Isu Terkini

Aksi 212 Tahun Ini: Singkat, tapi Tak Jelas dan Tak Padat

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Aksi reuni 212 yang berlangsung pada tahun ini berbeda suasana dan nuansanya dibandingkan dengan pelaksanaan reun-reuni sebelumnya, apalagi jika dibandingkan dengan yang pertama kali digelar pada tahun 2016.

Massa peserta aksi yang berkumpul di sekitar jalanan Jakarta Pusat pada Kamis (02/12/2021) ini terkesan tak tentu arah. Massa beraksi tanpa komando.

Singkat, tak jelas, dan tak padat, barangkali adalah tiga kata yang bisa menjadi kesimpulan aksi reuni 212 tadi.

Awal Mula Aksi 212

Aksi 212 pertama kali digagas pada 2 Desember 2016, di halaman Monumen Nasional. Kala itu, Aksi 212 dilakukan sebagai sikap protes terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai menista agama Islam.

Massa menilai Ahok telah menista agama Islam dengan cara mengutip Surat Al-Maidah ayat 51 ketika melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Aksi 212 pun berlangsung dengan melibatkan ribuan massa dari berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Aceh, Palembang hingga Makassar. Mereka dikoordinir oleh sejumlah ormas Islam, salah satunya Front Pembela Islam (FPI).

Para peserta mulai berkumpul sejak Subuh dan melaksanakan salat berjamaah. Para peserta pria lalu melakukan salat Jumat berjamaan di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, dan doa bersama di kawasan Bundaran Hotel Indonesia.

Pemimpin FPI, Rizieq Shihab, menjadi khatib dalam pelaksanaan salat berjamaah.Seiring dengan itu, orasi dilakukan para peserta di depan Polsubsektor Thamrin.

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri, menemui massa di kawasan Silang Monas di tengah hujan.

Puluhan ribu aparat gabungan diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa tersebut. Massa aksi mengklaim, ada 7,5 juta peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti aksi itu. Sementara, Polda Metro Jaya menyatakan aksi itu hanya melibatkan 100 ribu orang.

Keberlanjutan Reuni Aksi 212

Aksi 212 berlanjut di tahun berikutnya setelah Ahok dinyatakan bersalah dan dipenjara. Presidium Alumni 212 menggelar unjuk rasa itu sebagai momen perayaan setahun Aksi 212.

“Maulid Agung dan Reuni Akbar” menjadi tema yang digagas panitia pada Reuni 212 tahun 2017. Panitia mengklaim jumlah peserta kali ini mencapai 7,5 juta orang. Polda Metro Jaya justru memperkirakan peserta yang hadir sekitar 8 juta orang.

Reuni 212 dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, politikus Fadli Zon dan Fahri Hamzah, hingga pemimpin FPI Rizieq Shihab yang menyampaikan pidato dari Arab Saudi.

Pada tahun 2018 dan 2019, reuni aksi 212 kembali digelar dengan dipusatkan di lapangan Monas, Jakarta Pusat. Di tahun 2018, pemimpin FPI Rizieq Shihab menyerukan agenda #2019GantiPresiden melalui pidato yang disampaikan dalam bentuk tayangan video.

Sementara di Tahun 2019, mereka menekankan seruan sekaligus permintaan pemulangan Rizieq dari Arab Saudi yang terganjal proses administrasi ke Indonesia.

Rizieq, dalam pidatonya melalui rekaman video kala itu, menyampaikan pesan agar presiden terpilih yang kembali diemban Preisden Jokowi, serta wakil presiden Ma’ruf Amin mampu membangun Indonesia dengan jujur dan menjaga amanah rakyat.

Tahun 2020, saat awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, reuni aksi 212 berlangsung secara virtual dengan mengangkat tema “Revolusi Akhlak, Solusi untuk Indonesia yang Bermartabat”.Kala itu, Presidium Alumni 212 sempat meminta agar pelaksanaannya berlangsung secara tatap muka, tetapi karena memahami situasi pandemi di tanah air yang tak kunjung mereda akhirnya mereka mengalah.

Tahun Ini Tanpa Komando

Pada penyelenggaraan reuni aksi 212 tahun ini, massa mendapat larangan dari polisi dengan dalih pencegahan penyebaran virus Covid-19. Namun, mereka tetap berkumpul di sekitar kawasan Kebon Sirih, Wahid Hasyim, hingga MH Thamrin.

Tidak seperti kegiatan reuni sebelumnya yang terang-terangan menyampaikan tema dan agendanya, Reuni 212 tahun ini tampak tidak jelas tujuan dan seruan yang ingin disampaikan. Jumlah pesertanya pun terpecah sehingga tidak diketahui secara pasti.

Bahkan ketidakjelasan tema dan agenda ini membuat para peserta yang ikut serta merasa kebingungan. Nisa, warga Tangerang yang ikut aksi kali ini malah asyik sendiri berswafoto ria sendirian sampai rombongannya.

“Ketinggalan jemaah ini karena asyik sendiri. Rombongan saya ada di Masjid Cut Meutia. Saya asyik foto-foto sendiri soalnya dari tadi,” katanya ditemui Asumsi.co di depan Sarinah.

Peserta aksi lainnya, Firly benar-benar mengaku kebingungan dengan aksi yang diikutinya karena tidak ada yang mengarahkan akan berkumpul di mana. “Enggak ada yang kasih komando harus ke mana. Jadinya ya enggak tahu nih mau gimana,” ucapnya.

Sementara itu, Hari, yang mengaku dari Jakarta memilih bersama teman-temannya yang ikut aksi 212 duduk tak jelas di pinggir jalan sekitar MH Thamrin.

Mereka tidak tahu akan menggelar aksi dimana karena dibubarkan polisi.”Enggak dikasih tempat untuk berdemo. Tadinya kan, di Patung Kuda. Jadi bengong gini. Mau pulang kita lihat situasi dulu saja,” ucapnya.

Baca Juga

Wagub DKI: Jangan Sampai Reuni 212 Malah Jadi Klaster Baru

Reuni 212 Aksi yang Mubazir, Hanya Konsolidasi Politik

Tolak Bubarkan Diri, Massa Reuni 212 Ngotot Bertahan

Share: Aksi 212 Tahun Ini: Singkat, tapi Tak Jelas dan Tak Padat