutip dari Kompas, ucapan itu dilontarkan Dudung saat berkunjung ke Kodam XVII Cenderawasih dan Kodam XIV Hasanuddin. Video tersebut diunggah di akun YouTube Dispenad (TNI AD), Sabtu (4/12/2021).

Didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiah, Dudung menjelaskan berbagai tingkatan-tingkatan keimanan, seperti taklid, iman ilmu, iman iyaan, iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat.

“Oleh karenanya banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh. Katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama, karena akhirnya terjadinya banyak penyimpangan-penyimpangan,” ucap Dudung.

Klarifikasi TNI AD: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna meluruskan pernyataan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman terkait “jangan terlalu dalam mempelajari agama”.

Brigjen Tatang mengatakan maksud KSAD ialah dalam mempelajari agama harus ada pendampingan guru atau ustaz. Pasalnya, apabila mempelajari agama tanpa pendampingan ahli bisa berpotensi terjadi penyimpangan.

“Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan,” kata Tatang, dikutip dari Detik.com.

“Misalnya, kata hadis ini ikut. Kemudian, kata hadis yang lain, juga ikut. Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli,” tambahnya.

Respon Kemenag: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas turut merespons pernyataan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Meski mengaku tidak tahu persis apa yang disampaikan Jenderal Dudung, Yaqut menilai yang dimaksud Jenderal Dudung yakni tidak belajar agama terlalu dalam sendirian.

Menurut Yaqut, untuk mendalami agama memang perlu bimbingan guru atau kyai atau ulama. Sebagaimana Al ghazali sampaikan, barangsiapa yang tidak mempunyai guru yang memberi petunjuk, maka setan yang akan menuntunnya.

Begitu pula dengan Imam Abu Yazid Al Bustomi dalam bahasa lain mengatakan, barangsiapa tidak mempunyai guru, maka imamnya adalah setan.

“Tapi apa maksud sebenarnya dari pernyataan KASAD, tentu beliau sendiri yang tahu,” lanjut Yaqut, dikutip dari Detik.com.

Tabayyun: Sementara itu, Wamenag Zainut Tauhid mengajak masyarakat untuk tabayyun dan meneliti dahulu maksud dari Jenderal Dudung. Dengan demikian, tidak menimbulkan salah paham yang berujung pada kegaduhan. (zal)


Baca Juga:

Share: Pernyataan Dudung “Jangan Terlalu Mendalami Agama” Tuai Kontroversi