General

Menemukan Potensi Lestari dalam Kuliner Tradisional Khas Gorontalo-Bone Bolango

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
Tesalonica Harefa/Asumsi.co

Dua kabupaten anggota Lingkar Temui Kabupaten Lestari (LTKL), Kabupaten Gorontalo dan Bone Bolango bekerja sama dengan Kaum Jakarta, Brookland Coffee, dan MasakTV untuk menggali kuliner daerah dan menemukan potensi pengembangan produk turunan pangan ramah lingkungan dan ramah sosial, melalui program Sustainable Culinary Journey Gorontalo.

“Para mitra mengeksplorasi ragam kuliner dan pangan Gorontalo dan Bone Bolango serta potensi mengembangkan ragam menu dan produk turunan yang lestari,” kata Bupati Gorontalo sekaligus Sekretaris Jenderal LTKL, Nelson Pomalingo dalam “Jelajah Rasa dan Budaya Gorontalo-Bone Bolango” yang diselenggarakan di Kaum Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Kedua kabupaten tersebut memiliki akar kuliner yang sama yakni menjadikan boga bahari segar seperti ikan tuna sebagai bahan untuk membuat hidangan utama dan kelapa sebagai komponen utama dalam bumbu masakannya. Selain ikan dan kelapa, kedua wilayah itu juga memiliki potensi yang besar pada pangan jagung (milu) yang berwarna putih dan bertekstur kenyal seperti ketan.

Dalam acara tersebut ketiga bahan ini dimasak menjadi beberapa makanan ramah lingkungan seperti Tuna Jagung Pulut yang dipotong secara dadu dan tidak dimasak menggunakan api namun memanfaatkan asam jeruk ciu dan dicampur dengan butiran jagung.

Ada pula Ayam Iloni yang dimasak secara bersamaan dengan bumbu (ungkep) sehingga bertekstur lebih lembut dan kental. Bumbunya sendiri, terbuat dari rempah seperti jahe, kunyit, kemiri dan cabe keriting juga kelapa sehingga memiliki rasa yang tidak terlalu kuat namun manis.

Dengan memperkenalkan jenis pangan lokal melalui cara pengolahan yang berbeda dan tampilan yang lebih mengikuti zaman, Nelson berharap produk lokal tersebut dapat dikenal dengan lebih luas di luar daerahnya.

“Semoga lewat acara ini kuliner Gorontalo dan Bone Bolango dapat dikenal lebih luas, tidak hanya di sekitar Sulawesi tapi hingga nasional. Ini akan memotivasi UMKM pangan di kabupaten kami untuk berinovasi dengan ramah lingkungan dan ramah sosial,” ujar Nelson.

Sementara itu, Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan bahwa pangan lokal di daerahnya membutuhkan diversifikasi untuk lebih dikenali dan menarik minat masyarakat luas.

“Gorontalo dan Bone Bolango itu sebenarnya kaya akan makanan pangan di sekitarnya ya, hanya memang perlu ada diversifikasi,” kata Hamim.

Hamim menjelaskan daerahnya juga memiliki kopi Pinogu dan gula aren organik yang dapat diolah menjadi makanan unik namun membutuhkan modifikasi sehingga kualitasnya bisa lebih meningkat. Selain mengikuti Festival Jelajah Rasa, pihaknya juga banyak membuat pelatihan bagi UMKM agar dapat memperkenalkan pangan lokal lebih luas dan mengemasnya ke dalam bentuk yang lebih menarik.

Hamim berharap dengan dikenalnya pangan lokal khas daerahnya dapat membantu mengembangkan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.

“Kami berharap produk tentang makanan dan pangan di Gorontalo bisa terkenal di luar pulau dan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kami supaya banyak permintaan dari luar nanti,” katanya.

Chef Masak TV Alvin Maulana melihat potensi kreasi menu ini sebagai tumpuan bagi masyarakat tersebut lebih berani menawarkan pangan lokal yang sebenarnya dapat dilestarikan lebih dalam.

Menurutnya menu yang perlu dilestarikan, yakni bahan pangan yang berasal dari karbohidrat. Ubi dan pisang goroho dapat dijadikan salah satu pengganti nasi. Sehingga, ia menginginkan adanya perubahan dalam menciptakan bahan dasar makanan yang sehat.

Acara Jelajah Rasa dan Budaya Gorontalo-Bone Bolango menjadi salah satu rangkaian menuju Festival Kabupaten Lestari 4 (FKL4) yang akan diselenggarakan di dua kabupaten tersebut pada 23 hingga 28 November 2021 secara daring dan luring.

Baca Juga:

Share: Menemukan Potensi Lestari dalam Kuliner Tradisional Khas Gorontalo-Bone Bolango